Wanita bermata indah itu membuka tirai jendela kamar dan memandangi daun-daun kekuningan yang berserakan dibawah halaman rumah nya. Sudah musim gugur, musim yang membawa atmosfir sendu setidaknya bagi wanita yang belum genap berusia 27 tahun itu. Ia bergerak membuka knop jendela yang ternyata adalah sebuah pintu menuju balkon kamarnya. Angin dingin di bulan September itu menyambutnya dan memainkan rambut wanita berambut hitam tersebut. Ia lalu menggosok hidung mancung nya yang kemerahan karena menahan hawa dingin bulan oktober. Ia mengeratkan sweater turtleneck berwarna coklat yang sedang dipakai nya agar menutupi lehernya yang kedinginan. Cuaca sedang kurang bersahabat.
Pintu kamar wanita itu terbuka dari dalam, memunculkan seorang pria yang memakai kemeja putih dilapisi sweater tipis berwarna cream dan celana bahan berwarna senada. Rambut nya yang di tata membuat pria itu terlihat tampan dan modis.
"Aku berhasil mendapatkannya" pria berpostur tubuh cukup tinggi itu berkata pada wanita bermata indah tadi seraya menghela nafas.
"Benarkah? Apa dari semua tanggal itu berhasil kau dapatkan?" tanyanya pada pria itu tanpa menoleh dan tetap memandangi langit senja.
"Iya iya iya Tuan putri, aku bahkan mendapatkan 2 hari terakhir untuk berada di VVIP seperti yang kau minta, dan itu untuk kita berempat" ucap pria tadi "walaupun aku sangat terpaksa mengikuti keinginanmu" lanjutnya mengeluh sembari mendaratkan tubuhnya pada tempat tidur tanpa merasa canggung sama sekali.
Wanita itu tersenyum sendu mendengar ocehan pria tersebut lalu menghampiri nya dan ikut mendaratkan tubuh disebelah pria jangkung tadi seraya berkata "Kau memang yang terbaik, Kim Min jae" ucap wanita itu menatap pria yang dipanggil Kim min jae itu.
"Haruskah kau seperti ini shin chaekyung? Apa kau tidak apa-apa?" Tanya Minjae pada wanita disebelahnya sembari mengelus sayang rambut panjang wanita itu.
"Aku harus memastikannya minjae-ya, kau mengerti kan apa maksudku?" Ucap chaekyung menghela nafas berat
"Baiklah, selesaikanlah semuanya. Ini terakhir seperti yang kau katakan padaku. Jangan sakit chaekyung-ah, itu menyakitiku" ucap minjae sambil merengkuh tubuh chaekyung memeluknya dan mengelus punggung ringkih wanita itu dengan perlahan seolah punggung wanita cantik itu adalah sesuatu yang sangat rapuh.
"Pemandangan apa ini yang kulihat ?" tiba-tiba muncul seorang perempuan cantik mengenakan celana panjang dan blazer senada berwarna peach dari pintu kamar chaekyung yang memang dibiarkan terbuka. "Kau Kim minjae, aku sudah peringatkan padamu untuk tidak perlu menuruti apa yang gadis bodoh itu inginkan. Eigeuuuu jangan harap aku akan memaafkanmu" ucap Wanita cantik tadi bersungut-sungut.
"Semi-ya kau kenapa sangat suka sekali mengomel seperti orang tua, dan itu tidak berubah sama sekali bahkan setelah 6 tahun aku mengenalmu"ucap pria itu melepas pelukannya pada chaekyung lalu melempar bantal kukis berwarna coklat ke arah wanita berpenampilan sedikit tomboy tadi sembari tertawa.
"Apa kau bilang?? Kau ingin menyebutku seperti bibimu lagi??" Semi menghampiri minjae dan menerjang pria itu hingga mereka bertiga bergelung diatas tempat tidur saling memukul menggunakan bantal yang chaekyung punya.
Mereka tertawa-tawa bersama walaupun umur mereka sudah mulai mendekati kepala tiga, tapi tidak pernah mengubah apapun dalam persahabatan mereka. Shin chaekyung, Kim Min jae dan Yoon Semi tidak pernah bisa dipisahkan setelah Shin chaekyung dipertemukan kembali dengan Kim Min jae di universitas dan mereka bertiga memulai bisnis bersama bahkan ketika mereka masih berada di tingkat 2. Apakah kalian ingat Kim Minjae ? Ya dia adalah teman kerja part time chaekyung dan semi saat bekerja di kedai jajjangmeon Tuan dan Bibi choi.
"Apakah yoonhye eonni sudah dalam perjalanan menuju seoul, semi-ya?" tanya chaekyung pada semi disela-sela tawa mereka.
"Kurasa sebentar lagi dia akan sampai disini" jawab semi tanpa melepaskan cubitannya pada pipi minjae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Fanfiction"aku hanyalah bayangan yang selalu akan mengikutimu kemanapun kau melangkah..." Seperti itulah aku mendeskripsikan diriku. (END)