Pagi ini Seungmin bergegas menghampiri Minho saat mendengar suara mobil Minho berderung.
" KAKAK!! KAKAK TUNGGU!!" Panggil Seungmin heboh, dia berlari kencang dan menutup pintu mobil Minho yang sempat di buka sang pemilik.
" Apa? Jangan berlarian di rumah!"
" Aku menumpang mobil mu ya! Please..."
" Tidak!"
" Kak! Sekali ini saja ya, ya, ya." Bujuk Seungmin.
" Aku sibuk!"
" Aku tau kau sibuk jadi antarkan sampai halte dekat kampus saja."
" Siapa yang sudi mengantarkan mu!"
" Kakak... Rumah sakit tempat kau bekerja kan searah dengan kampusku. Hitung-hitung aku hemat ongkos kan."
" Seungmin!"
" Ya?"
PLOKK!
Minho menempelkan selembar uang kertas di dahi Seungmin.
" Untuk naik bus!" Minho dengan cepat masuk kemobil dan menghilang dari sana.
" Dasar laki-laki tak punya hati! Pelit!" Umpat Seungmin.
" Tapi... Lumayan juga, untuk tambahan membeli camilan untuk menonton drama nanti malam." Seungmin mengamankan uang pemberian Minho dan berlari menuju halte bus.
______________________________________
Selesai kelas Seungmin mampir kerumah Felix yang menjadi sahabat baiknya, untuk mengerjakan tugas kampus.
" Eh ada tamu!" Sapa sesosok tampan dan tinggi yang baru saja memasuki rumah Felix.
" Iya, hai." Sapa Seungmin canggung.
" Hyunjin! Kau baru pulang?" Tanya Felix.
" Iya, tadi aku main sebentar dengan teman-temanku. Oh ya, dia temanmu?" Hyunjin melirik ke arah Seungmin.
" Iya, kami mau mengerjakan tugas kampus bersama."
" Owh begitu. Ya sudah aku kekamar dulu."
" Oke!"
Hyunjin pun berlalu menuju kamarnya. Mata Seungmin terus mengikuti kemana si tampan itu pergi hingga membuat Felix memberikan deheman singkatnya.
" I..itu siapa Lix?"
" Itu saudara kembarku, namanya Hyunjin."
" Kembar? Memang sih rambut kalian agak mirip tapi wajah kalian tidak." Seungmin tersenyum tipis.
" Tentu saja tidak, dia laki-laki, aku perempuan mana mungkin sama!"
" Oh iya! Benar juga sih. Tapi... Kakakmu tampan ya!"
" Tidak perlu kau katakan aku sudah paham sayang, kau pasti menginginkan sesuatu dari ku kan?" Felix mengalungkan tangannya di leher Seungmin.
" Kau memang paling mengerti aku! Aku mencintaimu.
" Aku lebih mencintaimu mumumu..."
Hyunjin yang berniat kembali untuk mengambil minum tak sengaja melihat kemerasaan saudarinya dan sahabatnya itu. Dia pun mengurungkan niatnya dan kembali kekamar.
Setelah selesai mengerjakan tugas, Seungmin pun berpamitan pulang. Hyunjin turun dan menemui Felix.
" Kau terlihat sangat akrab dengannya?" Singgung Hyunjin.
" Iya, dia anak yang baik. Dia juga pintar, karena itu aku mau belajar bersamanya." Ucap Felix riang.
" Ohh..." Ucap Hyunjin santai sambil menengguk air minumnya.
" Oh ya, Seungmin minta nomor ponselmu tadi, jadi aku berikan."
" APA?! KENAPA?!" Hyunjin panik.
" Kau ini kenapa? Aku hanya memberikan nomor ponselmu. Bukan memberikan sertifikat rumah ini padanya! Reaksi mu berlebihan sekali!" Felix kesal karena Hyunjin tidak sengaja menyemburkan air minum kewajahnya.
" Kenapa dia harus meminta nomor ponselku? Aku kan tidak kenal dengannya." Hyunjin balik kesal pada Felix.
" Aku ingin kau lebih dekat dengannya!"
" Kenapa aku harus dekat-dekat dengannya?!" Nada bicara Hyunjin semakin naik.
" Kenapa kau marah-marah?"
" Jelas aku marah! Kalau kau mau membagi nomor ponselku pada temanmu setidaknya pada seorang gadis! Begitu saja tidak mengerti! Hah!" Hyunjin membanting gelas minumnya dan pergi kekamarnya.
" Eh? Memang Seungmin bukan gadis lagi? Apa dia sudah menikah? Tapi dari mana Hyunjin tau? Apa jangan-jangan.... Hyunjin! Ada yang harus kau jelas kan padaku!" Felix menyusul Hyunjin di kamarnya.
______________________________________
Sementara itu, Seungmin berjalan santai menuju rumah Minho dengan sekantung besar snack dan eskrim di tangan satunya. Dia melompat-lompat kecil untuk sampai kerumah.
" Dari mana saja?! Jam segini baru pulang?" Minho menanyai Seungmin seperti seorang maling.
" Aku tadi habis mengerjakan tugas di rumah teman, jadi pulangnya agak telat." Ucap Seungmin sambil tersenyum manis.
" Buang!"
" Buang? Apa yang dibuang?" Seungmin bingung.
" Benda manis yang ditanganmu itu! Kau mau hidup tanpa gigi seperti waktu kecil!" Ledek Minho.
" Enak saja! Aku baru membelinya!"
" Buang!"
" Tidak!"
" Puppy! Menurutlah cepat!"
" Aku bukan puppy! Kalau kakak mau ambil saja sendiri! Wek!" Ledek Seungmin.
Minho berusaha merebut es krim tersebut tapi Seungmin menghindar dengan sigap.
" Nye, nye, nye..." Ledekan Seungmin sukses memprovokasi kemarahan Minho.
Minho makin bersemangat mengejar Seungmin yang terus menghindar dan berlarian hingga memanjat sofa.
Akhirnya Minho dapat meraih pinggang Seungmin dan membanting tubuh itu kesofa. Seungmin menutup matanya, dia takut menatap mata tajam Minho.
Minho pun menyita es krim dan sekantung snack milik Seungmin.
" Kak! Jangan diambil!" Rengek Seungmin saat Minho bangkit membawa separuh hidupnya itu.
" Aku sudah bilang, dilarang makan makanan tidak sehat! Dan lihat, apa yang kau bawa?"
" Tapi kak, hidupku terasa hampa tanpa mereka semua."
" Hidupmu akan sakit jika kau terlalu banyak makan yang seperti ini! Lihat pipimu yang hampir meledak itu! Mulai besok kau harus ikut aku jogging dan workout!"
Seungmin cemberut sementara Minho masih menatap sadis kearahnya.
" Kau ini kenapa? Dari kecil kau selalu galak padaku! Apa salahku pada kakak? Aku benci kakak! Kakak JELEK!! JELEK!!"
Minho menahan tubuh Seungmin dan menghimpitnya di tembok.
" Beraninya kau menghujat wajahku yang tampan ini!" Minho marah.
" Hah! Apa kau tidak punya cermin di kamarmu? Minggir! Aku tidak mau menatap wajah jelek kakak! Nanti mataku kena radiasi!" Seungmin menyingkirkan tubuh Minho dan pergi kekamarnya.
Minho terdiam memikirkan perkataan Seungmin.
" Apa iya aku sejelek itu?" Minho bingung sendiri.
Kyuji_25
KAMU SEDANG MEMBACA
[ GS ] CASE
Fanfiction[ 2MIN AREA ] Bijak sebelum membaca. Book ini bukan bxb dan mengandung konten dewasa [ 23+ ] Bagi yang berbeda pandangan atau belum cukup umur harap skip saja Sekian dan terimagaji