WARNING!! 🔞
°
°
°
°______________________________________
Minho dan Seungmin pun melangkah meninggalkan lestoran, saat seseorang berlari kearah keduanya.
" Maaf.. " Pemuda di lestoran tadi menghentikan langkah Seungmin.
" Iya, ada apa?" Tanya Seungmin.
" Maaf, kalau kau merasa aneh, karena aku tiba-tiba memesankan es krim untukmu. Tapi, aku mohon kau jangan tersinggung." Ucap pemuda itu malu-malu.
" Tidak, maaf ya aku sedang tidak bisa makan es krim. Tapi terimakasih, aku menghargai pemberianmu."
" Hm.. itu... Bisakah aku berteman denganmu di chat?"
" Owh, tentu." Seungmin merogoh tasnya untuk mencari ponselnya namun Minho menahannya.
" Sayang, kau itu terlalu baik pada semua orang. Aku paling tidak suka ya jika ada pria lain yang menganggu pacarku." Minho merangkul pinggul Seungmin dan mendekatkan wajahnya kearah Seungmin.
" Oh, maaf ini pacarmu? Aku pikir dia pamanmu." Celetuk pemuda itu hingga membuat Minho menarik kerah baju pemuda asing itu dengan tatapan killernya.
" Kau mau mati!"
" Kakak, jangan! Sudah turunkan dia." Seungmin berusaha menenangkan Minho.
" Pergilah aku tidak ingin melihat wajahmu!" Minho melepaskan cengkramannya dan pemuda itu pun lari kocar kacir.
Minho menarik Seungmin dalam pelukannya dan menatap nya dalam.
" Kakak, lepaskan aku! Atau orang akan berpikir macam-macam soal kita." Seungmin berusaha menjauhkan tangan Minho dan pinggulnya.
" Ingat kata-kataku! Jangan menggunakan dress seperti ini lagi saat keluar rumah! Kau terlihat buruk!"
" Iya, iya aku tau aku jelek, buruk, pipiku menggembung! Sudah lepaskan, ku mohon!"
" Baguslah kalau kau sadar!" Minho melepaskan Seungmin dan kembali berjalan menuju mobilnya.
Seungmin mengumpat, menedang dan melampiaskan semua amarahnya pada bayangan Minho yang terbentuk di sana.
" Hey puppy! Kau mau pulang dengan ku atau mau jalan kaki kerumah!"
" Iya kak, tunggu!"
______________________________________
Minho sedang sibuk di dapur sementara Seungmin sibuk menonton kartun dan tertawa keras ruang tengah.
" Sshh... Puppy itu berisik sekali!" Keluh Minho pelan sambil terus memulas piring-piring di sana.
Tiba-tiba listrik rumah padam hingga semua berubah menjadi sunyi dan gelap.
" Seungmin! Seungmin! Tolong ambilkan lampu emergency di kamarku! Seungmin!" Teriak Minho ketakutan.
" Kaaakk..." Minho melirik kearah Seungmin yang menakutinya dengan cara mengarahkan senter ponselnya ke arah wajah.
Bukannya takut, Minho malah memeluk Seungmin erat.
" Kak apa yang kau lakukan?" Seungmin meronta.
" Diamlah!" Tubuh Minho bergetar hebat. Seungmin terdiam, dia membalas pelukan Minho dengan mengelus lembut punggung Minho.
" Kau masih phobia gelap? Ku pikir setelah dewasa, phobia kakak akan berkurang."
" Rasa takut itu bukan sesuatu yang bisa hilang begitu saja saat kau dewasa!"

KAMU SEDANG MEMBACA
[ GS ] CASE
Fanfiction[ 2MIN AREA ] Bijak sebelum membaca. Book ini bukan bxb dan mengandung konten dewasa [ 23+ ] Bagi yang berbeda pandangan atau belum cukup umur harap skip saja Sekian dan terimagaji