Pagi ini Seungmin sibuk menyiapkan bekal untuk calon suaminya. Minho menuruni tangga dan menatap sendu gadis yang ada di hadapannya itu. Hatinya masih berat untuk beranjak dari sana.
" Kakak? Apa semuanya sudah lengkap?" Tanya Seungmin lembut.
Minho berjalan menghampiri Seungmin, dia mengelus pipi chubby yang akan sangat dia rindukan di sana. Seungmin merasa khawatir dengan tatapan Minho itu.
" Kak... Semua akan baik-baik saja. Aku kan menunggu kakak di sini."
" Aku bukan mengkhawatirkan itu,"
" Lalu?"
" Aku takut rumahku berubah menjadi rumah hantu karena banyak sampah dan sarang laba-laba di mana-mana." Goda Minho.
" Kalau begitu menikah saja dengan rumah ini!" Seungmin kesal, dia memalingkan wajahnya.
Minho terkekeh, dia memeluk erat pinggang Seungmin dan mengelus surai Seungmin.
" Aku bahkan belum beranjak rumah ini, tapi aku sudah sangat merindukanmu Seungmin. Apa yang harus ku lakukan?"
" Setahun bukan waktu yang lama kak, percayalah," Seungmin mengelus wajah resah Minho.
" Ikutlah denganku!"
" Mana mungkin, aku kan masih harus kuliah."
" Ambil cuti dulu." Rengek Minho.
" Kakak, ku mohon jangan seperti anak kecil. Biasanya juga kau berkata kejam padaku." Goda Seungmin.
" Seungmin...." Minho menahan tekuk Seungmin dan mencium bibir Seungmin dengan hangat.
Minho melumat dengan agresif, dia ingin menumpahkan segala keresahannya di sana. Seungmin mentup matanya, mengalungkan kedua tangannya di leher Minho. Dia menikmati cumbuan kerinduan yang Minho berikan bahkan sebelum mereka berpisah.
Minho mengangkat tubuh Seungmin dan menggendong Seungmin dalam pelukannya sementara bibir keduanya masih terpaut di sana. Minho menahan tubuh Seungmin diantara dirinya dan dinding rauangan.
Kecupannya mulai menjalar ganas di sekitar leher Seungmin, membuat Seungmin berdesah pelan. Minho menghisap leher Seungmin seperti seorang vampir yang haus darah, kemudian kembali menjamahi bibir Seungmin yang bahkan masih basah dengan sisa salivanya.
TIN! TIN!!
Klakson kencang mobil Chan yang sudah terparkir di depan pagar rumah Minho, membuyarkan moment panas itu. Minho menurunkan Seungmin dan mengusap sisa kepanasannya di bibir di manis itu.
" Maaf Seungmin, aku lepas kendali hingga bekasnya terlihat sangat jelas." Minho mengusap tanda kebiruan di leher Seungmin itu.
" Tidak apa kak, aku bisa pakai plester untuk menutupinya."
" Ide bagu, pakailah! Atau dokter gila itu akan menanyaiku macam-macam." Minho mempoint pada Chan yang menunggunya di luar.
Seungmin terkekeh, dia pun mengambil plester di kamarnya sementara Minho berjalan menghampiri Chan.
" Aku sudah menunggumu sepuluh menit disini! Ayo cepat!" Teriak Chan kesal.
" Aku kan sudah bilang tidak perlu menjemputku, kau saja yang banyak alasan!" Minho memasukan kopernya ke bagasi mobil Chan.
" Kakak bekalmu!" Seungmin berlari menghampiri Minho.
" Oh iya, hampir aku lupa. Terimakasih puppy kecil." Minho mencubit gemas pipi Seungmin. Dia mengambil bekal dari Seungmin dan masuk kemobil.
" Sudah? Begitu saja? Aku datang kesini untuk melihat ciuman panas perpisahan loh! Coba mengertilah!" Keluh Chan, tapi Minho dan Seungmin mengacuhkannya.
" Manis, apa yang terjadi? Apa dia selalu dingin begitu padamu? Kenapa kalian tidak berciuman seperti di drama?" Tanya Bang Chan penasaran.
" Pak dokter, mau kami berciuman seperti apa lagi? Dia sudah menghabiskan jatah satu tahunnya untuk sepuluh menit tadi, jadi apa lagi yang harus kami risaukan lagi?" Seungmin tersenyum.
Mata Bang Chan terusik oleh plester luka yang mengiasi leher Seungmin. Dia pun segera mengerti maksud si manis di hadapannya.
" Ohh--- seperti itu! Dasar! Ku pikir dia tidak akan mengerti hal seperti ini!" Chan menatap sinis Minho.
" Kau mau berdiri di sana saja atau mau pergi?!" Tanya Minho ketus.
" Iya! Kami pergi dulu ya," Chan berpamitan pada Seungmin.
" Pak dokter, tolong jaga kakak ya,"
" Jangan menitipkan ku padanya! Dia akan membuatku berganti perempuan setiap malamnya." Goda Minho.
" Hai! Aku tidak serendah itu ya bung!" Sahut Bang Chan.
Tiba-tiba Seungmin merasa sangat berat melepaskan kepergian Minho. Seungmin pun cemberut. Minho kembali menghampiri Seungmin dan mengelus pipi yang tertunduk di sana.
" Kau kenapa? Jangan merasa cemburu dengan semua itu, aku hanya bercanda. Aku tidak mungkin berganti pasangan sayang..." Bujuk Minho.
" Janji?" Seungmin memberikan kelingkingnya untuk Minho.
" Aku tidak berjanji dengan kelingking itu sayang. Ini janjiku!" Minho mencium dan melumat bibir Seungmin di hadapan Chan.
" Aku pergi dulu." Minho mengusak surai Seungmin. Seungmin mengangguk.
" Yah, kenapa hanya sebentar?" Protes Chan yang sudah menyiapkan ponselnya.
" Ayo pergi!" Minho menarik Chan masuk kemobil dan merekan pun pergi. Seungmin melambai mengiringi mobil putih tersebut yang berjalan menjauh.
" Tunggu aku Seungmin... Tunggulah sebentar lagi.... Aku akan kembali hanya untukmu." Minho terus memperhatikan Seungmin dari spion mobil hingga bayangan itu benar-benar menghilang dari sana.
Kyuji_25

KAMU SEDANG MEMBACA
[ GS ] CASE
Fanfiction[ 2MIN AREA ] Bijak sebelum membaca. Book ini bukan bxb dan mengandung konten dewasa [ 23+ ] Bagi yang berbeda pandangan atau belum cukup umur harap skip saja Sekian dan terimagaji