Malam ini, Felix duduk sendirian sambil termenung di halte dekat kampusnya. Malam sudah semakin larut tapi Felix masih enggan beranjak dari sana. Bukan bus pulang yang dia tunggu, tapi kepastian dari cintanyalah yang dia harapkan datang menjemputnya untuk malam ini.
Felix menghela nafas panjang, matanya berkaca-kaca. Dia mengenang kejadian manis saat bersama Changbin yang kembali menjadi momok baginya.
" Felix..." Suara deep yang dia rindukan menyapanya di keheningan malam.
" Kakak? Sedang apa kau di sini?" Felix mencoba menghadirkan senyum di bibirnya meski itu terasa perih di hati.
" Aku mencarimu,"
" Mencariku? Ada apa?"
" Menikahlah dengan ku Felix. Ini adalah ungkapan yang tulus dari hati ini, janganlah lagi menaruh keraguan di sana."
" Aku...."
" Jangan menjawab jika kau belum siap. Aku akan menanti sampai kau benar-benar yakin akan cintaku."
" Tapi itu akan banyak memakan waktumu. Apa kau siap?"
" Kau memang paling mengerti aku Felix, kau tau aku bukan tipe penunggu yang setia." Changbin terkekeh.
" Jika aku menolak kakak, apa kakak akan setuju dan menikah dengan Jisung?"
" Aku memang suka permainan. Tapi untuk yang satu ini, aku tak punya kuasa lebih untuk bermain dengan sebuah pernikahan. Ya sudah, sudah larut malam, aku akan mengantarkanmu pulang, ayo..."
" Kau tidak ingin mendengar jawabanku?"
" Aku tau kau belum siap. Mungkin aku masih bisa menunggu satu atau dua hari,"
" Kalau hatiku menerima pernyataanmu baik malam ini, satu hari atau dua hari kemudian apa yang akan kau lakukan?" Changbin menatap dalam mata Felix.
" Apa kau serius dengan perkataanmu?"
" Aku bukan tipe orang yang pandai bermain, apa lagi mempermaikan hati orang lain. Aku mau menikah denganmu kak!" Jawab Felix tegas.
Wajah Changbin berbinar. Dia menarik Felix dan memeluknya hangat. Malam ini terasa begitu indah bagi mereka berdua.
______________________________________
Sementara itu, Hyunjin dengan semua tekad dalam hatinya, akhirnya memberanikan diri untuk memasuki rumah keluarga Lee. Dia duduk di sana dan mengatakan semua maksud dan tujuannya.
Jisung terkejut, dia tak menyangka jika Hyunjin akan datang kerumahnya secepat ini. Tapi dia bahagia akhirnya Hyunjin berhasil meyakinkan hati kedua orang tuanya dan segera menentukan tanggal pernikahannya.
Jisung yang bahagia segera memberitahukan semuanya pada Seungmin dan Seungmin pun mengucapkan selamat pada ke duanya.
______________________________________
Dalam jangka satu tahun ini terjadi dua prosesi penting. Changbin dan Felix sudah menikah lebih dulu dan kini Felix sedang aktifnya mengidam dan membuat Changbin pusing dengan semua itu.
Besok adalah hari penting bagi Jisung, Seungmin membantu Jisung mempersiapkan segalanya.
" Ah, Seungminn... Aku tidak percaya, besok aku dan Hyunjin akan melangkah bersama ke altar dan mengucapkan janji setia kita." Jisung gugup membayangkan semua yang akan terjadi.
" Jisung ayolah! Besok jangan sampai salah mengucapkan janji pernikahanmu!" Keluh Jisung pada dirinya sendiri. Seungmin hanya tersenyum tipis.
Mata Seungmin tertuju pada foto keluarga Lee di meja kamar Jisung. Seungmin meraih foto itu dan menantap wajah yang dia rindukan di sana.
" Seungmin... Apa kakak masih belum menghubungimu? Ini sudah lewat setengah tahun, apa dia masih tidak memberi kabar?" Seungmin menggeleng pelan. Air mata mulai menetes tak terbendung.
" Seungmin... Maaf kan aku, seharusnya aku dan Hyunjin tidak seharusnya menikah lebih dulu. Aku sudah egois padamu," Jisung ikut sedih.
" Kau tidak boleh bicara seperti itu, besok adalah hari pernikahamu. Maaf aku sudah membuatmu sedih seperti ini."
" Maaf, sekali lagi maafkan aku."
" Tidak ada yang perlu di maafkan Jisung. Semua sudah menjadi keinginan takdir, kita tidak mampu berbuat banyak. Bahagialah sayang ku!" Seungmin mencubit gemas pipi Jisung.
" Hmm, kakak ipar... Peluk aku!" Rengek Jisung.
Seungmin memeluk erat Jisung, namun dia tak bisa mendustai hatinya yang sebenarnya sedang mengalami kekecewaan yang mendalam atas kediaman Minho.
Sudah 2 bulan terakhir Minho tak lagi menelpon Seungmin, dia juga tak mengirim chat ataupun membalas chat yang Seungmin kirimkan. Nomor ponselnya pun kini tak lagi dapat di bungungi.
Ponsel Chan pun mendadak tak bisa di hubungi, hanya dia satu-satunya harapan Seungmin untuk menanyakan apa yang sedang terjadi. Kedua pria tampan itu menghilang seperti di telan bumi.
Seungmin memandangi cincin pemberian Minho sebelum dia pergi, itulah yang menjadi penguat hati dan harapan Seungmin, jika suatu hari nanti Minho akan kembali dan menuntunnya menuju pelaminan impiannya.
" Kakak... Kau sedang apa? Aku rindu kak... Entah sampai kapan aku bisa menahan semua ini..."
Hati Seungmin menjerit, namun dia harus tetap tersenyum untuk menjaga perasaan adik dan orang tua Minho di sana.
Kyuji_25

KAMU SEDANG MEMBACA
[ GS ] CASE
Fanfiction[ 2MIN AREA ] Bijak sebelum membaca. Book ini bukan bxb dan mengandung konten dewasa [ 23+ ] Bagi yang berbeda pandangan atau belum cukup umur harap skip saja Sekian dan terimagaji