11

754 88 1
                                    

Seungmin sudah sehat dan kembali kerumah Minho. Terdengar suara ketukan pintu dari luar, Seungmin yang sedang berada di ruang tengah segera membukakan pintu.

" Pagi manis! Apa kabar?" Sapa pria tampan yang sudah berdiri di depan pintu rumah Minho.

" Oh dokter, aku baik dok. Dokter mau bertemu kakak ya?"

" Tidak, siapa bilang?! Aku mau menculikmu darinya, kau mau kan?" Wajah Bang Chan semakin dekat kearah Seungmin.

" Kau cari mati?!" Minho langsung meletakan telunjuknya di dahi Chan dan mendorong wajah itu menjauh dari puppy nya.

" Mau apa kau kemari?" Tanya Minho dingin.

" Aku mau membahas hal penting denganmu."

" Biasanya juga lewat chat."

" Aku bosan terus terkurung dalam kamar dan mengetik chat panjang. Aku ingin keluar mencari suasana dan pemandangan baru." Chan mempoint pada Seungmin yang masih berdiri di belakang Minho.

" Puppy! Kau tidak jadi pergi?"

" Oh! Iya, aku hampir lupa. Pak dokter, aku permisi dulu!" Seungmin buru-buru berlari kekamarnya.

" Cih... Sekarang pemandangannya jadi hilang! Dasar pengganggu!" Decit Bang Chan.

" Jika tidak ada yang lain, pulang!" Minho mencoba menutup pintu rumahnya, namun Bang Chan segera menahannya.

" Kau ini emosi sekali! Aku sungguh-sungguh ada hal penting yang ingin ku bicarakan!"

" Ya sudah masuk!" Bang Chan dan Minho duduk di ruang tengah.

" Kakak! Seungmin!" Teriak Jisung yang baru datang.

" Apa lagi sekarang!" Minho memegangi dahinya yang pening.

" Eh, maaf. Aku tidak tau jika ada tamu. Selamat pagi." Sapa Jisung manis.

" Wah, ternyata ini tempat yang bagus ya! Aku akan sering-sering kemari." Bang Chan terpesona dengan mahluk-mahluk manis di sana tentu saja kecuali Minho yang sejak tadi memandanginya dengan tatapan sadis.

" Jisung kau sudah datang?" Sapa Seungmin yang baru keluar dari kamarnya.

Jisung memandangi Seungmin sambil tersenyum. Jaket biru dan topi hitam itu sangat mencerahkan hatinya.

" Jangan pulang larut malam!" Minho memberi ultimatum.

" Tidak, paling pagi." Celetuk Seungmin, yang membuat tatapan tajam Minho menusuk ke jantungnya.

" Jisung ayo kita pergi!" Seungmin mengenggam tangan Jisung dan membawanya lari dari sana.

" Hah! Gila kakak mu itu menyeramkan sekali! Apa dia biasa makan daging manusia?!" Keluh Seungmin dengan nafas yang terengah-engah saat mereka berhenti di gang dekat halte bus.

Jisung hanya terdiam, wajahnya saja yang berubah memerah.

" Kau tidak apa-apa Ji? Apa kau sakit?" Seungmin meletakan punngung tangannya di dahi Jisung. Gadis itu hanya menjawab Seungmin dengan gelengan kepala.

Tiba-tiba sebuah motor melaju kencang dan hampir menyerempet tubuh Jisung yang berdiri di sana. Dengan sigap Seungmin menarik pinggul Jisung hingga kini gadis itu berada dalam pelukannya.

Sang pemilik motor pun menghentikan laju kendaraannya. Dia turun dari sana dan menghapiri keduanya.

" Apa kau mau mati? Kenapa berdiri di tengah jalan begitu!" Pria itu menujuk tajam kearah Jisung membuat Jisung menarik kuat lengan jaket Seungmin karena ketakutan.

" Maaf, tapi kau juga salah karena sudah berkendara diluar batas kecepatan." Seungmin membentengi Jisung.

" Aku tidak ada urusan dengan mu! Hey kau! Sekarang juga minta maaf!"

Seungmin menggelus tangan Jisung agar dia lebih tenang dan memberikan isyarat padanya untuk meminta maaf.

" Aku minta maaf kak, maafkan aku, aku benar-benar tidak sengaja." Jisung merunduk.

" Cih! Aku tidak menerima permintaan maaf begitu! Bagaimana.. kalau sebagai permintaan maafnya kau temani aku semalam saja cantik!" Pria itu mencolek dagu Jisung.

Seungmin yang melihat perlakuan tidak sopan pria itu, menarik Jisung kebelakang tubuhnya dan dengan berani menghadapi pria kekar di hadapannya.

" Tolong jaga etika mu kak!" Tatap Seungmin tajam.

" Hahaha... Kau mau menjadi tamengnya anak kecil?" Pria itu tertawa.

" Aku tidak suka jika ada yang merendahkan wanita seperti mu!"

" Baiklah, rasakan ini!"

Pria itu melayangkan pukulannya ke wajah Seungmin, dengan cepat Seungmin menghindar dan menendang tubuh besar itu menjauh darinya.

" Kak Changbin! Tahan!" Teriak Hyunjin yang datang bersama Felix. Hyunjin pun melerai pertengkaran tersebut.

" Kau kenal dia?" Tanya Seungmin.

" Iya, dia kakak jurusanku. Kak, kenapa kau menyerang temanku?" Keluh Hyunjin.

" Dia yang salah!"

" Kami kan sudah minta maaf."

" Apa cara meminta maaf itu seperti ini?" Keluh Changbin dengan menahan perutnya yang sakit karena tendangan Seungmin.

" Lalu apa sopan merendahkan wanita seperti itu! Dasar om-om hidung belang!" Cibir Seungmin.

" Apa kau bilang!" Changbin berusaha menyerang Seungmin kembali namun Hyunjin berhasil menahannya kali ini.

" Kak tahan! Apa kau tidak malu bertarung dengan wanita?" Bisik Hyunjin.

" Aku hanya ingin memberi pelajaran pada si jaket biru itu!" Ucap Changbin emosi.

" Dia wanita kak... Coba kau lihat baik-baik..." Hyunjin hampir menangis menjelaskannya. Changbin memeperhatikan Seungmin dari ujung kepala hingga kaki.

" Dia... Manis sih..." Emosi Changbin pun langsung menurun.

" Baby.... Kau tidak apa-apa?" Felix mengecek kedaan Seungmin.

" Aku tidak apa-apa Felix."

" Syukurlah sayang aku khawatir." Felix bergelendot pada tangan Seungmin. Jisung menatap emosi keduanya.









Kyuji_25

[ GS ] CASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang