Minho sudah berdandan rapi, dia menuruni tangga sambil mengenakan jam tangan yang membuat penampilannya makin cool. Mata Minho tertuju pada pintu kamar yang tertutup rapat di sana.
" Pulang pesta nanti aku akan menelpon ayah, untuk mengembalikan puppy itu pada pemiliknya!" Gerutu Minho yang kemudian pergi.
Baru 10 menit Minho menikmati kedamaianya bersama teman-temannya. Panggilan masuk ke ponselnya dan menunjukan nama orang yang paling membuatnya kesal hari ini. Tentu saja, tanpa berpikir Minho langsung menolak panggilan tersebut.
" Dokter Lee, apakah anda hanya akan duduk disini?" Goda beberapa teman wanitanya.
" Ayolah Minho! Lantai dansa itu tidak akan hangat dengan sendirinya!" Bang Chan mendorong sahabatnya itu ketengah lantai dansa dan meninggalkan telponya di atas meja.
Baru saja Minho menikmati keseruan disana. Jeongin menyentuh bahunya dan memberikan ponsel Minho.
" Ada apa?" Tanya Minho.
Bang Chan menunjukan ponsel Minho yang masih menunjukan nama yang sama. Minho mengambil ponselnya dan menjauh dari keramaian di sana.
.
.
.
.[📞🐰] " Ada apa?! Tidak bisakah kau membiarkan hidup ku senang?!" Tanya Minho dengan nada tinggi.
Seungmin tidak menjawab, hanya terdengar isak tangis dari balik telpon itu.
[📞🐰] " Kau kenapa? Ya! Kim Seungmin jawab!"
[📞🐶] " Sa..kkiitt..."
[📞🐰] " Apa yang sakit? Tahan sebentar aku akan segera pulang!"
.
.
.
.Minho mengendarai mobilnya kencang. Dia mendobrak pintu kamar Seungmin dan melihat gadis itu sudah lemas di atas ranjangnya. Minho segera melarikan Seungmin kerumah sakit.
" Aku sudah memberikan obat lewat infusnya, dia mungkin akan sedikit demam tapi itu tidak masalah." Penjelasan dari Bang Chan tak sontak menghilangkan rona khawatir di wajah Minho.
Minho terus menggenggam tangan Seungmin yang masih terbaring tak sadarkan diri. Bang Chan menahan senyum di bibirnya.
" Dia manis ya, meski pun gayanya seperti laki-laki tapi bibirnya menggoda," Celutukan Bang Chan menyulut mata tajam Minho padanya.
" Wah! Lihat dirimu! Aku tak pernah melihat tatapan sekejam itu!" Goda Bang Chan sambil terkekeh.
" Sudah pergi sana! Jangan memancing amarahku! Mood ku sedang tidak baik hari ini!" Ucap Minho ketus.
" Apa luka di bibirmu itu karena si manis ini?" Bukannya pergi Bnag Chan malah semakin menikmati emosi temannya itu.
" Kenapa? Kau mau merasakan lumatan dari bibir ku juga?" Balas Minho sambil menjilat bibirnya.
" Gila kau ya!" Umpat Bang Chan yang kemudian pergi meninggalkan ruang rawat itu.
" Dasar puppy bodoh! Inilah yang menjadi alasan ku melarang mu makan mie dan snack berlebih! Tidak bisakah kau menyayangi dirimu sendiri!" Omel Minho.
Suhu tubuh Seungmin semakin naik dan membuat sang empu menjadi resah.
" Dokter macam apa dia itu?! Kenapa suhu tubuhnya malah naik? Si Bang Chan itu dokter sungguhan apa bukan sih?" Umpat Minho.
Dia mengelap surai Seungmin yang basah karena keringat yang terus menetes.
" Ka..kaak.." Panggil Seungmin lirih.
" Iya Seungmin, tenanglah aku di sini. Kau akan segera sembuh sayang." Minho mengelus pipi Seungmin yang memerah.
" Kak... Kak... Aku sakit... Perutku... Kakak..." Rancau Seungmin.
" Tahan Seungmin."
" Papa... Mama.." Seungmin menangis.
" Jangan cengeng begini, kau pasti sembuh. Sudah ya," Minho mengelus surai Seungmin.
Semalaman suhu badan Seungmin tak kunjung turun, Minho terus terjaga untuk memastikan keadaan Seungmin.
Jam menunjukan pukul 6 pagi, seorang suster masuk untuk mengecek cairan infus Seungmin.
" Suster aku titip dia sebentar. Aku ingin membeli sesuatu diluar."
" Baik dokter Lee, anda tidak perlu khawatir."
Minho pergi membeli semangkuk bubur, roti, minum untuk Seungmin dan kopi hangat untuk menjaga kewarasannya karena dia hampir tak tidur semalaman.
Minho kembali ke kamar rawat Seungmin dan melihat sosok yang dia kenal sudah standby di sana.
" Apa perutmu masih terasa sakit atau perih?" Tanya Bang Chan.
" Iya sedikit." Jawab Seungmin lemas.
" Benarkah? Biar aku periksa ya."
" Cih! Tumben sekali, biasanya dia selalu datang terlambat. Kenapa hari ini berbeda?" Cibir Minho pelan sambil terus memperhatikan Chan dari luar pintu.
Bang Chan menyentuh perut Seungmin dengan tangannya dan seketika itu, Minho langsung menjauhkan tangan itu dari sana.
" Jangan macam-macam! Aku juga dokter, aku tau bagaimana cara memeriksa yang benar! Jangan cari kesempatan dalam kesempitan! Mengerti!" Ancam Minho dengan tatapan mautnya.
Bang Chan terkekeh, sebenarnya dia sengaja memancing kemarahan Minho karena dia tau bila temannya itu, diam-diam terus memperhatikannya yang sedang memeriksa Seungmin.
" Ah, ya ampun manis, pacar mu ini galak sekali. Kau harus berhati-hati dengannya, oke." Bang Chan mengedipkan matanya pada Seungmin.
" Pacar? Siapa?" Seungmin masih blank.
" Kau sudah selesaikan? Pergi sana!" Usir Minho.
" Manis kalau kau butuh aku__"
" Tidak! Pergi!" Sela Minho.
" Ya ampun, begitulah dia." Bang Chan menggelengkan kepala dan pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Minho memberikan bubur yang di bawanya pada Seungmin. Seungmin memperhatikan Minho yang malah sibuk memakan roti dan meminum kopinya.
" Apa?!" Tanya Minho singkat.
" Kakak tidak mau menyuapi aku? Aku kan sedang sakit." Manja Seungmin.
" Yang sakit perutmu bukan tanganmu! Jadi makanlah sendiri. Jangan menyusahkan orang lain!" Ketus Minho.
" Manis kalau kau butuh seseorang untuk menyuapi, tinggal pencet tombol di samping ranjang ya." Ucap Chan saat melintas di depan pintu kamar rawat Seungmin.
" Sst! Dia itu benar-benar ya!" Minho emosi.
Kyuji_25

KAMU SEDANG MEMBACA
[ GS ] CASE
Fanfikce[ 2MIN AREA ] Bijak sebelum membaca. Book ini bukan bxb dan mengandung konten dewasa [ 23+ ] Bagi yang berbeda pandangan atau belum cukup umur harap skip saja Sekian dan terimagaji