Setelah menikah, setiap kali mendekati jam pulang Minho selalu tak bisa duduk tenang di kursinya. Dia terus mengamati menit-menit menuju jam pulang di ponselnya.
Chan yang masuk keruangan pun di buat terkekeh melihat wajah Minho yang resah.
" Berhentilah menakuti jam tersebut, menitnya tidak akan berganti kalau kau menatapnya tajam seperti itu." Ledek Chan.
" Diam kau! Aku tidak ingin mendengar ocehanmu!" Ketus Minho.
" Ku rasa kau harus mengurangi tingkat kepedasan bicaramu itu. Kau tidak mau kan, kalau sampai Seungmin lebih memilih mulut manisku ini?" Kekeh Chan.
" Kau ini benar-benar!" Minho bersiap melemparkan papanya pada Chan, namun itu urung dia lakukan karena dokter kepala tiba-tiba masuk dan meminta Minho dan Chan membantu menangani korban kecelakaan diruang tindakan.
" Kalian berdua bisa membantuku kan? Aku mohon sekali pada kalian. Kita sedang kekurangan dokter senior untuk shift dua ini. " Bujuk dokter kepala.
" Baik pak." Ucap Minho tegas.
" Baik." Sambung Chan.
Mereka segera berlari menuju ruang tindakan. Operasi berlangsung selama 3 jam dan syukurlah operasinya berhasil hingga nyawa pasien bisa di selamatkan.
Minho dan Chan berjalan kembali keruangan mereka dengan nafas lega.
" Hari ini sangat melelahkan, mau mampir kesebuah cafe untuk minum kopi bersama?"
" Tidak terimakasih. Aku memiliki seseorang yang menantiku di rumah." Minho menunjukan ponselnya yang berisi beberapa panggilan dari Seungmin.
" Cih, baru mendapat beberapa panggilan telpon saja sombong!" Decit Chan kesal.
" Aku pulang dulu ya!" Minho mengambil tasnya dan segera berlari menuju parkiran.
Minho menyalakan mobilnya dengan bahagia sambil terus memandangi photo pernikahannya yang terpampang jelas di layar ponselnya.
" Tunggu aku manis, aku juga ingin cepat memeluk mu hangat di kamar." Minho sangat bersemangat. Dia menginjak gas mobilnya kencang agar segera sampai kerumah.
Melihat mobil Minho memasuki teras, Seungmin pun membukakan pintu untul suami tercinta dengan senyum lebar di bibirnya.
" Kakak baru pulang? Apa hmpt____" Minho yang sudah tidak sabar langsung mencumbu bibir Seungmin di depan pintu rumah mereka.
Minho mengapit tubuh Seungmin di dinding dengan tidak melepas pautan bibirnya. Tangan nakal Minho mulai menaikan dress tidur Seungmin yang cukup pendek itu. Seungmin terkejut dan melepaskan ciumannya.
" Kakak! Apa yang kau lakukan?!" Mata Seungmin membulat.
" Aku merindukan mu Seungmin. Bayanganmu selalu mengangguku sayang, aku tidak bisa menahannya."
Minho menghisap leher Seungmin kuat membuat Seungmin kewalahan menghadapi gairah suaminya itu.
" Nghh... Aahh kaakkhh hentikanh. Apa kakak tidak lelah? Kakak tidak mau kekamar?"
" Kau mau di kamar sayang? Tentu saja!" Minho dengan cepat membopong tubuh Seungmin dan berjalan menuju tangga.
" Kak! Bukan begitu maksudku! Turunkan aku!"
" Jangan malu-malu Seungmin, di rumah ini hanya ada kita berdua. Tidak akan ada orang lain yang terganggu dengan desahanmu itu." Ledek Minho.
" Ih! Aku bilang bukan begitu..." Keluh Seungmin yang membuat Minho semakin gemas dengan istrinya itu.
" Kakak sedang apa?" Jisung tiba-tiba muncul dan mengejutkan Minho.
" JISUNG!!" Karena terkejut, Minho refleks melepaskan Seungmin yang ada dalam gendongannya.
" AW!! SAKIT!!" Raung Seungmin saat bokongnya terhantuk lantai keramik.
" Sayang, maaf aku tidak sengaja." Minho panik, dia berusaha membantu Seungmin berdiri namun Seungmin malah menggigit tangan Minho karena kesal.
" AW!! PUPPY HENTIKAN!! Apa kebiasaan buruk mu itu tidak bisa berubah?" Bentak Minho.
" Berhenti memanggil ku puppy dasar jelek!"
" Oya? Kalau aku jelek mana mungkin kau mau menikah dengan ku?"
" Aku menikah dengan kakak karena merasa kasihan pada kakak."
" Oh jadi begitu! Baiklah! Malam ini jangan mendekatiku! Aku lelah!" Minho melangkah menaiki tangga dengan emosi.
" Baguslah, lagi pula malam ini aku akan tidur di kamar bawah dengan Jisung!" Balas Seungmin.
______________________________________
Setelah membersihkan diri, Minho terbaring di ranjangnya. Dia mencoba memejamkan matanya. 30 menit berlalu dan mata Minho masih enggan untuk terpejam.
Minho berbalik dan meluk ruang kosong di sampingnya. Minho mengelus bantal yang masih tersimpan jelas harum tubuh sang pemilik.
" Argh! Kenapa aku masih saja kekanak-kanakan. Aku merindukan Seungmin..." Minho mengelus dan mengendus bantal tersebut untuk mengobati rindunya pada sang pemilik benda tersebut.
Kini Minho mengalihkan fokusnya dengan menatap benda kotak tipis yang bercahaya itu. Ternyata sebuah pesan masuk dari Jisung saat dia berada di ruang operasi.
.
.
.
.[🐿️] " Kak untuk seminggu kedepan aku menginap di rumahmu ya, Hyunjin sedang ada pekerjaan di luar kota dan sepertinya aku sedang mengidam. Aku ingin tidur di temani kakak ipar. Kakak puasa dulu, tidak apa-apakan? 🤭🤭 "
.
.
.
." APA? SEMINGGU?! Jisung teganya kau pada kakakmu ini! Masa aku harus mengunggu seminggu?! Kenapa kau tidak pulang kerumah ayah dan ibu saja sih..." Minho berguling-guling kesal di atas ranjangnya.
" Tadi harusnya aku buru-buru membalas pesan Jisung supaya dia tidak datang kemari! Aarrgh! Aku tidak tahan!! Seungmin.... Aku rindu pelukanmu..." Rengek Minho, namun sayang kini Seungmin telah berada dalam kekuasa Jisung seutuhnya.
Kyuji_25

KAMU SEDANG MEMBACA
[ GS ] CASE
Fanfiction[ 2MIN AREA ] Bijak sebelum membaca. Book ini bukan bxb dan mengandung konten dewasa [ 23+ ] Bagi yang berbeda pandangan atau belum cukup umur harap skip saja Sekian dan terimagaji