Setelah keperian Minho, Seungmin jadi sering menghabiskan waktu bersama Jisung di rumah utama.
Sore ini Seungmin mampir kesana dengan membawa bag berisi makanan kesukaan calon adik iparnya itu.
" Kakak ipar..." Jisung berlari menghampiri Seungmin di luar, dia memeluk Seungmin sambil menangis.
" Jisung? Ada apa? Kenapa kau menangis?"
" Ibu mau menjodohkan aku dengan kak Changbin! Aku tidak mau... Bantu aku bicara pada ibu dan bibi Seo di dalam! Seungmin, tolong selamatkan hidup dan cintaku! Tolong aku kakak ipar..."
" Sudah jangan menangis, aku akan mencoba bicara pada ibu ya,"
Seungmin membawa Jisung masuk kedalam. Seungmin menyapa kedua ibu yang sedang duduk santai sambil mengobrol di sana.
" Seungmin kemarilah biar aku kenalkan pada bibi Seo, dia masih sepupu jauh ibu."
" Bibi, salam kenal... Namaku Seungmin. Senang bisa bertemu dengan bibi." Seungmin merunduk.
" Jadi ini calon menantumu? Hm, Minho ternyata pintar juga memilih calon istri ya," Puji bibi Seo
" Seungmin..." Jisung menggoyangkan tangan Seungmin resah.
" Jisung, duduk lah! Ibu dan bibi Seo ingin membicarakan soal kau dan Changbin." Perintah Ibu Lee.
" Kakak ipar..." Rengek Jisung.
Seungmin mengelus tangan Jisung dan mengisyaratkannya untuk tenang dan duduk diam di sana. Sementara itu, Changbin yang biasanya berisik dan tengil kali ini hanya duduk diam dan lesu.
" Jisung, lihatlah nak... Changbin itu tampan kan? Badannya juga bagus, dia seperti idolamu yang sering kau pasang itu kan?" Bujuk ibu Lee.
" Tapi dia pende__ aw!" Teriak Jisung saat cubitan manja sang ibu bersarang di pahanya.
" Maaf bu, aku bukan ingin ikut campur masalah ini tapi bisakah aku bicara berdua dengan bibi Seo sebentar?" Sela Seungmin.
" Ada masalah apa Seungmin?"
" Tidak bu, hanya ingin menjelaskan sesuatu. Bibi, apakah anda tidak keberatan?"
" Tentu tidak nak,"
Seungmin dan bibi Seo agak menjauh dari sana dan berbicara dengan intensif. Bibi Seo sesekali mengarahkan pandangannya pada putranya yang lesu itu. Di akhir pembicaraan bibi Seo tersenyum dan mengangguk pada Seungmin.
" Ibu Lee... Maaf sebelumnya, tapi sepertinya kita terlalu cepat untuk mengambil keputusan soal perjodohan ini. Aku mohon kau pikirkan lagi baik-baik."
" Tapi, apa yang terjadi kak? Kau bilang kau setuju dengan rencana ini?"
" Aku telah salah mengartikan kediaman putra ku ini, sepertinya aku harus lebih memahami lagi isi hatinya. Kami permisi dulu. Ayo Changbin." Mereka pun pamit undur diri.
" Kak Changbin!" Panggil Seungmin yang menyusul mereka keluar rumah. Changbin menoleh dan berhenti.
" Hyunjin sudah menceritakan semuanya padaku. Jangan menyerah semudah itu. Felix bukannya tidak mencintaimu, hanya saja semua hal yang terjadi membuat hatinya ragu. Kau sudah melewati semuanya, sebentar lagi kau pasti berhasil." Seungmin memberikan semangat pada Changbin.
" Entalah Seungmin, mungkin ini jalan yang terbaik untuk aku dan Felix." Changbin pasrah.
" Bagaimana kau bisa tau itu terbaik atau tidak? Hati itu bukan tagihan yang dapat kau lihat nominal pastinya. Percayalah padaku, ini juga sulit untuk Felix. Jangan buat di ragu lagi dengan tiba-tiba menjauh darinya."
" Jika kau ingin meraih sesuatu maka harusnya kau tidak melepaskan genggamanmu begitu saja kan?" Nasehat Seungmin
" Tapi..."
" Changbin, kalau dia memang sangat berarti bagimu. Seharusnya kau tidak melepaskannya semudah itu nak, ibu tidak akan memaksamu menjalani hubungan yang kau bahkan tak menginginkannya." Bibi Seo mengelus bahu anaknya.
" Baiklah! Aku akan menemui Felix hari ini dan akan membuatnya menerima cintaku seutuhnya!" Changbin kembali bersemangat.
______________________________________
" Hey, bay..." Sapa manis Hyunjin saat menemui Jisung di sebuah cafe. Jisung memalingkan wajahnya dan cemberut.
" Kau kenapa sayang? Kali ini aku kan tidak terlambat. Jangan marah lagi ya," Bujuk Hyunjin.
" Kalau bukan karena Seungmin, hari ini kau bukan hanya terlambat menemuiku tapi kau akan terlambat selamanya untuk cintaku!"
" Maksudmu?"
" Ibu hampir memaksaku untuk menikah dengan orang lain. Dan kau tau siapa orangnya? Dia adalah kak Changbin!"
" Kak Changbin?" Jisung terkejut, karena ternyata Hyunjin datang bersama Felix.
" Kau jangan bercanda!" Hyunjin memukul tangan Jisung.
" Aku serius! Ibu menjodohkan ku dengan kak Changbin!"
" Kenapa calon ibu mertua begitu?" Hyunjin sedih.
" Jangan salahkan ibuku soal ini! Kaulah yang tidak mau maju dari dulu! Aku kan sudah bilang, temui orang tuaku! Jelaskan pada mereka bahwa kau dan aku saling mencintai, tapi kau selalu saja banyak alasan. Aku benci padamu!" Omel Jisung.
" Bukan aku tidak mau sayang, aku masih gugup jika harus melamar seorang gadis di depan kedua orang tuanya..." Ucap Hyunjin resah.
" Kak Minho saja berani melamar Seungmin di depan kedua orang tuaku dan kedua orang tua Seungmin. Masa kau kalah!" Jisung memukul gemas Hyunjin.
" Itu bukan hal yang mudah bay..."
" Itu bukan hal yang sulit kalau kau memang mencintaiku! Sudahlah aku malas bertemu denganmu! Selama kau masih belum bisa menentukan sikap, aku tidak mau menemuimu, menerima telponmu ataupun membalas chatmu!" Jisung bangkit.
" Lalu apa kau akan menerima lamaran kak Changbin, begitu?" Tanya Hyunjin kesal.
" Aku akan menerima siapapun pria yang mau meminangku dan memintaku secara gentle kepada kedua orang tuaku! Kalau tidak, jangan harap aku akan menunggunya!" Jisung pergi dari sana dengan emosi.
" Akh! kenapa jadi seperti ini sih?" Keluh Hyunjin.
Sementara itu Felix hanya berdiri mematung mendengar pembicaranaan Jisung dan Hyunjin. Hatinya mulai goyah, dia tak bisa, dia tak sanggup jika Jisung nantinya menikah dengan Changbin, tapi dia tak bisa berbuat banyak.
Kyuji_25

KAMU SEDANG MEMBACA
[ GS ] CASE
Fanfiction[ 2MIN AREA ] Bijak sebelum membaca. Book ini bukan bxb dan mengandung konten dewasa [ 23+ ] Bagi yang berbeda pandangan atau belum cukup umur harap skip saja Sekian dan terimagaji