🌧 [13] :: Ketika Hujan Turun

2.1K 302 6
                                    

SEKITAR pukul satu siang, gerimis mulai jatuh membasahi bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEKITAR pukul satu siang, gerimis mulai jatuh membasahi bumi. Keadaan seperti ini membuat Toko Buku Cempaka yang memang selalu sepi menjadi terasa lebih sepi lagi. Graha yang sejak tadi tak melakukan pekerjaan berarti pun segera menuju lantai dua untuk menutup jendela dan menghidupkan lampu, takut-takut hujan deras akan datang seperti hari kemarin.

Graha juga menekan tombol lampu di lantai satu agar kondisi di sana tidak suram-suram amat. Tetapi hanya itu saja yang bisa laki-laki itu lakukan dalam mengubah suasana. Selebihnya, Graha tetap saja merasa kesepian.

Di hari-hari biasa seperti ini pengunjung di Toko Buku Cempaka memang bisa dihitung jari. Bahkan terkadang, ada masa di mana Graha hanya terduduk diam menunggu dan tidak melayani satu pun pengunjung saking sepinya. Namun saat weekend tiba, keadaan justru sangat berbanding terbalik. Tak sedikit orang-orang yang menjadikan Lembang sebagai destinasi liburan turut berkunjung ke toko buku meski letaknya agak jauh dari tempat-tempat wisata.

Memang jumlahnya masih belum bisa dibilang ramai karena tidak semua orang gemar membaca buku. Namun, pengunjung yang datang sudah pasti akan membeli, dan terkadang ada yang ingin langsung membacanya di ruang baca sambil bersantai. Tak jarang juga mereka membagikan informasi mengenai Toko Buku Cempaka di media sosial dan menyebutnya sebagai salah satu hidden gems di Bandung Barat.

Graha bersyukur karena masih banyak terdapat orang baik di dunia ini. Berkat mereka, orang-orang yang tahu mengenai eksistensi Toko Buku Cempaka tidak hanya satu atau dua saja.

Kini Graha berjalan menuju halaman depan yang terlindungi oleh kanopi kecil. Kepalanya mendongak, lantas ia tatap langit kelabu yang telah menyembunyikan matahari di baliknya. Laki-laki itu menghela napas dalam, kemudian mengembuskannya dengan perlahan. Dalam hati ia bertanya-tanya: Berapa lama hujan akan turun hari ini?

Graha bukannya membenci hujan, tetapi bukan berarti ia menyukainya juga. Ia hanya tak suka ketika langit menumpahkan kesedihannya, di situlah sebagian orang akan merasa kesulitan karenanya.

Senyum miris terukir di bibir laki-laki itu. Tak bisa dipungkiri bahwa hujan akan selalu mengingatkannya pada masa lalu yang sesungguhnya terlalu pahit jika harus diingat kembali. Sayangnya, Graha hanyalah seorang manusia biasa yang tidak memiliki kuasa untuk memberhentikan hujan sesuai keinginannya, sehingga ia takkan pernah bisa menghindari hal tersebut.

Apa yang terjadi pada hari itu masih terasa mengganjal bagi Graha, dan itulah yang menjadi alasan kuat mengapa ia tak bisa mengabaikannya dengan mudah.

Sebuah pertanyaan terus saja mengusik pikiran Graha, mengenai siapa sebenarnya yang harus disalahkan saat itu. Apakah hujan, yang telah menggagalkan rencana Graha? Apakah Graha sendiri, yang terlalu lamban dalam berpikir dan bertindak? Atau justru dia ... yang telah mengetahui semuanya tetapi malah bersikap seolah tak tahu apapun, sampai-sampai ia abai terhadap perasaan Graha?

It's Raining Outside [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang