🌧️ [39] :: Meninggalkan dan Ditinggalkan

1.5K 201 33
                                    

SETELAH cukup lama waktu berlalu, pada akhirnya Fahla dapat kembali menempati spot paling favoritnya di lantai dua Toko Buku Cempaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SETELAH cukup lama waktu berlalu, pada akhirnya Fahla dapat kembali menempati spot paling favoritnya di lantai dua Toko Buku Cempaka. Pandangannya tertuju pada satu titik imaji di depan sana, sementara pikirannya penuh dengan segala hal yang terjadi kala ia baru menginjakkan kakinya lagi di tempat ini. Perempuan itu masih berusaha memproses semuanya dengan baik. Ia betul-betul tak menyangka kedatangannya akan disambut oleh hal-hal yang tidak terduga.

Yang pertama adalah sosok perempuan bernama Kinan, yang tak Fahla ketahui apa tujuannya bertandang ke toko buku milik keluarga Graha. Fahla hanya sempat melihat kedua manusia itu saling berjabatan tangan, entah apa maksud di baliknya. Kemudian, Graha menyadari keberadaannya, dan tanpa disangka-sangka, Fahla segera dihadiahi sebuah pelukan erat olehnya. Ia bahkan masih ingat jelas bagaimana kacaunya detak jantungnya saat itu.

Dan, yang terakhir, adalah sebuah kalimat yang sempat Kinan lontarkan padanya sebelum ia benar-benar meninggalkan tempat ini. Hal itu membuat rasa penasaran dalam diri Fahla kian membuncah dan ia tak bisa memendamnya lagi.

Sebenarnya, bentuk hubungan seperti apa yang mengikat Graha dan Kinan? Apa yang sudah terjadi dengan mereka di masa lalu? Dua pertanyaan itu terus-terusan berputar dalam benak Fahla saat ini, dan ia tak bisa mengenyahkannya begitu saja sebelum ia mendapatkan apa-apa saja yang ingin diketahuinya.

"Fahla?"

Suara itu membuat Fahla sedikit tersentak karena sebelumnya ia sibuk melamun. Mulanya Fahla pikir Graha lah yang menghampirinya. Namun, ketika melihat sosok wanita yang sudah tak asing lagi baginya, secara otomatis Fahla segera bingkas dari kursi dan memaksa bibirnya untuk membentuk sebuah senyum--meski pada akhirnya tetap terlihat kaku.

"Eh, Tante," sapa Fahla mencoba terdengar ramah. Kedua tangannya meraih tangan kanan Tante Lina, bundanya Graha, untuk ia bawa ke dahinya. "Apa kabar, Tan?"

Tante Lina tersenyum lembut. "Baik, Fahla," sahut wanita itu. "Kamu kapan nyampenya ini? Tante kaget loh, waktu Graha bilang kamu ada di sini. Terus karena Graha masih harus ngurusin urusan di bawah, jadinya Tante nyamperin kamu duluan."

"Fahla baru nyampe satu jam lalu, Tante. Ini juga nggak mendadak kok, Tan. Beberapa hari lalu Fahla udah ngabarin Tante Ratna kalau mau balik ke sini."

"Oh, begitu. Oh iya, kondisi papa kamu gimana? Sudah baikan?"

"Udah kok, Tan. Papa Fahla cuma dirawat dua hari, terus pemulihannya dengan istirahat di rumah aja. Besok juga papa udah bisa masuk kerja lagi."

Tante Lina manggut-manggut mengerti. "Syukurlah kalau gitu, ya." Tangan kanan wanita itu tergerak untuk mengusap pelan bahu kiri Fahla. "Jadinya Fahla udah bisa tenang buat balik lagi ke sini, ya? Tadinya Tante pikir, kamu bakal ke sini laginya tuh di waktu liburan yang lain."

Fahla terkekeh canggung. "Iya, Tan, mumpung dibolehin karena masih libur, jadinya Fahla ke sini lagi, deh. Lagian, mobil Fahla juga masih ada di rumah Tante Ratna, Tan."

It's Raining Outside [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang