"LA, nanti airnya satu ruas jari, ya. Jangan kelebihan." Tante Ratna memperingati Fahla yang kini tengah mencuci beras di bak cuci piring.
Sebelumnya mereka sudah memasak lauk dan sayur untuk hari ini. Dan seperti apa yang telah disepakati di awal, Fahla harus bangun pagi-pagi dan ikut berbelanja dengan Tante Ratna ke pasar terdekat. Lalu setelahnya, Fahla turut membantu tantenya sambil sedikit-sedikit belajar. Namun, sebagai permulaan, Fahla hanya diminta untuk memotong bahan-bahan untuk sayur sop dan menanak nasi.
Fahla kemudian membuang air cucian beras yang ketiga kali, lalu kembali menuangkan air bersih sambil menyahut, "Satu ruas jari Tante atau Lala, nih? Jari kita kan beda, Tan, nanti satu ruas jari di aku taunya satu setengah ruas jari Tante."
"Maksud kamu jari Tante tuh pendek-pendek, gitu?"
"Loh, Lala nggak ada bilang gitu, kok?"
"Iya, tapi bilangnya cuma dalam hati."
Fahla pun terkikik. Meski tidak melisankannya, Tante Ratna yang sangat memahami dirinya pun sudah tahu betul apa maksudnya. Tetapi, Fahla bukannya mau meledek. Hanya saja kenyataannya memang demikian. Ukuran panjang jari-jarinya memang sedikit berbeda jika dibandingkan dengan Tante Ratna dan sebagian perempuan di luar sana karena tubuhnya yang tinggi.
"Kurangin dikit airnya, La, kelebihan ini," ujar Tante Ratna yang memutuskan untuk mengukur takaran airnya. Dan benar saja, menggunakan jari Fahla hasilnya justru menjadi berbeda.
Setelah menuruti arahan tersebut, urusan memasak nasi pun akhirnya usai. Fahla lekas beranjak menuju ruang tamu dan membaringkan tubuhnya di sofa panjang. Padahal pekerjaannya tidak banyak, tetapi rasanya Fahla ingin menempelkan beberapa lembar koyo di punggungnya.
"La, Tante mau ke blok C bentar ya, mau bayar arisan."
Fahla yang sudah sangat nyaman dengan posisinya sekarang pun hanya mengiyakan tanpa melihat lawan bicaranya. Tante Ratna pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, lalu segera meninggalkan rumah tanpa memedulikan keponakannya.
Suasana rumah mendadak sepi, tapi Fahla tak mau repot-repot mencari keberadaan remot TV sekarang. Alhasil ia hanya mengambil ponselnya yang terletak di atas meja kecil. Perempuan itu baru sempat mengeceknya lagi setelah data internet dimatikan sejak semalam. Dan ia sedikit terkejut kala notifikasi dari Instagram yang masuk tiba-tiba lebih ramai dari biasanya.
Apakah kemarin Fahla sudah mengunggah sesuatu di sana?
Ah, benar juga. Fahla sempat membuat story saat di Toko Buku Cempaka.
Lantas, apakah hal itu yang menjadi penyebabnya?
Fahla pun lekas saja mengecek DM yang masuk dari beberapa orang yang membalas story-nya.
nayaaaz_
lo lagi ngedate, la??!!?
itu lo sama siapa anjir? kasih tau gakk?!Perempuan itu segera mengerutkan kening, bingung. Semua pesan dari beberapa temannya yang lain pun isinya nyaris serupa, dan Fahla benar-benar tak mengerti apa maksudnya, sampai ia mengecek kembali story yang diunggahnya kemarin. Kedua matanya seketika terbelalak, dan ia pun segera mengubah posisinya menjadi duduk.
Bagaimana bisa Fahla tidak menyadari kalau satu dari empat foto yang dibentuk dengan fitur layout itu adalah foto di mana seperempat dari tubuh Graha yang duduk di hadapannya tampak begitu jelas?!
Memang sih, wajahnya tidak terlihat. Tetapi siapapun yang melihatnya pasti akan langsung tahu bahwa ia adalah seorang laki-laki. Teman-teman Fahla bahkan langsung heboh karenanya.
Fahla pun buru-buru mengetikkan balasan kepada Naya guna meluruskan masalah ini.
audina_fahla
bukan siapa2, gak sengaja kefoto doang
sumpah nay, gak sadar gue malah milih foto yg ituu
dm gue jadi rame bgt anjir :(Entah karena Naya memang kebetulan tengah memegang ponsel atau ia memang sengaja menunggu Fahla membalas pesannya, balasan darinya langsung datang secepat kilat.
nayaaaz_
serius bukan siapa2??
terus ngapa bisa duduk depan lo gitu si?
jujur aja kali ama gueeeYah, tentu saja Naya takkan percaya semudah itu jika Fahla tidak menjelaskannya dengan benar. Foto semacam itu sudah pasti akan menimbulkan kesalahpahaman. Entah gosip seperti apa yang kini tengah beredar di antara teman-teman sekelasnya--yang masih menghabiskan waktu di puncak di hari terakhir ini.
audina_fahla
di daerah rumah tante gue tuh ada toko buku nay
gue coba2 aja main ke sana krn gabut
di lantai atasnya kebetulan ada ruang bacanya gitu, yg di story gue itu loh
dan itu cowok yg jaga toko bukunyaaBegini sudah cukup, 'kan? Fahla bertanya-tanya dalam hati. Perempuan itu berharap Naya dapat langsung mengerti dan kesalahpahaman ini pun selesai sampai di situ. Namun, sayangnya Fahla lupa kalau orang seperti Naya tidak akan mudah puas dengan jawaban seperti itu sehingga ia akan terus mencari tahu sampai ke akar-akarnya.
nayaaaz_
yang jaga toko buku?
terus kok bisa duduk semeja sama lo??
maksudnya tuh dia mau nemenin lo ato kek mana deh??Balasan dari Naya kali ini justru membuat Fahla ikut berpikir, karena ia sendiri tak tahu kenapa Graha tiba-tiba saja ikut menempati meja yang sama dengannya. Dan, ah, Fahla juga baru teringat kalau laki-laki itu memintanya untuk datang lagi, 'kan?
Lantas, apakah Fahla harus menuruti kata-katanya setelah apa yang terjadi kemarin?
🌧
bandung, 25 desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Raining Outside [END]
RomantizmIt's raining outside. Won't you stay here for a while? --- Penat dengan segala kegiatan di kampus dan permasalahan dalam hidupnya, Fahla Audina memutuskan untuk menghabiskan waktu liburan semester di rumah Tante Ratna yang tinggal cukup jauh dari pu...