🌧 [31] :: Bagaimana Selanjutnya?

1.4K 220 23
                                    

SEKITAR pukul dua belas malam, Fahla merasakan perutnya kembali berulah minta diisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEKITAR pukul dua belas malam, Fahla merasakan perutnya kembali berulah minta diisi. Padahal, empat jam sebelumnya, perempuan itu sudah menyantap nasi serta ayam krispi yang dibelinya di depan komplek sebagai menu makan malamnya kali ini. Karena hawa terasa lebih dingin karena gerimis tengah membasahi bumi, Fahla rasa membuat mi instan pedas adalah sesuatu yang benar-benar tidak boleh dilewatkan sekarang.

Tanpa perlu menunggu lama lagi, Fahla lekas saja keluar dari kamarnya seraya mencepol rambut. Di ruang tengah, ia mendapati Rayan tengah fokus menonton film action yang kebetulan ditayangkan oleh salah satu stasiun TV. Namun, suara yang ditimbulkan dari pergerakan Fahla masih mampu mengusiknya.

Rayan menoleh dan segera melemparkan tanya, "Loh, mau ngapain lo malem-malem gini keluar kamar? Gue kira lo udah tidur dari tadi."

"Mau ngepet," sahut Fahla dengan asal. Ia tetap melanjutkan langkah menuju dapur.

Melihat Fahla mengambil panci yang kemudian diisi dengan air dari keran wastafel, Rayan tampaknya sudah dapat langsung menebak apa yang akan dilakukan sepupunya itu.

"Sekalian bikinin gue dong, La, kalo mau bikin mi."

"Dih, dari tadi ngapain aja lo? Giliran ada gue aja langsung minta bikinin."

"Dari tadi gue nonton, lah, lo nggak liat emang?"

Fahla kontan mendengkus. Ingin terus memberi balasan, tetapi ia sudah dapat menebak bagaimana hasil akhirnya, di mana dirinya tak bisa menolak permintaan laki-laki itu. Maka tanpa perlu banyak bicara, Fahla langsung meraih dua bungkus mi instan dari dalam lemari.

Selama proses pembuatannya, Fahla merogoh ponsel dari saku piyama yang memang sengaja dibawanya tadi. Kemudian ia membuka fitur kamera dan mengarahkan benda tersebut pada mi yang tengah direbus guna mengambil potret. Iseng, perempuan itu segera membagikannya ke story aplikasi  chatting dengan diberi caption yang berbunyi, "Bikin mi tengah malam emang nggak pernah salah."

Gambar yang diambilnya tersebut justru menyadarkan Fahla bahwa ada sesuatu yang kurang di sana. Ia pun buru-buru menghampiri kulkas dan mengambil dua buah telur dari dalam sana.

Ponsel yang semula Fahla taruh terlebih dahulu di meja makan bergetar pendek-pendek, tanda bahwa ada pesan singkat yang masuk. Selepas menambahkan telur ke dalam rebusan mi, Fahla kembali meraih benda itu dan mengeceknya. Sepasang netra perempuan itu sontak membulat kala menemukan nama Graha Abidzar tertera di sana.

Kalau diingat-ingat lagi, bukankah ini pertama kalinya laki-laki itu mengirimkan chat seperti ini? Waktu itu, Graha hanya pernah meneleponnya beberapa kali saat mereka menonton acara pensi. Namun, Fahla bahkan tidak menyadari ada panggilan yang masuk saat itu.

Untuk memenuhi rasa penasarannya, Fahla pun segera membuka ruang obrolan pertama antara dirinya dan Graha.

Graha Abidzar
[replied to your story]
jangan keseringan

It's Raining Outside [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang