🌧 [23] :: Tidak Baik-Baik Saja

1.4K 256 34
                                    

SUDAH sekitar dua puluh lima menit berlalu, tetapi Fahla belum juga menampakkan batang hidungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SUDAH sekitar dua puluh lima menit berlalu, tetapi Fahla belum juga menampakkan batang hidungnya. Acara yang tengah berlangsung semakin lama menjadi semakin meriah, pun jumlah penonton terus saja bertambah. Namun, Graha justru sudah betul-betul tidak tertarik dengan semua yang ada di sekitarnya karena Fahla tak kunjung kembali ke sisinya.

Apakah kaum perempuan memang membutuhkan waktu selama ini saat ke kamar mandi? Apakah Fahla bukan satu-satunya yang ingin menggunakan fasilitas tersebut saat ini? Atau mungkin ... telah terjadi sesuatu kepada perempuan itu?

Perasaan cemas lagi-lagi menyerang Graha kala memikirkan banyaknya pertanyaan yang tidak ia ketahui satupun jawabannya itu. Situasi ini seketika mengingatkan Graha pada sebuah obrolan yang pernah ia lakukan dengan Rayan beberapa waktu lalu. Bagaimana jika ... kejadian yang pernah menimpa Fahla itu kembali terjadi hari ini?

Nggak, nggak mungkin, Graha kontan saja menggeleng-geleng seraya menggigit bibir bagian dalamnya. Laki-laki itu cukup percaya bahwa di usianya saat ini, Fahla tidak mungkin tersesat dengan begitu mudahnya meskipun tempat ini sangatlah ramai. Lagipula, ada sebuah benda canggih yang pastinya bisa Fahla gunakan untuk menghubungi Rayan atapun dirinya jika saja hal yang itu benar-benar terjadi.

Untuk sesaat Graha hanya terdiam, mulai menyadari sesuatu. Lo juga punya benda itu, Graha, batin laki-laki itu setelah berhasil mengingat satu hal penting yang telah ia lupakan begitu saja. Maka tanpa perlu berlama-lama lagi ia pun segera mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana.

Namun, lagi-lagi Graha menampakkan kebodohannya kala ia baru saja mencoba mencari nama kontak seseorang yang akan ia hubungi.

Emang sejak kapan lo punya nomornya Fahla, Gra?

Graha pun hanya bisa merutuki dirinya sendiri sekarang. Ia baru menyadari kalau terkadang, efek dari kekhawatiran yang ia rasakan akan berpengaruh pada kerja otaknya sampai seperti ini.

Oke, kita lupakan sejenak hal itu terlebih dahulu. Jika Graha tidak memiliki kontak Fahla, maka satu-satunya orang yang bisa ia hubungi saat ini hanyalah Rayan. Graha rasa Rayan juga perlu mengetahui situasi ini walaupun ia sedikit merasa bersalah karena Rayan sudah memercayakan Fahla kepadanya.

Sambil beranjak dari tempatnya berdiri menuju toilet untuk mencoba mengecek secara langsung, Graha pun menelepon Rayan.

Graha mendapati dua orang remaja perempuan yang baru saja keluar dari toilet wanita. Ia tentu tak melewatkan kesempatan untuk bertanya perihal keberadaan Fahla di dalam sana. Namun, mereka berkata kalau tidak ada orang lain lagi yang menggunakan toilet selain mereka berdua. Graha pun semakin dibuat bingung saja karenanya.

Lantas ke mana perginya Fahla jika ia benar-benar tidak ada di sana?

Di sisi lain, Rayan belum juga menjawab panggilan dari Graha. Hasil yang sama pun ia dapatkan ketika melakukan percobaan sampai ketiga kalinya. Namun, tak lama setelah itu, Rayan malah mengirimkan sebuah chat padanya.

It's Raining Outside [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang