Chapter 35

203 34 177
                                    

Kecupan hangat Harry pada pipi Gretta berhasil membuat gadis itu terbangun dari tidur nyenyaknya. Hal pertama yang ia lihat adalah seorang pria tampan berpakaian formal tengah terduduk di sisi ranjang disertai senyuman lebar yang begitu manis.

Sinar mentari pagi yang menembus dari balik kaca jendela kamar berhasil menambahkan kesan indah pada wajah tampan pria tersebut yang kini terkekeh mencubit gemas kedua pipi istrinya yang masih setengah sadar.

"Bangunlah, aku mau pamit untuk pergi bekerja." ucap Harry dengan suara beratnya yang begitu khas dan terdengar sedikit serak mampu menggetarkan hati siapapun yang mendengarnya.

"Emh.. Kau tidak bekerja di rumah?" tanya Gretta membaringkan tubuhnya ke arah samping hingga bisa berdekatan dengan Harry yang terduduk di sisi ranjang.

"Tidak untuk hari ini." ucap Harry tersenyum geli melihat kedua mata Gretta yang masih setengah terpejam. "Kau mau tidur lagi atau pergi mandi?" tanyanya lembut dengan salah satu tangan yang bergerak mengelus pipi istrinya.

"Aku sangat malas." ucap Gretta menggeliat lalu menunduk menemukan tubuhnya yang telah terbaluti kaus putih polos kebesaran milik Harry tanpa pakaian dalam. "Kau memakaikan aku ini?" tanyanya menoleh pada si mata hijau yang kini terkekeh lantas mengangguk.

"Baiklah, kalau begitu tidur lagi saja. Tapi minum dulu susumu sebelum tidur dan ingat, setelah bangun jangan lupa untuk memakan sarapanmu." Harry menunjukkan nampan berisi sarapan Gretta yang telah tersedia di atas laci nakas.

"Apakah ada lagi larangan?"

Harry tertawa pelan mendengar pertanyaan konyol Gretta lalu merunduk mengecup gemas bibir istrinya yang terkatup rapat. "Kau sangat mengenalku rupanya. Baiklah, tak ada siapapun di rumah ini karena Feliks dan Elena sedang pergi bekerja. Sementara orang tuamu pergi ke New York tadi pagi untuk melakukan rapat. Aku juga akan pergi ke new york sekarang dan akan ku pastikan pukul 6 sore aku sudah berada di rumah."

Gretta bergumam samar seraya terpejam membalas pagutan lembut dari bibir tipis Harry lalu membuka mata ketika pria tersebut beralih mengecup perutnya lumayan lama sebelum kembali terduduk tegap.

"Sasha dikurung di kamar sebelah dan kuharap kau tak lagi mencoba untuk menemuinya." Gretta mengernyit bingung ketika mendengar perkataan Harry dan pasrah saat pria itu kembali merunduk memagut bibirnya lembut. "Mhh, Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu." balas Gretta pelan memperhatikan Harry yang kini terkekeh lalu beringsut berdiri merapikan jas yang dirinya kenakan.

"Ingin menitip sesuatu?" tanya Harry meraih tas kerja dari atas kursi meja rias Gretta dan menoleh pada gadis tersebut yang kini menggelengkan kepalanya pelan. "Kalau begitu aku pergi, sampai jumpa anak-anak ayah." lanjutnya melambaikan tangan sebelum melangkah keluar dari dalam kamar.

Gretta terdiam memperhatikan segelas susu gelas coklat yang berada di atas nampan. Gadis itu beringsut terduduk meneguk susunya cepat sebelum beringsut turun dari ranjang untuk memasuki kamar mandi.

Selesai mandi dan menyantap sarapan kini Gretta keluar dari dalam kamar dengan wajah yang segar terpoles make up tipis juga balutan gaun hijau gelap sebatas lutut untuk ibu hamil.

"Tolong siapapun buka pintunya! Aku lapar!"

Langkah kakinya terhenti mendengar suara teriakan samar itu dan pandangannya terpaku pada salah satu pintu di lorong. Gedoran pintu kembali terdengar cukup keras yang mana hal tersebut anehnya diabaikan oleh para pelayan yang berlalu lalang.

"Buka pintunya! Sialan, BUKA PINTUNYA!"

Pintu tersebut digebrak keras yang mana membuat Gretta melangkah mendekat lalu mengetuk pelan pintu hingga suara teriakan tadi langsung hilang seketika.

ALDERTS [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang