LAST CHAPTER

197 27 179
                                    

⚠️WARNING⚠️
🎥🔪BERISI ADEGAN KEKERASAN🔪🎥

***

Mobil yang hitam mewah yang dikendarai Liam melaju pelan melewati jalan aspal yang berukuran pas untuk satu mobil. Kedua sisi jalan sedari tadi hanya dihiasi jejeran hutan pohon pinus tinggi yang sepertinya masih dilindungi oleh pemerintah.

"Kau yakin ini jalannya? Mengapa sedari tadi hanya hutan?" tanya Harry menoleh pada Arthur yang masih berkutat fokus pada laptop miliknya selama perjalanan.

"Aku tidak tahu, GPS laptopku berkali-kali mati sedari tadi. Kupikir ada seseorang yang sengaja menyabotasenya." balas Arthur berdecak sebal yang mana membuat Zayn yang ikut andil menoleh memandang pria tersebut bingung.

"Jadi maksudmu, kita tersesat?"

"Tidak juga, jika dari alamat lokasi awal kita hanya perlu menempuh perjalanan sekitar 1 km lagi." Zayn menampilkan wajah tak yakin lalu menoleh ke depan di mana Liam duduk di depan tepat berada di samping Victor yang sedari tadi terus melamun.

"Mengapa tidak kau bawa pengawalmu? Bagaimana jika wanita tua itu membawa pengawal untuk menyerang kita?" Harry bertanya dengan nada ketus sekaligus cemas akan hal-hal buruk yang sedari tadi dirinya pikirkan.

"Kerajaan membatasi pengawal untuk rencana ini karena tak ingin nama baik keluarga tercemar. Jadi kami hanya bisa menggunakan beberapa pengawal." ucap Arthur menutup laptopnya lalu memasukkan benda tersebut ke dalam ransel yang dirinya bawa.

"Kau yakin kita akan baik-baik saja? Maksudku, aku yakin Megan memiliki banyak pengawal di rumahnya." sahut Leo membuka suara untuk yang pertama kalinya dan mencoba memberitahu hal yang sedari tadi tengah dirinya pikirkan.

Arthur terdiam mendengar perkataan Leo lalu mengambil sesuatu dari bagasi belakang dan semua orang terbelalak kaget melihat pria itu mengeluarkan beberapa senapan dari dalam tas besar tersebut.

"Baiklah, kuharap ini bukan pertama kalinya kalian memegang senjata. Untuk paman Victor pengecualian, tentu saja." Harry memutar bola mata kesal mendengarnya lalu mengambil senapan juga pistol tangan dari dalam tas tersebut. "Kau yakin akan membunuh?"

"Tentu saja Arthur, istriku sedang diculik dan aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan saat ini. Jadi membunuh adalah kewajiban yang harus kulakukan." ucap Harry tegas seraya memasukkan pistol tangan ke balik lingkar celana jeans kebesarannya.

Victor menyunggingkan senyuman mendengar perkataan menantunya dan menoleh ke belakang dengan satu tangan yang menengadah meminta senjata pada Arthur yang langsung memberikan senapan kepada pria tersebut.

"Kuharap paman---" ucapan Arthur terhenti ketika mendengar suara tembakan yang entah berasal dari mana. Hal itu membuat semua orang mulai panik lantas memutar pandangan untuk mencari asal suara tersebut.

"Di sebelah sana, siapkan senjata kalian." sahut Zayn mengambil senapan dari dalam tas dan mengeluarkan setengah tubuh melalui jendela. "Tetap kendarai mobilnya Liam, gunakan kecepatan penuh." lanjutnya berteriak sebelum melesakkan peluru pada salah satu mobil jeep yang sedang mengikuti mereka.

"Dia luar biasa." sahut Arthur kagum lalu ikut mengeluarkan tubuh dari jendela untuk menembakkan peluru pada mobil tersebut.

Victor beralih pada kursi tengah lalu membuka bagian atap untuk ikut menembakkan peluru pada mobil tersebut yang anehnya terus melaju dengan dua orang berpakaian serba hitam tengah menembak melalui bagian atas mobil.

Harry beralih mendekat ke arah Liam dan terduduk di kursi depan dengan senapan yang berada di kedua genggaman tangannya. Dia menoleh pada Leo yang kini mematung melihat mobil jeep lain telah melaju dari arah depan.

ALDERTS [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang