Chapter 1

630 55 81
                                    

Mobil mewah berwarna hitam itu melaju melewati jalan aspal satu arah dengan pepohonan asri yang berjejer rapi di sepanjang jalan hingga batas gerbang rumah. Suara klakson yang sengaja dibunyikan membuat gerbang tersebut langsung terbuka memberikan akses masuk untuk si pengemudi.

Rumah megah bak istana itu mulai terlihat ketika mobil tadi mulai melaju pelan mendekati teras rumah untuk memarkirkan mobil. Beberapa detik kemudian penumpang di dalam mobil langsung melangkah keluar lantas berjalan menaiki undakan tangga teras.

Salah satu pria paruh baya bermata biru menekan bel rumah hingga membuat pintu di hadapannya seketika terbuka menampilkan dua pelayan muda yang langsung menyambut mereka dengan ramah.

"Selamat datang, silakan masuk Tuan Nyonya." ucap salah satu pelayan berambut pirang seraya melebarkan pintu hingga membuat ke-empat orang itu langsung melangkah memasuki rumah yang begitu megah tersebut.

Pria berambut ikal dengan netra hijau menoleh menemukan dua pelayan tadi yang tengah menutup pintu dan pandangannya terpaku pada bokong sintal milik salah satu pelayan muda berambut ginger yang kini berbalik menampilkan wajah terkejut.

Kerlingan nakal dia berikan pada pelayan berseragam rok abu selutut itu yang kini menunduk malu lalu melangkah pergi membiarkan temannya yang berambut pirang melangkah mendekati tamu tersebut.

"Mari saya antar, Tuan Nyonya." ucap pelayan tersebut pada pria paruh baya tadi yang langsung mengangguk dan mereka semua segera melangkah mengikutinya.

Pria bermata hijau tadi bersiul nakal ketika melihat bokong pelayan tadi bergoyang akibat berjalan. Hal itu membuat wanita paruh baya di sampingnya langsung mendelik tajam padanya.

"Bersikaplah sopan, Harry." ucap wanita tersebut setengah berbisik memperingati putra pertamanya yang memiliki otak kotor dan nakal itu.

"Dia punya bokong yang bagus, ibu." sahutnya tanpa beban yang dibalas pelototan tajam dari wanita beserta pria paruh baya tadi yang memang sedang menguping pembicaraan mereka dari belakang.

"Jaga bicaramu atau ibu akan membuang Aster." ancamnya membuat pria bernama Harry itu langsung memutar bola mata dan mengangguk pasrah.

Sementara gadis berambut pirang yang berjalan di belakang bersama pria paruh baya tadi hanya terkikik geli melihat wajah kalah saudaranya dan Harry langsung menoleh melayangkan tatapan tajam.

"Jangan berani kau." ancamnya menunjuk wajah gadis tersebut dengan telunjuknya dan dia langsung menoleh ke depan ketika pria paruh baya tadi memberikan pelototan ancaman pada putranya.

"Silakan masuk, Tuan nyonya." ucapnya membukakan pintu di hadapannya mereka dan dengan penuh wibawa pria paruh baya tadi berjalan terlebih dahulu sambil menggandeng tangan istrinya untuk melangkah masuk.

Berbeda dengan Harry yang kembali mengerling nakal pada pelayan tadi yang langsung menundukkan pandangan ketika kedua pipinya memerah. Membuat gadis pirang tadi segera menyeret lengan pria tersebut agar melangkah masuk.

"Dia pelayan, bodoh. Yang benar saja." bisiknya setelah masuk ke dalam ruangan berisi meja makan yang telah terisi oleh beberapa orang tersebut.

"Aku tahu, lagipula aku hanya suka bokongnya." ucap Harry terkekeh pelan yang dibalas putaran bola mata oleh gadis pirang tersebut. Mereka berdua langsung terdiam di tempat ketika semua pandangan tertuju pada mereka yang baru saja sampai.

"Oh, ini benihmu Leo? Masuklah nak, duduklah di tempat kalian." sahut seorang pria paruh baya bertubuh tinggi yang telah terduduk di samping ayah mereka.

"Baik Tuan," ucap gadis pirang itu disertai senyuman sopan seraya menyeret Harry agar melangkah mengikutinya untuk terduduk di bangku kosong yang masih tersedia.

ALDERTS [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang