Chapter 40

202 29 146
                                    

Setelah mendapatkan panggilan telepon dari adiknya Harry lantas segera menyuruh Victor bersama Leo untuk kembali ke rumah miliknya. Selama di perjalanan mereka semua tak henti-hentinya memanjatkan doa kepada Tuhan dan mengarapkan semua orang baik-baik saja.

Perasaan Harry mulai cemas melihat gerbang terbuka lebar dan kedua matanya terbelalak kaget menemukan banyak mayat berserakan di sepanjang jalan menuju rumah.

"Oh Tuhan, kita harus turun." ucap Victor menghentikan mobil di dekat gerbang lalu melangkah keluar terlebih dahulu. Disusul Harry bersama Leo gang langsung berlari mendekati Giana dan Joana yang kini tersenyum lega melihat mereka.

"Leo!"

"Giana!" pekik Leo tersebut lantas segera berlari memeluk erat wanita tersebut yang kini terisak lalu beralih menarik Joana untuk bergabung di pelukan mereka.

Pandangan Harry dan Victor terjatuh pada mayat Feliks yang tergeletak di atas teras. Mereka secara bersamaan berjongkok lalu saling menoleh dengan perasaan yang campur aduk.

Air mata Victor terjatuh secara tiba-tiba dan pria itu langsung menarik tubuh kaku Feliks ke dalam pelukannya. "Sayang, bangunlah.." bisiknya begitu pelan seolah menjelaskan kesakitan pada hatinya.

Merasa mulai berpikiran buruk kini Harry dan Victor segera berlari cepat untuk memasuki rumah yang telah banjir oleh darah juga mayat pelayan bersama pengawal.

Victor mematung menemukan mayat Helena dan Elena kini tergeletak kaku di dekat pilar. Kedua mata birunya berkaca-kaca, bibirnya bergetar menahan jeritan, tubuhnya langsung terhuyung seketika.

Lantas dengan cekatan Harry memeluk Victor yang terjatuh di lututnya dan pria itu memutar pandangan mencoba mencari seseorang yang begitu dia rindukan di sepanjang jalan.

Hati si mata hijau teriris mendengar isakan Victor dan pandangan pria itu terpaku pada genangan darah di sekitar tubuh Helena juga Elena yang begitu pekat juga banyak bahkan hampir mengering di atas lantai.

"Helena..." lirih Victor beringsut mendekat pada tubuh kaku istrinya lalu memeluknya dengan erat. Pria itu menjerit keras memeluk tubuh kaku Elena bersama Helena yang tak bernyawa. "Kumohon bangunlah... Mengapa kalian meninggalku? Bangunlah!"

Leo melangkah masuk bersama Joana juga Giana yang kini memandang iba ke arah Victor yang masih menangis keras menyaksikan tiga mayat sekaligus pada hari ini.

"Oh Tuhan... Mengapa kau mengambil semua orang?" tanyanya lirih dan kembali menjerit memeluk erat tubuh istri juga putrinya.

Harry perlahan bangkit masih begitu terkejut akan pembantaian yang baru dirinya lihat kali ini dan dia menoleh pada Joana yang kini melangkah mendekat dengan salah satu kaki yang diseret.

"Harry..." ucapan Joana terhenti ketika pria itu langsung berlari meninggalkan ruang utama untuk menaiki undakan tangga dan dia berakhir masuk ke dalam kamarnya yang telah berantakan.

Kepalanya berputar mencoba mencari keberadaan istrinya yang entah berada di mana dan pria itu mematung menemukan ruang pakaian berantakan. Apalagi melihat pintu lemari yang terbuka.

"Sayang? Kau di mana?" tanya Harry begitu cemas lalu melangkah masuk memeriksa lemari pakaiannya yang berantakan dan menahan tangis ketika tak menemukan siapapun di sana.

"Sayang, jangan bersembunyi. Aku di sini, aku datang untukmu." ucapnya nyaris seperti orang tak waras dan berpikir jika mungkin Gretta masih berada di sana untuk menunggunya pulang.

"Gretta, ini aku... Harry."

"Gretta... Kau di mana sayang?" tanyanya melangkah keluar dari ruang pakaian dan mengecek kamar mandi yang masih rapi seperti tak tersentuh sedikitpun.

ALDERTS [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang