Bab 4

318 25 0
                                    

Ryeowook menatap Kyuhyun yang terlihat aneh. "Ada apa Kyu?" selidik Ryeowook. Ryeowook menatap Kyuhyun yang memakan makanannya sambal menatap Jae Kyung. "Tidak apa-apa, hyung. Emh.. ini enak sekali." Ia melihat senyum licik Kyuhyun. Dia sudah bisa menduga, Kyuhyun pasti melakukan sesuatu dengan masakannya.
"Jim Kang, mana makananmu!" suruh Ryeowook. "Eh? Ini? Untuk apa?" tanya Jae Kyung bingung. Tanpa menjawab pertanyaan Jae Kyung, Ryeowook langsung mencicipi makanan dalam mangkuk Jae Kyung. Ryeowook buru-buru memuntahkan makanannya itu.
"K..kenapa? Ada apa?" Yesung langsung panik dengan sikap Ryeowook. Yesung juga ikut mencicipi makanan Jae Kyung dan memuntahkannya sama seperti Ryeowook. Yesung menatap Jae Kyung tak percaya.
"Kau.. Bagaimana bisa kau tetap memakan makanan seaneh ini?" tanya Yesung dengan bingung.
"Oh.. itu.. aku-"
"Kyuhyun, bawa kemari makananmu!" suruh Ryeowook. "Eh? Kenapa?" tanya Kyuhyun bingung. Ryeowook mengambil makanan Kyuhyun dan memberikannya ke Jae Kyung sedangkan makanan Jae Kyung diberikan ke Kyuhyun. "Habiskan semua ini!" suruh Ryeowook dengan ketus.
"A..Apa? Kenapa harus aku?"
"Bukankah kau yang menambahkan garam di makanan Jim Kang? Kau harus menghabiskannya! Kalau tidak, aku tidak akan memasakan makanan lagi untukmu," ancam Ryeowook dengan marah.
"Hyung! Kenapa kau malah membelanya?" Kyuhyun tidak senang Ryeowook membela Jim Kang. "Aku bukan membelanya. Aku hanya tidak suka kau mempermainkan cita rasa masakanku." Ryeowook mengoreksi.
"Tapi.. ini.."
Kyuhyun tidak bisa berkata-kata lagi. Dia hanya menatap lirih mangkuk percobaannya itu. Jae Kyung tersenyum menatap wajah Kyuhyun yang aneh. Dia menambahkan air ke dalam mangkuk itu dan mengaduk-aduknya.
"Ini, rasanya mungkin akan sedikit kembali," ucap Jae Kyung. Kyuhyun menatap Jae Kyung dengan sebal, sebaliknya Sungmin menatap Jae Kyung dengan pandangan kagum.
--
Ponsel Jae Kyung berbunyi. Ada pesan masuk dari ayahnya. Ayahnya mengirimkan jadwal latihan yang harus diikuti semua personil Super Junior. "Pastikan mereka semua berlatih!" Jae Kyung membaca pesannya. Ia menganggukkan kepalanya. Ya, akan kupastikan mereka tidak akan bolos. "Hmm.. hari ini jam satu." Jae Kyung melirik jamnya. "Astaga, satu jam lagi! Aku harus memberitahu yang lainnya." Jae Kyung segera menghampiri Leeteuk.
"Hyung, kita ada latihan jam satu," ucap Jae Kyung pada Leeteuk. "Aku tahu," ucap Leeteuk ketus. "Baguslah kalau begitu. Aku akan bersiap. Suruh yang lainnya untuk bersiap!" suruh Jae Kyung. Tanpa menunggu jawaban Leeteuk, Jae Kyung buru-buru masuk ke kamar mandi dan bersiap untuk pergi.
Setelah selesai bersiap-siap, Jae Kyung keluar dari kamar mandi. Dilihatnya anggota Super Junior yang lain belum mengganti bajunya. Mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
"Hei, apa yang kalian lakukan? Sebentar lagi kita akan berangkat," ucap Jae Kyung sedikit kesal. "Astaga! Sudah jam segini." Kyuhyun tersadar dan segera masuk ke kamar mandi, diikuti oleh Donghae. Beruntung ada lima kamar mandi di dorm itu, jadi Yesung, Eunhyuk, dan Shindong bisa mengisi kamar mandi sisanya.
Jae Kyung mendengus kesal. Leeteuk yang melihatnya, menepuk pundak Jae Kyung. "Kau pergilah dulu! Kami akan menyusulmu," suruhnya.
"Tapi-"
"Kalau kau menunggu kami, kau akan terlambat. Tenang saja, kami akan segera menyusulmu!" janji Siwon. Jae Kyung menghela nafasnya. "Baiklah. Pastikan kalian datang secepatnya!" suruh Jae Kyung. Leeteuk dan Siwon menganggukkan kepalanya. Jae Kyung menggerutu tidak jelas. Dengan setengah hati, ia pergi meninggalkan mereka.
Leeteuk dan Siwon melakukan tos, sepeninggalnya Jae Kyung.
"Hei kalian. Keluarlah! Dia sudah pergi," seru Leeteuk. Beberapa saat kemudian, Kyuhyun, Donghae, Eunhyuk, Shindong dan Yesung keluar dari kamar mandi.
"Apa dia percaya?' tanya Kyuhyun. Leeteuk dan Siwon mengangguk. "Dia sepertinya termakan jebakkan kita," jawab Siwon. "Yess! Akhirnya aku berhasil!" Kyuhyun kegirangan. "Tapi, apa tidak apa membiarkannya seperti itu?" tanya Ryeowook. Sebenarnya ia tidak tega, namun ia juga malas kalau harus berlatih. Yesung memeluk bahu Ryeowook.
"Hei, jangan terlalu memperdulikannya! Mungkin setelah menunggu beberapa saat, dia pasti langsung pulang," ucap Yesung menengangkan.
"Kita harus bilang apa kalau dia kembali?" tanya Sungmin. "Hmm.." Kyuhyun berpikir. "Tenang saja, soal itu.. biar aku yang mengatasinya!" ujar Siwon.
Leeteuk tersenyum. "Nah.. matikan semua ponsel kalian! Kalian tidak ingin, Jae Kyung mengganggu kesenangan kita kan?" tanya Leeteuk. Kyuhyun tersenyum. Ia segera mematikan ponselnya, diikuti dengan yang lain. "Yeahh.. Freedom!" teriaknya.
--
Jae Kyung sampai di SM Entertainment. Ia melangkah masuk menuju ruang latihannya. Dalam perjalanan, ia berpas-pas-an dengan ayahnya. Jae Kyung membungkukkan badannya, memberi salam.
"Di mana yang lain?" tanya presdir. "Mereka akan menyusul, presdir," jawab Jae Kyung. Presdir berjalan meninggalkannya. Jae Kyung menundukkan kepalanya lagi.
Jae Kyung mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Leeteuk, namun Leeteuk tidak mengangkat teleponnya, bahkan teleponnya mati. Jae Kyung mencoba menelepon anggota Super Junior satu per-satu, namun hasilnya sama. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu di ruang latihan. Ia menunggu dan menunggu, namun mereka tidak kunjung datang.
"Kenapa mereka masih belum datang? Apa terjadi sesuatu?" Jae Kyung mulai lelah menunggu, diteleponnya mereka lagi, namun hasilnya tetap sama. Tiba-tiba pintu ruang latihan terbuka. Jae Kyung tersenyum, mengira yang datang adalah anggota Super Junior, namun senyumnya menghilang, melihat Yang Min yang masuk ke dalam ruang latihan.
"Oh? Oppa? Kenapa kau ada di sini?" Yang Min terlihat bingung melihat Jae Kyung di sana. "Ah.. Hai Yang Min-ah.. Aku... emh.. kau sendiri sedang apa di sini?" tanya Jae Kyung kembali.
"Ah.. aku akan memakai ruangan ini untuk berlatih," jawab Yang Min. Jae Kyung menatap jam tangannya. Sudah jam empat lebih. Jae Kyung menganggukkan kepalanya. "Baiklah kalau begitu. Latihanlah!" suruh Jae Kyung. Jae Kyung mengambil tasnya, bergegas untuk pergi.
"Oppa!" panggil Yang Min. Jae Kyung menoleh. "Ya?" tanyanya. Yang Min tersenyum. "Fighting!" Ia menyemangati Jae Kyung. Jae Kyung tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Ya," jawabnya. Ia berbalik dan keluar dari tempat itu. Jae Kyung menghela nafas berat.
"Apa mereka tidak datang?" Jae Kyung dikejutkan oleh suara presdir. Jae Kyung buru-buru membungkukkan badannya. "Sesuatu terjadi," jawab Jae Kyung. "Maafkan aku," sesal Jae Kyung. Presdir melangkahkan kakinya, melewati Jae Kyung.
"Kau seharusnya tidak membiarkan mereka mempermainkanmu," bisik presdir lalu pergi. Jae Kyung mengepalkan tangannya. Mereka.. awas saja!
--
Jae Kyung masuk ke dorm dengan tergesa-gesa. Nafasnya memburu. Ia benar-benar tidak percaya mereka akan mempermainkannya seperti itu. Apalagi.. "Kau seharusnya tidak membiarkan mereka mempermainkanmu." Jae Kyung mengepalkan tangannya geram.
"Hyung! Kau bilang kau akan menyusulku? Kenapa tidak datang?" tanya Jae Kyung yang melihat Leeteuk berada di kamarnya. Kebetulan anggota yang lain juga berkumpul di sana.
Leeteuk menatapnya. "Itu.. kami berusaha memberitahumu, tapi kau tidak bisa kami hubungi," jawabnya. "Apa? Kapan kalian menghubungiku? Justru kalianlah yang tidak bisa aku hubungi," ucap Jae Kyung. "Hei Yesung, kau tidak menghubungi Jim Kang?" tanya Siwon. "
Apa?" Yesung bingung karena tiba-tiba Siwon bertanya padanya. "Aish.. kau tidak memberitahunya? Aku sudah menyuruhmu untuk melakukannya," ucap Siwon.
"A.. Aku?" Yesung kebingungan. "Siwon Hyung, kupikir malah kau yang sudah menghubunginya," ucap Kyuhyun, menyelamatkan Yesung. Siwon menghela nafasnya. "Jadi, tidak ada yang menghubungi Jim Kang?" tanya Siwon. Semua menggeleng.
"Astaga.. kami benar-benar minta maaf Jim Kang. Kau pasti menunggu sangat lama," sesal Siwon. Wajahnya penuh dengan penyesalan. Jae Kyung jadi tidak bisa marah.
"Memangnya apa yang terjadi?" tanyanya, masih dengan nada menyelidik. Siwon memeluk bahu Sungmin yang ada di sebelahnya. "Uri Sungmin, perutnya tiba-tiba saja sakit. Jadi, kami mengantarnya ke rumah sakit. Kami benar-benar khawatir dengan keadaannya, sampai-sampai kami melupakanmu," jelas Siwon.
Jae Kyung menatap Sungmin. "Kau tidak apa-apa, hyung?" tanyanya. "Uh? Emh.. aku masih sedikit pusing. Aku rasa maagku kambuh. Tadi sakit sekali," ucap Sungmin sambil memegangi perutnya.
Jae Kyung menghela nafas berat. "Baiklah, kali ini aku maafkan. Tapi, besok kalian harus ikut aku berlatih!" suruh Jae Kyung. "Ne.." jawab mereka. Jae Kyung sebenarnya masih kesal dengan perbuatan mereka itu, tapi ia juga tidak bisa menyalahkan mereka. Jae Kyung keluar dari kamar Leeteuk dan pergi ke kamarnya.
--
"Woahh.. hyung! Kau benar-benar jago berakting! Bagaimana bisa kau melakukannya?" puji Kyuhyun. Siwon tersenyum. "Entahlah, semuanya terlintas begitu saja di kepalaku," ucap Siwon menyombongkan dirinya.
"Semua masalah selesai sih.. tapi kenapa kau bawa-bawa namaku segala, hyung?" tanya Sungmin kesal. Siwon tersenyum. "Habis.. sepertinya dia percaya padamu. Kau ingat saat pertama kali ia melihatmu?" tanya Siwon. Tentu saja Sungmin mengingatnya. Tiba-tiba saja kedua pipinya dicubit seperti itu.
"Tapi.. dia menunggu kita," ucap Ryeowook tiba-tiba. Semua menatap Ryeowook. "Itu.. kau bilang kan, dia pasti akan segera pulang, tapi ternyata dia menunggu kita sampai berjam-jam," jelas Ryeowook sambil menatap Yesung. Yesung mengangkat bahunya. "Entahlah, mungkin dia memang orang yang bodoh. Kau lihat kan? Dia percaya begitu saja," jelas Yesung.
"Sudahlah, tidak perlu dipikirkan! Yang terpenting adalah, siasat kita besok. Aku tidak mau harus latihan berjam-jam untuk sesuatu yang tidak berguna," ucap Eunhyuk. "Hmm.. untuk besok ya? Kali ini aku punya ide," ucap Leeteuk. Leeteuk tersenyum licik. "Jadi.. besok, kita akan..." Semuanya menyimak rencana Leeteuk itu.
--
"Baiklah, ayo kita berangkat!" seru Eunhyuk. Mereka buru-buru menaiki mobil. Jae Kyung yang terakhir masuk ke dalam mobil. Ia merasa sedikit heran dengan antusias mereka, tapi dia tidak memperdulikannya. Yang penting adalah mereka bisa berangkat dan berlatih. Dia juga tidak akan mengecewakan ayahnya lagi.
Mereka sampai di depan perusahaan mereka. Jae Kyung tersenyum dan turun dari mobil. Tiba-tiba pintu mobil ditutup dan mobil melaju kencang meninggalkan dirinya.
"Heii!!" teriak Jae Kyung sambil mengejar mobil itu, namun mereka malah melambaikan tangan ke arah Jae Kyung sambil tertawa mengejek. "Heiii!!!" teriak Jae Kyung kesal.
"Jim Kang!" panggil Inyoung. "Mwo?" ucapnya sengit. Jae Kyung menoleh. Ia baru menyadari bahwa yang memanggilnya adalah sekertaris presdir dan presdir berdiri tidak jauh dari situ. Jae Kyung segera menjaga sikapnya. "Emh.. Ya? Ada apa?" tanyanya. "Presdir memanggilmu," ucap Inyoung. Jae Kyung menatap presdir yang berjalan pergi menuju ruangannya.
"Dia memintamu untuk datang ke ruangannya," jelas Inyoung lagi. Jae Kyung menelan ludahnya. "Ya, terima kasih." Jae Kyung pergi mengikuti presdir masuk ke dalam ruangannya.
"Anda memanggil saya, presdir?" tanya Jae Kyung setelah sampai di ruangan ayahnya. "Aku melihat mereka mempermainkanmu lagi," ucap presdir. Jae Kyung menundukkan kepalanya. "Maafkan aku," sesal Jae Kyung.
"Sampai kapan kau dipermainkan seperti ini?" tanya presdir dengan nada tinggi. Jae Kyung membungkukkan badannya. "Saya janji, hal seperti ini tidak akan terjadi lagi," sesal Jae Kyung. Presdir menghela nafas berat.
"Baiklah, kau boleh pergi!" suruh presdir. Jae Kyung membungkukkan badannya lalu berbalik.
"Seharusnya dari awal aku tidak harus mempercayakan mereka kepadamu." Kata-kata presdir membuat langkahnya terhenti. Jae Kyung mengepalkan tangannya. Ia menarik nafas lalu melangkahkan kakinya pergi. Jae Kyung menutup pintu ruang presdir. Inyoung menghampirinya.
"Apa presdir memarahimu?" tanya Inyoung khawatir. Jae Kyung menatap Inyoung. Ia tersenyum. "Tidak perlu khawatir. Semua baik-baik saja," jelas Jae Kyung. "Ah.. syukurlah. Aku takut sekali, ketika presdir tiba-tiba memanggilmu," ungkap Inyoung.
"Maaf ya.. ini semua karena adikku, Leeteuk. Aku akan memarahinya untukmu!" ucap Inyoung lagi. Jae Kyung teringat, bahwa Inyoung adalah kakak dari Leeteuk. Jae Kyung tersenyum. "Kalau begitu.. lain kali, kau harus mentraktirku daging asap!" suruh Jae Kyung.
"Daging asap? Baiklah! Aku akan mentraktirmu. Katakan saja kapan dan di mana." Inyoung bersemangat. Jae Kyung tersenyum. "Baiklah, terima kasih, Inyoung-ssi," ucap Jae Kyung dengan nada menggoda. Jae Kyung lalu melangkahkan kakinya.
--
"Wah.. makanan tadi benar-benar enak sekali. Ryeowook hyung, kau harus belajar membuatnya!" suruh Kyuhyun. Mereka baru saja pulang. Ryeowook tidak menjawab Kyuhyun. Tatapannya menatap Jae Kyung yang ada di hadapan mereka. "Jadi.. kalian berpesta di luar sana?" tanya Jae Kyung. Ia melipatkan kedua tangannya di depan dada.
"Oh.. kau sudah pulang? Apa kau tidak menunggu kita lagi, seperti orang bodoh?" tanya Kyuhyun. Jae Kyung tersenyum mengejek. "Tentu saja tidak. Aku tidak sebodoh itu, akan tertipu dua kali," ucap Jae Kyung. Jae Kyung menatap Sungmin. "Sungmin hyung, aku tidak percaya kau berbohong kepadaku seperti itu."
"I.. Itu, aku-"
"Kenapa tidak kau bilang saja kalau kalian tidak mau berlatih? Kenapa harus berpura-pura sakit seperti itu?" sindir Jae Kyung kesal. "Ya, kami memang telah berbohong padamu. Lalu kenapa? Kau sendiri yang bodoh, terlalu percaya dengan kami," ejek Leeteuk, membela Sungmin.
Ryeowook berusaha menengahi.
"Sudahlah teman-teman! Ini sudah malam. Lebih baik kita beristirahat untuk-" "Ryeowook hyung.. kau juga bagian dari semua ini?" Kenyataan bahwa tidak ada orang yang berpihak padanya sungguh menyakitkan hati Jae Kyung.
"Ah.. sudahlah! Aku mengantuk." Kyuhyun menguap dan masuk ke dalam kamarnya, diikuti dengan Leeteuk, Siwon, Eunhyuk, Donghae dan Shindong. Ryeowook tampak menyesal, namun Yesung segera menggeretnya masuk ke dalam kamar. Tinggal Sungmin yang ada di hadapan Jae Kyung.
Sungmin menghela nafas berat. "Aku benar-benar minta maaf, tapi.. kami punya alasan mengapa kami tidak mau berlatih," jelas Sungmin. Sungmin berjalan mendekati Jae Kyung dan menepuk bahunya. "Kuharap kau mau mengerti dan berhenti mencampuri urusan kami!" ucap Sungmin lalu pergi.
Jae Kyung menundukkan kepalanya. "Seharusnya dari awal aku tidak harus mempercayakan mereka kepadamu." Air mata Jae Kyung menetes, namun ia segera menghapusnya. "Kuharap kau mau mengerti dan berhenti mencampuri urusan kami!" Jae Kyung menggelengkan kepalanya. Tidak, aku tidak akan menyerah. Aku tidak akan mengecewakan appa lagi. Tidak akan.
--
Jae Kyung keluar dari kamarnya. Ia sudah siap untuk pergi berlatih. "Ayo semua! Kita berangkat!" suruh Jae Kyung. Tidak ada yang menjawab. Semua sibuk dengan urusannya masing-masing. Ryeowook sibuk membaca buku resepnya, Yesung sibuk mendengarkan musik dengan headphonenya, Donghae sibuk dengan laptopnya, Siwon sibuk membaca majalahnya, Shindong, Sungmin dan Leeteuk sibuk menonton televisi dan Kyuhyun sibuk bermain game di notebooknya.
Jae Kyung menghampiri Leeteuk. "Hyung!" panggil Jae Kyung. Leeteuk menatap Jae Kyung sekilas, lalu kembali menonton televisi. Jae Kyung mengepalkan tangannya. Aku tidak akan menyerah begitu saja. Sudah cukup kalian mempermainkanku. Jae Kyung mematikan televisi yang mereka tonton.
"Hei!" Shindong, Sungmin dan Leeteuk protes. Tidak berhenti di situ saja, ia juga merebut buku resep Ryeowook, merebut headphone Yesung, laptop Donghae, majalah Siwon, dan notebook Kyuhyun. Jae Kyung segera mengamankan barang-barang itu ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya.
"Hei! Apa yang kau lakukan sekarang?" tanya Siwon dengan kesal. "Menyita barang-barang kalian. Kalian tidak lihat?" tantang Jae Kyung.
"Apa kau tidak jera juga? Kenapa sih kau sangat ingin melakukan hal yang tidak penting sama sekali?" tanya Eunhyuk kesal. "Eunhyun benar, memangnya siapa kau, berani menyuruh-nyuruh kami? Kau hanya anak baru di sini. Jangan bertingkah seolah-olah kau seorang leader!" Leeteuk tersinggung.
"Justru karena itu, bukankah kau leader di sini? Kenapa kau bersikap kekanak-kanakan? Kau tahu harusnya kita pergi untuk berlatih. Aku sudah memberitahumu tentang hal itu, dan kau bilang apa? Semua itu tidak penting? Lalu untuk apa kau di sini?" sindir Jae Kyung.
"Hei! Apa kau baru saja bilang kalau aku tidak berhak menjadi seorang leader?" Leeteuk memajukan langkahnya hendak menutup mulut Jae Kyung, namun Kyuhyun menghentikannya. "Hyung, biar aku saja!" ucap Kyuhyun. Leeteuk memundurkan langkahnya, menahan emosi.
"Hei, kau telah mengambil notebookku. Kembalikan segera!" suruh Kyuhyun. "Aku tidak mau." Kyuhyun mendorong tubuh Jae Kyung. "Ku bilang kembalikan! Tadi aku hampir saja memenangkannya! Kau malah datang dan mengacaukan segalanya. Cepat, berikan aku kuncinya!" desak Kyuhyun marah. Jae Kyung tertawa mengejek.
"Ckckck.. sungguh kekanak-kanakan."
"Mwo?"
"Alasanmu itu sungguh kekanak-kanakan. Umur berapa kau sekarang?" ejek Jae Kyung. "Aish.. kau memang-" Kyuhyun melayangkan tinju ke arah wajah Jae Kyung, namun Jae Kyung dengan cepat menangkisnya.
"Kenapa? Aku memangnya kenapa? Menyebalkan?" tantang Jae Kyung. Kyuhyun terkejut campur bingung karena Jae Kyung ternyata bisa menghindari serangannya. Tidak, bukan hanya menghindari, tetapi menahan serangannya. Menahan..
Kyuhyun menarik tangannya kembali. "Kalian pikir aku akan ketakutan seperti yeoja?" tanyanya. Mereka semua diam tak bergeming. Jae Kyung menatap Sungmin. "Sungmin hyung, kau bilang kalian punya alasan mengapa kalian tidak ingin berlatih? Aku juga punya alasan. Aku ingin berlatih, mengasah kemampuanku. Aku tidak ingin membuang-buang waktuku dengan hal tak berguna," ungkap Jae Kyung. Mereka tetap diam.
Jae Kyung menghela nafasnya berat. "Jadi, apa kalian sudah paham, kenapa aku ada di sini? Mulai sekarang, jika kalian masih mau bermain-main seperti ini, lebih baik kalian menyerah untuk menjadi bintang!" suruh Jae Kyung.
Wajah Jae Kyung menjadi tegas. Dia menatap ke arah Kyuhyun. "Aku datang ke sini bukan untuk mengikuti permainan anak kecil. Aku datang untuk menjadi bintang," bentak Jae Kyung dengan marah.
-------o0o-------

A DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang