BAB 15

145 18 5
                                    

"Baiklah.. Penampilan terakhir ini sangat spesial. Mari kita sambut persembahan dari SM Entertainment!" Para anggota Super Junior-minus Jae Kyung-menunggu di belakang panggung. Mereka semua gugup menunggu giliran tampil. Bagaimanapun juga, ini penampilan pertama mereka di panggung setelah setahun.
"Super.. Junior!!"
Mereka semua keluar dan berdiri di posisi mereka masing-masing. Mereka dapat mendengar sorakan penonton memenuhi ballroom itu. Musik di putar dan mereka mulai menari dan menyanyi.
Di tengah tariannya, Kyuhyun menangkap seorang penonton wanita berdiri, namun seorang wanita di sebelahnya menariknya duduk. Kyuhyun merasa tidak asing dengan wajah wanita itu, namun Kyuhyun menghiraukannya.
"Tepuk tangan untuk penampilan terakhir mereka!"
Semua orang bertepuk tangan. MC memberikan mic untuk Leeteuk. "Ya, album kami akan keluar sebulan lagi. Mohon kalian semua membantu kami. Kami mohon bimbingannya!" Leeteuk dan semua anggota membungkukkan badannya. Setelah itu, Leeteuk mengembalikan mic ke MC.
"Baiklah, silahkan nikmati hindangannya."
MC mempersilahkan mereka untuk turun dari panggung. Mereka telah menyiapkan meja sendiri untuk Super Junior. Kyuhyun lagi-lagi melihat wanita itu berdiri, namun membelakangi mereka.
"Uh? Bukankah itu Im Hee, teman Jim Kang?" tanya Ryeowook, melihat Im Hee. "Ah.. benar! Itu Im Hee!" Sungmin melambaikan tangan ke Im Hee.
Kyuhyun masih penasaran dengan wanita yang berdiri di sebelah Im Hee. Sejak tadi, tingkah lakunya sangat aneh. "Kalau Im Hee ada di sini, apakah Jim Kang juga ada di sini?" tanya Donghae. Jim Kang? Ada di sini? Jangan-jangan.. "Ayo kita tanya dia!" Mereka berjalan mendekati Im Hee.
Tiba-tiba wanita di sebelah Im Hee itu berlari. Ia tersandung sesuatu dan terjatuh. Masih membelakangi anggota Super Junior yang lain, wanita itu berusaha bangkit berdiri, namun ia tidak bisa melakukannya. Kalau dilihat-lihat, postur tubuh itu.. Kyuhyun menduga-duga.
"Apa yang terjadi?" Anggota Super Junior yang lain, ingin melihat apa yang terjadi. "Penampilan kalian tadi keren sekali," ucap Im Hee, menghalangi jalan mereka. "Ya, terima kasih.. tapi, apa yang terjadi? Siapa wanita itu?" tanya Sungmin. Kyuhyun menatap wanita itu. Tiba-tiba, pikirannya mengarah pada Jim Kang. Apa dia Jim Kang?
"Kita harus membantunya!" suruh Eunhyuk. Jika mereka melihat dan mengenali Jim Kang, semuanya akan berakhir. Kyuhyun memajukan langkahnya. "Kyuhyun, kau-" Im Hee berusaha menghalangi Kyuhyun, namun Kyuhyun sama sekali tidak memperdulikannya. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi!
Kyuhyun mengangkat tubuh Jae Kyung dan menggendongnya. Ia membawanya pergi dari ruang pesta. Kyuhyun menurunkannya di sebuah bangku taman depan hotel itu. Ia melihat kaki Jae Kyung yang memerah.
"Tunggu di sini, aku akan mengantarkanmu ke rumah sakit!" suruh Kyuhyun. Jae Kyung tidak berkata apa-apa, ia menunduk dan mulai berdiri. "Aku bisa melakukannya sendiri, terima kasih," ucap Jae Kyung.
"Hei Jim Kang-ah! Apa kau ingin terus seperti ini?" bentak Kyuhyun. Dia sangat kesal sekaligus khawatir dengan keadaan Jae Kyung. Hatinya sakit, melihat Jae Kyung terluka seperti itu.
"K..Kyuhyun..?"
Kyuhyun baru sadar ketika Jae Kyung memanggil namanya dan melihatnya seperti itu. "Kau.. bagaimana kau bisa..?" Jae Kyung tidak melanjutkannya. Dasar bodoh! Apa yang telah aku lakukan? Kyuhyun mengumpat dirinya sendiri.
--
Jae Kyung menatap kakinya yang diperban. Ia berada di rumah sakit. "Tidak ada yang perlu kau khawatirnya. Ini hanya terkilir saja. Besok, jika kau merasa lebih baik, perbannya boleh dilepas," ucap dokter menjelaskan. Jae Kyung menundukkan kepalanya. "Terima kasih, dokter." Suster memapahnya keluar dari ruang pemeriksaan.
"Jae Kyung-ah!"
Terlihat Im Hee yang berlari menghampiri Jae Kyung. "Apa kau baik-baik saja? Apa kata dokter?" tanya Im Hee yang langsung memapah Jae Kyung dan membantunya berjalan.
"Hanya terkilir," jawab Jae Kyung pelan. Im Hee berhenti dan menatapnya. "Jae Kyung-ah.. jeongmal mianhae.. Seharusnya aku membantumu, tapi anggota Super Junior mendekat. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku juga tidak bisa menahan Kyuhyun," sesal Im Hee.
Jae Kyung memaksakan diri untuk tersenyum. "Kwenchanna.." ucapnya. "Ah iyaa, bicara soal Kyuhyun, apa yang terjadi? Apa dia tahu siapa kau? Apa dia mengenalimu?" tanya Im Hee. Jae Kyung menggenggam tangannya.
"Dia.. tahu."
"Dia mengenalimu?"
Jae Kyung menganggukkan kepalanya. "Sejak awal dia sudah tahu," ucap Jae Kyung. Jae Kyung menatap Im Hee. "Dia tahu kalau aku adalah yeoja," jelas Jae Kyung. Jae Kyung ingat kejadian di bangku taman..
"K..Kyuhyun..? Kau.. bagaimana kau bisa..?" Jae Kyung tidak menyelesaikan kata-katanya. Ia tidak bisa mengatakannya. Kyuhyun menghela nafas berat. "Itu tidak penting! Sekarang, kita harus segera pergi ke rumah sakit!" suruh Kyuhyun.
"Sejak kapan kau mengetahuinya?" tanya Jae Kyung, tak peduli dengan kata-kata Kyuhyun.
Kyuhyun terdiam dan menatap Jae Kyung. "Hari saat kau melukai tanganmu," jawab Kyuhyun akhirnya. "Aku.. mendengarmu berbicara di telepon," sambung Kyuhyun lagi. Jae Kyung teringat hari itu. Saat itu dia benar-benar marah pada ayahnya. "Kau tahu semuanya, tapi kenapa kau tidak katakan itu padaku?" tanya Jae Kyung.
Tiba-tiba Jae Kyung ingat ketika Kyuhyun memeluknya, mengatai dia mirip yeoja, mengutarakan perasaannya, Jae Kyung ingat semua itu. Ditatapnya Kyuhyun.
"Apa kau bersenang-senang?"
"Apa?"
"Kau pasti merasa senang kan, bisa mempermainkanku?" tuduh Jae Kyung. Entah-mengapa ia merasa marah. "Aku sama sekali tidak berniat mempermainkanmu!" ucap Kyuhyun langsung, namun Jae Kyung tidak mau mendengarnya.
Semua yang ada dipikiran Jae Kyung adalah, Kyuhyun tahu semuanya, dan selama ini dia telah mempermainkan Jae Kyung.
Jae Kyung melihat Taxi yang terlintas. "Taxi!" Jae Kyung mengangkat tangannya dan berusaha mengejar Taxi itu. Kyuhyun menghentikannya. "Akan kucarikan," ucapnya. "Tidak perlu!" tolak Jae Kyung, namun Kyuhyun tidak mendengarnya. Ia segera berlari dan memberhentikan Taxi.
Kyuhyun kembali dan hendak memapah Jae Kyung, namun Jae Kyung menolaknya. Jae Kyung berjalan masuk ke dalam Taxi. "Ke rumah sakit terdekat," ucap Kyuhyun pada supir Taxi. Kyuhyun menatap Jae Kyung. "Kita akan bicarakan lagi! Pertama-tama, pergilah ke rumah sakit!" suruh Kyuhyun. Jae Kyung tidak menjawabnya.
--
"Jadi, kau hanya pergi begitu saja?" tanya Im Hee setelah Jae Kyung selesai bercerita. Im Hee membawa Jae Kyung ke rumahnya. Jika, Jae Kyung kembali ke dorm, anggota Super Junior lain akan curiga dan menanyakan alasan kakinya terluka. Jadi, Jae Kyung mengatakan bahwa ia ada urusan dan baru bisa pulang besok.
"Saat itu, aku benar-benar tidak bisa berpikir," jawab Jae Kyung. "Aku benar-benar terkejut saat itu. Aku tidak mengira kalau dari awal dia sudah tahu," sambung Jae Kyung.
"Tapi, saat dia tahu pun, dia tidak memberitahu member yang lain kan? Itu berarti, dia benar-benar menyukaimu." "Aku tidak tahu, Im Hee. Mungkin saja dia hanya mempermainkanku," bantah Jae Kyung.
"Mempermainkan apanya?"
"Saat dia memeluk dan mengatakan bahwa dia menyukaiku, itu pasti salah satu dari leluconnya. Dia pasti tertawa di belakang, setelah itu. Dia benar-benar memperlakukanku seperti orang bodoh," ucap Jae Kyung.
"Astaga Jae Kyung! Dia memang terlihat seperti playboy, tapi belum tentu dia seperti itu. Mungkin saja dia memang tertarik padamu!" ucap Im Hee. Jae Kyung menundukkan kepalanya. Ia sama sekali tidak yakin. Aku bahkan tidak berpenampilan seperti yeoja. Bagaimana bisa dia menyukaiku?
"Jae Kyung-ah!"
Im Hee meletakkan kedua tangannya di bahu Jae Kyung. Ia menatap Jae Kyung dalam-dalam. "Kau ini cantik! Meskipun kau berpenampilan seperti namja, bukan berarti kau bukan yeoja. Kau punya daya tarik yang yeoja lain tidak punya, dan mungkin Kyuhyun tahu apa itu," jelas Im Hee.
Jae Kyung terdiam menatap Im Hee. Benarkah? Benarkah Kyuhyun sungguh-sungguh padaku? Benarkah Kyuhyun melihatku sebagai yeoja? Jae Kyung menutup matanya dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ah.. molla! Kepalaku sakit!" ucapnya menyerah.
Tiba-tiba ponsel Jae Kyung berdering. Jae Kyung menatap nama orang yang meneleponnya. "A..Appa?" Jae Kyung langsung menatap Im Hee yang juga menatapnya. "Bagaimana ini? Apa dia sudah tahu semuanya?" Jae Kyung panik. "Coba kau angkat dulu! Mungkin saja, ahjushi masih belum tahu," suruh Im Hee. Jae Kyung menelan ludahnya.
"Ne?"
"Cepat datang ke kantorku!"
"Kantor? Tapi- tittt..." Telepon sudah di tutup. Jae Kyung menelan ludahnya. "Apa katanya?" tanya Im Hee penasaran. "Dia menyuruhku untuk datang ke kantornya," jelas Jae Kyung.
"Kantor? Bukankah ahjushi ada di luar negeri?" tanya Im Hee bingung. Jae Kyung langsung mengacak-acak rambutnya. "Ah.. aku harus bagaimanaa??"
--
Jae Kyung sampai di depan perusahaan SM Entertainment, Im Hee yang mengantarnya. "Jae Kyung-ah, apa kau sungguh baik-baik saja?" tanya Im Hee. "Kwencahanna.. Appa tidak akan sampai memarahiku," ucap Jae Kyung, namun suaranya bergetar.
"Bukan soal itu.."
"Bukan?"
"Kakimu.. apa tidak apa?" Im Hee menatap kaki yang lebam. Jae Kyung melepas perbannya. Ia tidak mau presdir Lee melihatnya. "Ah.. ini?" Jae Kyung tersenyum. "Tidak apa. Sudah tidak sakit lagi kok," jawab Jae Kyung. "Baiklah, aku akan tunggu di sini, kau pergilah!" suruh Im Hee. Jae Kyung menganggukkan kepalanya.
Jae Kyung berusaha berjalan dengan kedua kakinya, namun kaki kanannya terus saja terasa sakit. Jae Kyung masuk ke dalam lift. Setelah pintu lift tertutup dan tinggal ia sendiri, Jae Kyung mengangkat kaki kanannya sedikit untuk mengurangi rasa sakitnya.
"Ting!"
Pintu lift terbuka. Ia sampai di depan ruangan ayahnya. "Jim Kang-ssi?" Inyoung, sekertaris ayahnya masuk ke dalam lift. Jae Kyung menahan pintu liftnya agar tidak tertutup. Jae Kyung memberi salam, kemudian keluar dari lift, meninggalkan Inyoung.
"Tok..tok..tok"
Jae Kyung mengetuk pintu ruangan presdir Lee. "Masuk!" suruh presdir Lee. Jae Kyung mengambil nafas lalu menghembuskan nafasnya. Ia membuka pintu dan masuk ke dalam.
"Kenapa presdir memanggilku?" tanyanya. "Aku dengar kalau tadi kau datang ke pesta." Jae Kyung menundukkan kepalanya. "Maafkan aku," sesal Jae Kyung.
"Apa yang kau pikirkan? Datang ke pesta seperti itu dengan memakai gaun. Apa kau sengaja melakukannya? Kau ingin identitasmu terbongkar?" tanya presdir, nada suaranya tinggi.
"Maafkan aku, aku tidak tahu kalau Super Junior akan tampil di sana," sesal Jae Kyung. "Aku harap hal seperti ini tidak akan terjadi lagi."
"Ne presdir, aku mengerti," jawab Jae Kyung, masih menundukkan kepalanya.
"Ingat! Kau hanya mata-mata! Tugasmu adalah mengawasi mereka dan melaporkannya padaku! Jangan lakukan apapun selain hal itu! Kau mengerti?" tanya Presdir. Jae Kyung menganggukkan kepalanya. "Ne, presdir."
"Baiklah, kau boleh pergi!"
Jae Kyung menunduk hormat, kemudian keluar dari ruangan presdir. Ia masuk ke dalam lift dan turun menuju lobby. "Apa yang kau pikirkan? Datang ke pesta seperti itu dengan memakai gaun. Apa kau sengaja melakukannya? Kau ingin identitasmu terbongkar?" Jae Kyung ingat kata-kata yang diucapkan presdir kepadanya. Bagaimana bisa appa berpikiran seperti itu? Padahal ia sama sekali tidak berniat melakukannya.
"Ting!!"
Pintu lift terbuka. Jae Kyung melangkahkan kaki keluar dari lift. "Jim Kang-ah.." Inyoung berdiri di depan Jae Kyung, menghalangi jalannya. "Ne.." Jae Kyung menundukkan kepalanya, memberi hormat, lalu melanjutkan langkahnya.
"Hey! Penipu!"
Langkah Jae Kyung terhenti mendengar bentakkan Inyoung. Jae Kyung melihat ke sekelilingnya, kemudian berbalik. "Aku?" tanyanya.
"Benar! Siapa lagi kalau bukan kau?" ucap Inyoung kesal. Jae Kyung memiringkan kepalanya. Ia tidak mengerti alasan Inyoung tiba-tiba marah kepadanya.
"Dasar tidak tahu diri! Bagaimana kau bisa mengabaikan aku seperti itu? Apa kau bahkan tahu namaku?" tanya Inyoung kesal. Jae Kyung tertawa. Ah.. karena itu..
"Namamu Inyoung, Park Inyoung. Kau nunnanya Leeteuk hyung kan?" jawab Jae Kyung sambil tersenyum. Inyoung tertawa tak percaya.
"Hyung? Kau bilang hyung?"
"Nunna, ada apa denganmu?" tanya Jae Kyung.
"Nunna?" Inyoung maju mendekati Jae Kyung. "Kau seharusnya memanggilnya memanggilku unnie, penipu!" ucap Inyoung.
Inyoung mendorong Jae Kyung dengan keras. Jae Kyung terjatuh di lantai. Ia tidak bisa bergerak dan hanya menatap ke arah Inyoung. Inyoung mengarahkan jari telunjuknya ke arah Jae Kyung.
"Kau benar-benar akan mati! Aku akan mengadukanmu ke Leeteuk." Inyoung mengeluarkan ponselnya.
"Lihat saja, bagaimana terkejutnya dia ketika tahu bahwa kau adalah seorang yeoja." Inyoung menelepon Leeteuk.. Bagaimana ini? Aku.. harus bagaimana? "Yeoboseyo? Leeteuk!" Jae Kyung memejamkan matanya...

--------o0o--------

A DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang