BAB 18

220 18 0
                                    

"Terkadang, lebih baik melupakan sesuatu hal yang menyakitkan, daripada terus mengingatnya.."     

-----------------------------------------------------------

           Semua anggota Super Junior, kecuali Jae Kyung berkumpul di ruang tengah. Im Hee baru saja pergi meninggalkan mereka. "Tidak kah kalian mengerti? Jae Kyung dibayar untuk menyadarkan kalian! Untuk membuat kalian bangkit kembali. Tidakkah kalian sadar akan hal itu? Itu semua demi kalian! Kalian lah yang membuat Jae Kyung melakukan itu." Kyuhyun terngiang kata-kata Im Hee barusan.

            "Tidak bisakah aku berhenti sekarang?" Kyuhyun ingat kata-kata Jae Kyung di telepon saat ia mencuri dengar. "Mungkin kau lupa akan hal ini, tapi appa.. aku ini yeoja! Bagaimana aku bisa tinggal bersama mereka?" Kyuhyun mengepalkan tangannya. Ya, benar. Dari awal Jae Kyung tidak mau melakukannya. Kenapa aku baru menyadarinya?

         "Jangan memanggil namaku! Jangan pernah bicara lagi padaku!" Kyuhyun mengacak-acak rambutnya. Kenapa aku malah membentaknya seperti itu? Aku benar-benar bodoh. Kyuhyun teringat saat Jae Kyung menangis di pelukannya, ketika ia memanggil namanya. Selama ini, ia menyembunyikan identitasnya. Semua orang tidak memanggil namanya yang sesungguhnya. Itu pasti sangat menyiksanya.

         "Kita harus memberitahu presdir," ucap Kyuhyun tiba-tiba.

     Semua mata tertuju pada Kyuhyun. "Apa maksudmu, Kyuhyun?" tanya Sungmin. Kyuhyun menatap Sungmin. "Bukankah kita sudah mendengar semuanya? Kita lah penyebab Jae Kyung melakukan semua ini. Kita juga yang harus menghentikannya," jawab Kyuhyun.

        "Menghentikannya? Maksudmu, dengan mengadukannya pada presdir?" tanya Leeteuk. Kyuhyun menganggukkan kepalanya. "Tapi.. bukankah hal itu malah membuat Jim Kang--emh.. maksudku Jae Kyung di pecat?" tanya Ryeowook khawatir. "Ya, mungkin. Tapi, kita bisa meminta presdir untuk membebaskannya. Bukankah semuanya sudah terbongkar? Jae Kyung tidak perlu lagi berpura-pura menjadi namja," jelas Kyuhyun.

        "Kyuhyun, kenapa kau begitu membelanya?" tanya Yesung. Ia melanjutkan, "Ya, memang Jim Kang melakukan semua ini karena kita, tapi tetap saja. Dia telah membohongi kita, dan dia dibayar untuk itu. Secara teknis, kitalah yang dirugikan. Kenapa kau begitu memikirkan perasaannya? Kita tidak perlu bertindak sejauh itu," suruh Yesung.

        Donghae berdiri. "Benar kata Yesung. Kenapa kita harus melakukan itu? Dia bahkan tidak menderita sama sekali. Kau lihat kan, ketika dia memutuskan kabel TV kita?" ucap Donghae. Eunhyuk berdiri. "Ya! Kau juga tidak tahu kan, kalau dia benar-benar menderita, atau dia malah bersenang-senang?"

       Kyuhyun menghela nafas berat. "Apa kau ingat, saat Jae Kyung melukai tangannya?" tanya Kyuhyun. Leeteuk menatap Kyuhyun. "Ah.. yang waktu itu? Memangnnya kenapa?" tanyanya. "Sebenarnya, aku melihat Jae Kyung meninju cermin di kamarnya," jelas Kyuhyun. "Meninju cermin?" tanya Sungmin. Ia ingat, saat itu tiba-tiba saja cermin di kamarnya hilang, dan beberapa hari kemudian, Jae Kyung memasang cermin baru.

         "Itu karena, dia ingin berhenti berpura-pura, namun seseorang di telepon tidak mengijinkannya, melakukan hal itu. Jadi, untuk melampiaskan kekesalannya, dia melakukan itu," jelas Kyuhyun. "Hah.. Hanya itu? Bisa saja itu karena dia marah atau apa." Shindong bersih-keras.

        "Aku melihatnya menangis. Bukan hanya sekali," ucap Kyuhyun. Semua terdiam menatap Kyuhyun, membuat Kyuhyun melanjutkan, "Aku memang tidak bertanya, alasan dia menangis, tapi aku bisa merasakannya." Kyuhyun menyentuh dadanya. "Bukankah terkadang, kau bisa mengerti hanya dengan merasakannya?" ucap Kyuhyun.

A DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang