02

628 186 146
                                    

Suara merdu milik Ziya mampu membuat siapapun yang mendengarnya hanyut ke dalam isi dari lagu yang ia bawakan.

Banyaknya pengunjung Cafe Tariant yang meminta Ziya untuk menyanyi sekali lagi tak bisa ia tolak.

Ziya kembali memetik senar gitar, kemudian ia menyanyikan bait demi bait dari setiap lirinya.

"Indah semua cerita" Ziya mulai bernyanyi mengikuti alunan gitar yang ia mainkan.

"Yang tlah terlewati dalam satu cinta" lanjut Ziya

"Kita yang pernah bermimpi, jalani semua hanya ada kita"

"Namun ternyata pada akhirnya, tak mungkin bisa ku paksa"

"Restunya tak berpihak pada kita" Ziya membawakan lagu yang sedang ia nyayikan penuh dengan penghayatan Sehingga siapapun yang mendengar pasti akan terhipnotis ke dalamnya.

Karena hal apapun jika disampaikan dari hati, pasti akan sampai pada hati yang lain.

"Mungkinkah aku meminta"

"Kisah kita selamanya"

"Tak terlintas dalam benakku, bila hariku tanpamu"

"Sgala cara tlah ku coba, pertahankan cinta kita, slalu kutitipkan dalam doaku"

"Tapiku tak mampu melawan restu"

(Melawan Restu by Mahalini)

"Gilaa Ziya, keren banget."

"Asli deep bangett."

"Iya woii ampe berkaca-kaca tuh matanya,"

"Terima kasih," ucap Ziya diakhir nyayiannya lalu turun dari panggung.

Teman-Teman Ziya memberikan tepuk tangan atas apa yang sudah Ziya lakukan.

"Keren banget sahabat gue," ucap Bella merangkul Ziya.

"Sumpah Ziya suara lo keren abiss," kagum Hans meberikan dua jempol tanganya.

"Ekhem" Aksel yang sedari tadi diam berdeham lalu berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Ziya.

Bella, Retta, Uzma, dan Inti Aefar yang melihat itu serontak saling menoleh satu sama lain.

"Emm...."

"Ziya," panggil Aksel

"Iya, kenapa Sel?" jawab Ziya mengakat kedua alisnya.

"Ee aku...."

"Mau ngomong berdua sama kamu, bisa?" tanya Aksel menganggukan kepalanya ragu.

Ziya menoleh pada Bella yang berada di sampingnya.

Bella menaggukan kepalanya. "Gih." ucap nya tanpa suara.

"Mau ngomong di mana?" tanya Ziya

"Ikut aku aja," ucap Aksel menarik lengan Ziya halus.

Kedua sejoli yang sedari tadi saling diam itu pergi meninggalkan teman-temannya.

Aksel membawa Ziya Ke Roofop yang ada di cafe tariant.

"Mau ngomong apa, Sel?" tanya Ziya menatap lurus kedepan.

"Zi," Aksel menggantung ucapanya

SAGARA (AKHIR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang