Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima belas menit lalu, namun Bella masih enggan meninggalkan sekolahnya. Terlalu banyakk pikiran yang memenuhi kepalanya.
Bukankah rindu hanya untuk mereka yang dapat menghasilkan temu? lalu bagaimana dengan Bella yang merindukan dua sosok yang paling ia cintai. namun, kini, keduanya sudah berada pada pangkuan Tuhan.
Lantas apa hal yang dapat membayar kerinduan miliknya? jika temu saja tidak bisa ia dapatkan.
"Sakit, ya. Merindukan seseorang yang sudah tidak ada di dunia ini?" gumam Bella
Bella menundukan kepalanya dalam, matanya terpejam, kepingan memori indah bersama ayah dan ibunya memenuhi seluruh ruang di kepalanya.
ia mengembuskan napasnya berat, "Tuhan. Aku benar- benar merindukan mereka yang sudah tidak singgah di dunia-Mu.
Sagara yang sedaritadi hanya mengamati Bella, kini sudah mendaratkan bokongnya di sebelah Bella.
Perempuan dengan rambut terurai itu membuka matanya, karena menyadari seperti ada orang lain selain dirinya, "Sejak kapan lo di situ?" tanya Bella saat melihat kehadiran Sagara di sampingnya.
"Kalau duduk di sini sih baru banget, tapi kalau berdiri di sana," jawab Sagara menujuk pot bunga yang jaraknya dekat dengan tempat duduk mereka sekarang, " semua omongan lo tadi gue denger," sambungnya.
Bella melebarkan mulutnya, "Jadi...."
Sagara mengangguk paham, "Sakit banget, ya, Bell?"
Bella menyandarkan tubuhnya pada penyanggah bangku yang sedang ia duduki, tangannya ia lipat di dada.
"Kalau lo kangen sama orang yang masih bisa lo temui, temui dia, ya. Soalnya banyak orang yang meridu tanpa bisa bertemu."
Bella tersenyum sumbang kemudian bangkit dari duduknya, "Gue duluan"
"Tunggu, Bell."
"Gue anterin lo balik, ya?"
Bella menggeleng pelan, "Nggak usah, gue sendiri aja." tolak Bella.
"Bell, please."
"Tadi lo berangkat sama gue, berarti balik juga harus sama gue."
Bella terdiam sejenak sebelum menjawab permintaan Sagara, "Gue mau ke makam bonyok gue dulu sebelum balik, gapapa?"
"It's okay,"
"Yaudah, ayo!"
Sagara menggandeng tangan Bella hingga parkiran, sesampainya di parkiran Sagara memakaikan Helm untuk Bella.
~°~°
Ebi mengembusakan napasnya berat, ia berjalan mondar-mandir di kamarnya dengan tangan yang memegang ponsel.
"Gue chat apa jangan, ya?"
"EBIIII," panggil Lia dari bawah
Ebi yang tengah dilanda kebingungan itu tidak bisa mendengar teriakkan sang ibu yang memanggil namanya.
Lia yang mulai geram karena tak mendapat jawaban dari putra sulungnya memutuskan untuk menjemputnya di kamar.
ceklek
Lia berdiri di ambang pintu, menyaksikan Ebi yang sedang mondar-mandir bak strikaan.
"Astaga, Ebi! " panggil Lia, tangannya sudah terlipat di dada, matanya menatap Ebi tajam.
Ebi tersentak kaget saat mendapati Lia berada di sampingnya, "Ibu, ngapain di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA (AKHIR)
RomancePeople will come, then it will change, and in the end it can leave, but not with memories. "Tidak ada yang abadi kecuali..., kenangan." Instagram: @ninanrsyh_