64

89 29 48
                                    

"Bella pingsan, gue harus ke rumah sakit sekarang."

"HAH. PINGSAN?" tanya Ziya "Gue ikut." sambugnya.

"Gue juga." timpal yang lainnya.

"Oke, yang lain balik ke Markas." kata Arhan

Satu persatu mereka menjalankan motor miliknya, ada yang berboncengan dengan kekasih nya yang merupakan teman Bella juga. Ada juga yang seorang diri.

Sesampainya di Rumah sakit, Mereka menghampiri Sagara yang tengah duduk di depan ruang IGD.

"Gar," sapa Ebi

'Keadaan Bella gimana?"  tanya Ziya.

"Masih ditangani Dokter."

"Ya Allah..., Semoga Bella gapapa."

"Aku takut banget Bella kenapa-kenapa," ucap Retta pada Hans.

'Bella gapapa kok, insyaallah." jawab Hans.

"Kita Berdoa aja semoga Bella baik-baik aja."

Berbeda dengan teman-temannya yang mengungkapkan rasa cemasnya pada Bella, Sagara hanya diam, perkataan Bella yang menyatakan bahwa dirinya sudah lelah dengan semuanya terus terputar dalam ingatan Sagara.

Ia kembali mengingat bahwa beberapa hari lalu dirinya tengah bertengkar dengan Sagara, bahkan sampai sekarang, ia tidak tahu apakah Bella sudah memaafkanya atau Belum. Karena sejak hari itu, Bella tidak lagi menghubunginya, bahkan untuk membalas pesan dan mengangkat telepon dari Sagara pun tidak.

"Seng seng liat itu."

Sagara mengalihkan pandangannya pada arah yang Bella tunjuk.

Tanpa bertanya mau atau tidak, Sagara langsung memberhentikan motornya di tempat yang tadi Bella tunjuk.

Bella menahan senyumnya, "Kok berhenti di sini?" tanya Bella basa basi.

"Iya, aku pengen ice cream." balas Sagara

Bella menutup mulutnya yang tersenyum dengan tangan, "Pacarku ini emang paling pengertian deh," ucap Bella yang membuat Sagara tertawa ringan.

"Yaudah, Yuk!" Sagara merangkul pinggang Bella dan keduanya berjalan memasuki outlite ice cream tersebut.

Mata Bella berkeliling, melihat banyaknya bentuk ice cream dengann rasa yang beragam.

"Sayang kamu mau yang mana?" tanya Bella kepada lelaki di sebalahnya.

"Tiramisu, cokelat, sama vanilla and mangga." ujarnya.

"Nah, itu mbak pesananya."

"Baik, ditunggu sebentar ya, mas, mbak."

Selamat. Untung saja Sagara masih mengingat rasa-rasa ice cream yang sangat Bella sukai, jadi hari ini tidak akan ada drama kecil yang akan membuatnya stess menghadapi ngambeknya Bella.

"Kayaknya di luar lebih enak deh sayang," kata Bella.

"Yaudah kita duduk di luar, yuk."

'Sini biar aku yang bawa nampannya."

Sagara membawa nampan yang di atasnya terdapat beberapa ice cream.

Bella menekuk lehernya, wajahnya yang terlihat merona membuat Sagara semakin tak mau mengalihkan pandangannya.

"Sayang kamu jangan liatin aku gitu dong." kata Bella yang merasa salah tingkah.

SAGARA (AKHIR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang