03

510 176 106
                                    

"Astaga. Udah Sel." mencegah Sagara menahan tubuh Aksel yang sedang memukuli samsak dengan keras.

Aksel pemberontakan. "Lepasin gue, Gar."

"Gak, lo diem!" bentak Sagara

"Nggak begini cara menyelesaikan masalah," ucap Sagara kemudian pergi meninggalkan Aksel dan yang lainnya.

"Ayo, Sel, gue obatin luka lo," ajak Arhan menarik lengan Aksel.

Arhan adalah tipe orang yang sangt peduli dengan teman maupun temannya, walaupun hobinya diam. Rasa pedulinya tidak bisa ragu.

Aksel duduk di kursi yang tersedia di markas mereka. Sedangkan, Arhan dengan hati-hati mengobati luka di tangan Aksel.

"Lo kenapa sih, Sel, nggak biasanya lo gini?" tanya Theo

Aksel terdiam beberapa detik. "Gue putus sama Ziya."

"Putus?"

Aksel meyandarkan tubuhnya pada penyanggah kursi yang sedang ia duduki.

"Gue salah ya? udah cinta sama Ziya," kata Aksel berhasil membuat teman-temannya bingung harus menjawab apa agar tidak menyakiti hati sahabatnya, ini.

"Cinta itu nggak pernah salah, tapi lo yang salah," ucap Sagara dari Arah dapur lalu duduk di samping Aksel.

"Maksud lo?" tanya Aksel

Sagara menyeruput kopi yang baru saja dia buat. "Lo udah tau, perbedaan kalian itu jauh banget, harusnya dari Awal lo bisa membatasi perasaan lo sama Ziya."


*****

Bella, Retta, dan Uzma. Sudah sampai di rumah pohon yang biasa mereka gunakan untuk berkumpul.

Sayangnya mereka tidak melihat tanda-tanda keberadaan Ziya.

"Mobil Ziya kok, nggak ada ya?" heran Uzma karena biasanya Rumah Pohon adalah tempat pertama yang akan Ziya datangi jika dia sedang tidak baik-baik saja.

"Apa dia  balik ke rumahnya?" ucap Retta

"Bisa jadi," jawab Uzma

"Terus kita mau ke mana lagi nih?" tanya Bella

"Rumah Ziya?" jawab Uzma

"Baiklah, ayo berangkat!!"

*****

"Pagi sayangnya, Bunda," sapa Alana --Bunda Sagara--

"Pagi, Bun," jawab Sagara berdiri di samping Alana, yang tengah duduk di kursi makan seraya membentangkan selai kacang pada roti tawar yang sedang ia pegang.

"Papa, sudah berangkat, Bun?" tanya Sagara

"Sudah dari tadi," jawab Alana

"Eumm gitu, yaudah kalo gitu Gara pamit ya."

"Loh, kamu nggak mau sarapan dulu?" tanya Alana

"Gampang, nanti Gara sarapan di sekolah"

"Ya udah kalo gitu, hati-hati ya."

SAGARA (AKHIR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang