DUA PULUH SEMBILAN 🐷 Mereka cocok.

2K 200 18
                                    

Happy reading 💅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 💅

"Hey, Ghea!"

"Bangun Ghea!"

"Kenapa kamu tidur di sofa?!"

Rasanya Ghea baru saja menutup matanya, mengapa langsung ada orang menganggu tidurnya?

Gadis itu mengerjabkan matanya seraya mengusap lehernya yang pegal lantaran tertidur di sofa. Samar -samar Ghea mendongak, menatap jam dinding yang menunjukkan pukul dua belas lewat.

Gila sih, kenapa Orion baru pulang jam segini?

Baru saja Ghea mau membuka mulutnya untuk bertanya. Namun, keberadaan gadis di belakang cowok itu langsung mengundang rasa nyeri pada ulu hatinya.

Seketika matanya melebar, rasa kantuknya seperti menghilang begitu saja. "Mbak Melati?"

"Hai, Ghea! Pasti kamu nungguin suami kamu pulang ya? Makannya ketiduran di sini?" tanyanya dengan riang.

Ghea tidak langsung menjawab. Ia menatap Orion dan Melati bergantian, benar-benar cocok, terlebih pakaian yang mereka kenakan seakan mendukung mereka menjadi couple yang sempurna. Jadi, urusan Orion itu menemani Melati?

"Ah, nggak kok. Tadi ngerjain tugas nggak sengaja ketiduran," ucap Ghea memaksakan senyumnya. Untungnya masih ada buku yang tertata di meja dan laptop yang belum dirinya singkirkan, jadi bisa untuk membuat alasan.

"Mbak Melati kapan pulang?" tanya Ghea seraya mencepol rambutnya dengan asal. Ia menggeser tubuhnya dan menyingkirkan semua buku-bukunya. "Duduk dulu, maaf berantakan. Hehe."

"Baru pulang tadi, maaf juga. Udah sita waktu suami kamu," jawab Melati sembari duduk, matanya yang menyapu ke seluruh ruangan. "Rumahnya bagus, warnanya fav banget," ucapnya terkekeh.

Mendengar itu membuat Orion tersenyum sekaligus merasakan nyeri. Andai Melati tahu, jika rumah ini sebenarnya untuk gadis itu.

"Malam ini Melati nginap di sini. Rumahnya kosong, bahaya kalau di rumah sendirian," ucap Orion sembari melepaskan dua kancing teratas kemejanya, lalu duduk di sofa dengan kaki yang diluruskan.

Entahlah, Ghea hanya merasa takut dan cemburu.

"Kalau gitu, Ghea ambil minum bentar, sama mau nyiapin piyama buat tidur Mbak Melati," ucap Ghea.

"Ghea!"

"Iya?" tanya Ghea mengembalikan badannya begitu Orion memanggil namanya.

"Buat saya teh aja, untuk Melati susu. Oh ya, sama camilan juga. Biskuit masih banyak, 'Kan?"

Ghea mengangguk, sedangkan Orion menatap Melati yang tiba-tiba mencubit lengannya. "Kenapa?"

"Rio, ini udah tengah malam! Gue cuma butuh air putih, ngapain minum susu sama makan biskuit, dari tadi lo udah beliin gue banyak makanan, kalau jadi gendut gimana!" protes Melati yang menyerang Orion beberapa kali, membuat laki-laki itu terkekeh kecil dan tidak tahan untuk mengacak rambut gadis itu.

GHEARION(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang