AE. EMPAT PULUH EMPAT 🐷 Bertemu lagi.

4K 288 3
                                    

Happy reading 💅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 💅

"Jam sepuluh ada rapat dengan Aldrich company, Bu Ghea. Jangan lupa."

Ghea mengangguk mengerti, gadis dengan setelan formal itu membuka kembali power point untuk mengecek kembali bahan rapat nanti.

Rusaknya rumah tangannya dengan Orion tidak membuat rusak kerjasama antara Raphael dan keluarga Aldrich.

Sudah tiga tahun Ghea berpisah dengan Orion. Namun, dirinya sama sekali belum bisa melupakan kenangan singkat itu, maupun membuka hati untuk pria lain, meski Ghea telah berusaha mencobanya.

Banyak CEO dari berbagai perusahaan datang mendekatkan diri. Bahkan, sampai ada yang melamarnya.

Status janda yang melekat pada dirinya, tidak menjadi penghalang laki-laki untuk jatuh hati dengannya.

Araghea Raphael, telah menjadi kepala bidang di perusahaan milik Marco.

"Bu, capek gue." Rere masuk ke ruangannya begitu saja, gadis itu tidak pernah absen untuk mengeluh dengan pekerjaannya.

Ya, entah apa yang merasuki Rere, sampai tahun lalu gadis itu mau belajar dan bekerja di perusahaan bersamanya.

Katanya sih, bosan di rumah aja.

Gadis itu juga bilang. 'Gue mau keluar dari zona nyaman, ajarin gue jadi wanita karir.'

Ghea sempat bingung, lalu gadis itu menjawab. 'Lo yang pinter aja di sia-siain, gimana dengan gue?'

Ia sempat ngakak mendengarnya, padahal tidak semua laki-laki seperti itu, kalau benar-benar baik ya, bakal nerima apa adanya.

"Capek ngerjain apa lo?" tanya Ghea.

"Surat masuknya banyak banget, capek gue ngearsip," jawabnya dengan lesu.

Padahal menurut Ghea Rere sudah mendapatkan posisi paling mudah, tapi Ghea tidak heran sih, namanya juga Rere.

Gadis itu melihat jam tangannya, lalu mengemasi barang-barang penting yang akan dirinya bawa untuk rapat siang ini.

Ia berangkat bersama sekretaris Marco, menuju ruang rapat di kantor milik Aldirch.

Sudah biasa rapat di sana, Ghea juga nyaman, karena biasanya pemimpin rapatnya adalah Langit.

Kalau mantan suaminya? Dia sudah tidak di sini, Orion memimpin perusahaan cabang di luar negeri, bersama keluarga barunya, mungkin.

"Selamat siang," sapa Ghea kepada semua peserta rapat.

"Belum siang-siang banget, Ghey," timpal laki-laki berjas hitam dengan rambut klimis itu.

Ghea menoleh, gadis itu terkejut melihat Langit yang sudah duduk manis, tapi bukan di kursi pemimpi rapat.

Ya, mungkin Papi Alan yang akan memimpin, karena project kali ini lebih besar dari sebelumnya.

Semuanya sudah berkumpul, saling mengobrol ringan dahulu sebelum rapat di mulai.

"Maaf, saya terlambat."

Pintu ruang rapat terbuka, bersamaan dengan terdengarnya suara berat yang selama ini Ghea rindukan.

Gadis itu langsung menoleh, pandangannya bertemu dengan mata itu, mata yang sama dengan sorot yang berbeda.

Jika dulu mata itu selalu menatapnya dengan sorot dingin, sekarang seperti sorot, penuh kerinduan?

"Selamat siang, mungkin kalian semua sudah mengenal saya, saya Orion Aldrich, putra pertama Alan Aldrich. Rapat kali ini saya akan yang akan memimpin, selaku direktur utama perusahaan, menggantikan Papi saya yang sudah resmi pensiun."

Ghea menganga, perusahaan Aldrich di sini Orion yang akan mengambil alih? Bukankah artinya dia akan menetap di sini lagi?

Selama ini memang Alan yang menjadi president, sedangkan Langit menjadi CEO menggantikan Orion yang mengambil alih anak cabang.

Jantung Ghea berdegup kencang, ia belum siap bertemu lagi dengan Orion. Ia belum siap melihat Orion bersama keluarga kecilnya.

Ghea tidak akan sanggup.

Rapat sudah di mulai, namun Ghea seakan tidak bisa berpikir. Gadis itu hanya menatap ke depan dengan pandangan kosong.

Untungnya sang sekretaris lebih sigap dan melakukan semua tugasnya tanpa menunggu perintah.

Hingga tanpa sadar rapat telah selesai, Ghea langsung keluar untuk pergi ke kamar mandi.

"Lama tidak bertemu denganmu, Araghea."

Deg.

Ghea mematung, Orion ada di depannya, menyapanya seperti tanpa beban.

Gadis itu memaksakan senyumnya. "A-ah, iya. Bagaimana kabar anda?" tanyanya dengan keringat dingin.

Orion tidak menjawabnya, cowok itu tersenyum kecil. Kabarnya, ya? Ia tidak baik-baik saja.

Tidak mendengar jawaban dari mantan suaminya, Ghea membungkuk kaku. "Saya permisi, Pak."

Bersambung.
Orion datang gess.

Jangan lupa vote, komen dan follow ❤️

GHEARION(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang