Happy reading 💅
"Katanya kalau lagi galau, coklat bisa bikin baikan." Ghea menyengir ketika Orion menoleh dengan malas, gadis itu ikut duduk, lalu menaruh dua cangkir coklat panas di meja.
Ghea memang sedikit senang karena Melati sudah berangkat kembali ke luar negeri. Namun, berbeda dengan Orion yang menjadi lesu setelah ditinggal oleh gadis itu.
"Oh," jawabnya singkat, laki-laki itu kembali memainkan ponselnya, mengabaikan Ghea yang tengah berusaha menghiburnya.
Tenang saja, beberapa bulan menikah dengannya, membuatnya paham bagaimana sifat suaminya itu. Jadi, ia sudah terbiasa diabaikan.
Gadis itu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, matanya menatap lurus ke depan, di mana bunga melati sedang mekar dengan indah dan semerbak wangi di bawah cahaya rembulan.
Bunga melati selalu mengingatkannya pada Melati. Kenapa tidak ada nama bunga Ghea, ya? Biar dirinyalah selalu diingat.
"Kamu kalau di pesta, di manapun itu. Hindari minuman yang membuat kamu mabuk dan tidak sadar," nasihat Orion sembari menutup matanya.
Ghea tersenyum manis, ia sangat senang, jika Orion seperti mengkhawatirkannya. "Emangnya kenapa?"
"Nggak baik, nanti merepotkan orang lain," jawabnya datar. Tidak semua orang itu baik, Orion pun khawatir, jika ada orang ber otak kriminal yang memanfaatkan situasi, dan melakukan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan saat Ghea tengah tidak sadar.
"Maaf ya, jadi ngerepotin," ucap Ghea dengan senyum mengembang.
Sementara Orion hanya mendengus, lalu mengambil cangkir dan meminum coklat panas yang dibuatkan Ghea.
"Kamu pasti menyesal," ucap Orion setelah meletakkan kembali cangkir yang dipegangnya, cowok itu tersenyum kecut, lalu memilih menatap sang bulan yang bersinar terang.
Sementara Ghea menoleh dengan kerutan di dahinya, tidak mengerti mengerti. "Menyesal?"
"Menikah dengan saya."
Mau dibilang menyesal juga tidak, Ghea senang bisa menjadi istri Orion, meskipun rasa sakitnya mungkin lebih banyak daripada rasa bahagia yang dirinya rasakan.
Gadis itu tersenyum simpul, ikut mendongak untuk menatap ke langit. "Ghea nggak pernah nyesel."
"Mungkin belum."
Senyumnya pudar, ucapan Orion seperti menegaskan jika selamanya, laki-laki itu itu tidak akan pernah mencoba mencintainya. Seolah-olah Orion akan pergi meninggalkannya suatu hari nanti.
"Nggak akan!" jawab Ghea dengan tegas, matanya memanas, sekuat tenaga ia menahan agar air matanya tidak keluar.
Kenapa ia selalu lemah jika berhubungan dengan Orion?
"Kalau kamu sudah menemukan orang benar-benar mencintai kamu, tolong bilang kepada saya. Kamu perlu bahagia ... dengan orang yang tepat."
Ghea diam saja, tidak merespon apapun. Ia takut menangis jika menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHEARION(END)
RomansaGenre :Fiction, Romance, marriage life. Ini cerita tentang Ghea yang menikah dengan cowok berusia 26 tahun yang baru dirinya kenal. Menikah tanpa cinta? bagaimana jadinya? "Maaf, karena pernah berpikir, kalau kak Orion juga cinta sama Ghea."