Extra part

5.2K 273 16
                                    

"Ma ma ma."

Orion mengangkat tubuh mungil bayi yang tak lain adalah putrinya, mengayunkannya ke atas dengan senyum lebar.

"Ma ma ma."

Lelah bermain ngalor-ngidul, kini Orion duduk dengan memangku Jasmine—putrinya. Pria beranak satu itu membuka biskuit, lalu sedikit meremukkannya sebelum menyuapkan ke dalam mulut kecil bayi di pangkuannya.

"Aaaa," mulut Orion ikut terbuka lebar, tetapi tidak dengan Jasmine. Bayi itu justru tetap diam dan mengulum jempolnya.

"Jasmine, jangan ngemut jari terus," ucapnya sembari menggenggam jemari mungil tersebut. Namun, Jasmine yang tidak mau makan yang mengeluarkan kembali biskuit yang sempat masuk ke dalam mulutnya.

Orion tersenyum, lalu menciumi kepala Jasmine berulang kali, karena anaknya tidak mau, jadi ia yang memakannya sendiri, sampai tidak sadar sudah berapa bungkus yang ia makan.

Habisnya biskuit bayi itu enak sekali.

Jasmine menatap polos papanya yang sedang fokus makan dari tadi dan mengabaikannya. Matanya mengerjab beberapa kali, lalu menarik-narik ujung kaos yang dikenakan Orion.

"Ma ma."

"Pa pa, ayo coba. Pa pa."

"Ma ma."

Pria itu menghela napas. Kenapa anaknya yang berumur sepuluh bulan itu tidak mau memanggilnya?

Jasmine merentangkan kedua tangannya, meminta di gendong, membuat Orion dengan sigap membopongnya.

"Jasmine kalau udah gede mau jadi apa?"

"Ma ma."

Ya pasti jadi mama lah, Jasmine kan perempuan. Nantinya mau jadi istri dan mama.

Pintar juga anaknya. Orion terkekeh sendiri.

"Lihat, mama lagi masak, bantuin sana." Orion berdiri di tengah-tengah sekat yang menghubungkannya dengan dapur, pria itu menarik lengan mungil putrinya dan menunjuk Ghea yang sedang sibuk memasak.

Ghea langsung menoleh, lalu mengangkat tinggi spatula yang sedang ia pegang. "Mas, aku lagi numis, jangan bawa Jasmine ke sini, nanti pedes," ucapnya.

"Uhukk uhukk." Belum apa-apa, justru Orion sendiri yang terbatuk-batuk. Pria dengan kaos pink itu menyengir, lalu berbalik dan membawa Jasmine pergi setelah melihat ekspresi wajah istrinya.

Jasmine merengek, bocah itu menggeliat tidak nyaman di dalam gendongan Orion.

"Mau apa, hm?" tanya Orion sembari mengelus rambutnya dengan lembut.

"KAYAKNYA HAUS, MAS!" teriak Ghea dari dapur.

"Haus ya? Mau minum susu?"

"MAS, JANGAN DITANYA! DIBUATKAN LANGSUNG, JASMINE GAK MUNGKIN MINTA MINUM KOPI!"

Orion tertawa, lalu mendudukan Jasmine di karpet bulu sebelum dirinya membuatkan susu.

"Gurih," gumamnya sembari memasukkan susu bubuk bayi ke dalam mulutnya. Ia memang senang seperti itu, makanya susu Jasmine cepat habis.

Soalnya Orion sendiri suka nyemilin kalau disuruh membuatkan.

"Huaa huaaa!"

Orion buru-buru berlari saat mendengar rengekan putrinya semakin kencang, ia segera memasukkan susu formula itu ke dalam mulut mungil putrinya, hingga akhirnya rengekannya tidak lagi terdengar.

"Anak papa pinter," puji Orion dengan senyum haru.

Jasmine melepaskan dot dari mulutnya, lalu gadis itu memilih merangkak ke sana kemari, karena Orion pikir susunya belum habis, jadi ia kembali menyumpal mulut Jasmine dengan dot.

GHEARION(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang