Suster terkejut saat mendengar pasien yang akan ia periksa berteriak, dengan cepat dia memeriksa pasiennya itu dengan teliti.
"lain kali lebih hati-hati lagi ya .. untung tidak apa-apa. Kalo terbentur lebih keras sedikit saja mungkin bisa jadi gegar otak." Ucap suster memperingatkan."Terimakasih sus." Sahut Zi setelah suster tersebut akan keluar.
"Maaf Eza... Aku tidak sengaja." Ucap Zi menyesal.
Eza yang tadinya ingin pura-pura ngambek sesaat di urungkan, melihat Zi dengan mata yang sudah berkaca-kaca,
entah kenapa ia jadi merasa bersalah, padahal dia tidak berbuat apa-apa."Tidak apa-apa Zi, sudah tidak sakit lagi kok." Jawab Eza menenangkan.
Zi tidak mendengarkan, dia masih fokus menatap kepala Eza yang terbentur tadi, seketika Zi meringis, pasti sangat sakit kan.? Rasanya Zi pengen nangis saja, kenapa dirinya ceroboh sekali.
Eza merangkup wajah Zi dengan satu tangannya, saat itu juga Zi menatap Eza yang juga tengah menatapnya.
"Aku benar-benar tidak apa-apa.." Eza tersenyum manis, membuat Zi semakin terpesona? Anak siapa sih ini. Kok cakep amat!
***
Hari ini adalah hari ke tiga Eza berada di rumah sakit. Dan semakin hari kondisinya semakin membaik, bila tidak ada halangan mungkin besok atau lusa sudah bisa keluar.
Sebagian karyawan kantor yang sudah kenal dekat dengan Eza pun bergantian menjenguknya.
Sekarang ini Zi sedang tidak ada di rumah sakit. Karena ada beberapa pekerjaan kantor yang tidak bisa dia tinggalkan. Sebetulnya sejak kemarin dia ingin pergi ke kantor, tapi orang itu selalu saja merengek tidak mau ditinggalkan. Berhubung hari ini ada orang tua Eza yang menunggunya, jadi kesempatan Zi untuk pamit pergi ke kantor.. walaupun Eza merengut kekeh tidak mengizinkan. Hemm.. 'mentang mentang bos'. Tapi Zi mengancam tidak mau datang lagi kalau sampai Eza masih tetap tidak mengijinkan..
Akhirnya Eza memberi izin juga, sebenarnya bukan karena apa,, tentu saja Zi senang kalau di beri libur, tapi Zi menjaga supaya tidak jadi omongan orang, dia takut jadi bahan gosip orang kantor.
Dan benar saja sampai di kantor, Zi sudah di suguhkan setumpuk berkas yang harus ia kerjakan.
.
Tak terasa hari sudah mulai petang, tapi pekerjaan belum juga usai.. sepertinya terpaksa Zi lembur hari ini.
Saat pekerjaan sudah selesai semua.. kini Zi beranjak dari duduknya bergegas untuk pulang. Sampai di depan kantor dia mendapati seseorang tengah berdiri bersender di sebuah mobil.
"Fano...! Lembur juga ?"
"Enggak.. aku menunggumu, ayo biar ku antar pulang.?!"
Zi melihat Fano agak bingung, tumben nih orang menunggunya pulang.?
"Nggak usah berpikir aneh aneh.. ayo cepat masuk.!"
Tanpa menjawab, Zi masuk ke dalam mobil.. yah, toh dia belum tau pulang mau naik apa, itung itung hemat ongkos dapat tumpangan.
"Pak Reza gimana keadaannya.?" Ucap Fano setelah beberapa saat mobil melaju.
"Sudah membaik sih Fan.. paling besok atau lusa sudah bisa pulang kata dokter."
"Oh... Kirain."
"Ya...?"
"Enggak... Hanya saja kamu dua hari nggak masuk, ku kira terluka parah."
"A,ah... Itu karena aku ada urusan Fan." Ucap Zi gugup, jangan sampai Fano berpikir aneh aneh.. dia kan suka ember.
"Hem.. makan malam dulu ya Zi, kebetulan aku sudah lapar. Gimana?" Ucap Fano mengalihkan, sebenarnya dia tau kalau dua hari kemarin Zi menemani bosnya itu di rumah sakit, tapi dia tidak mau membahas itu lebih lanjut.. hanya membuatnya sesak saja, lebih baik dia nikmati waktu berdua dengan Zi malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
chased by love
Short StoryZayna maharani, yang biasa orang memanggilnya Zi, tidak menyangka ucapan asalnya di masa lalu akan berakibat fatal untuk masa depannya. Sebastian Fahreza, orang terdekatnya biasa memanggilnya Eza, seorang CEO salah satu perusahaan ternama di kota...