Bab-24

259 7 0
                                    

Selesai makan... Zi membersihkan meja dan menuju dapur mencuci piring kotor.

Di buntuti Eza dari belakang yang suka sekali bergelayutan dengannya... Misalnya sekarang ini, sudah tau Zi sedang cuci piring, bukannya bantuin malah memeluknya dari belakang sambil menopang dagu di pundak Zi.

"Za .. duduk dulu deh, aku selesaikan dulu cuci piringnya,!" Namun di balas gelengan kepala dari Eza, memang beda yah menikah sama bayi gede.

Akhirnya Zi biarkan saja suaminya itu menempel padanya, walau gerakannya agak terhambat.. mau bagaimana lagi.. Zi sedang malas berdebat, masak baru sehari jadi suami istri sudah bertengkar aja.. lebih baik Zi mengalah saja.

Setelah beres, Zi duduk di sofa sambil menonton tv.. hari ini Zi berniat untuk bersantai ,tidak mau melakukan apa-apa..

Juga Eza yang sejak tadi menempel padanya, sekarang pun masih tidak lepas, kini Eza tidur di pangkuan Zi, memeluk Zi dengan posisi miring menghadap perutnya yang rata.

"Za... Aku berniat mau membuka toko kue, boleh.?" Tanya Zi hati-hati

Eza yang mendengar keinginan istrinya itu seketika berbaring telentang melihat wajah Zi dari bawah.

"Apa kekayaanku masih kurang untuk kamu Zi,?" Ucap Eza murung.

"Tentu saja tidak.. setelah keluar dari kantor waktu itu, aku memang sudah berniat membuka toko, setiap hari aku membuat kue untuk memaksimalkan rasa dari kue yang nanti diperjualkan, dan aku sudah berhasil, bahkan aku sudah menjual beberapa secara online." Ucap Zi menjelaskan

"Aku hanya ingin mengisi waktu luangku aja Za.. aku ingin punya kegiatan tidak ingin terus-terusan menganggur." Zi lebih meyakinkan lagi.

Eza berpikir sejenak.. memandang wajah wanita yang kini juga memandangnya dengan penuh harap. Bagaimana bisa Eza menolak keinginan sederhana dari istri tercintanya ini.

"Lagi pula uang modal juga sudah terkumpul, tinggal mencari toko yang cocok untuk di sewa." Ucap Zi mengimbuhkan.

"Ok..." Eza bangun dari pangkuan Zi.

"Tapi suatu saat nanti kamu hamil.. kamu harus cari seseorang untuk mengelola toko itu .. aku tidak mau kamu kecapekan dan mengambil resiko.!" Ucap Eza mutlak.

"Hahh.. iya-iya.!" Sudah syukur Eza memberi izin,

"Dan kamu tidak perlu menyewa tempat, nanti aku yang akan carikan toko yang cocok untukmu." Tegas Eza.

"Tapi aku mau membuka toko dengan modal yang ku kumpulkan sendiri Za..!" Ucap Zi memelas.

"Hemmm .. baiklah, kamu bisa menyicil uang tokonya kepadaku nanti, bagaimana.?" Tawar Eza

"Setuju..!!" Seru Zi mencium pipi Eza gemas.

Zi tersenyum senang, dia membayangkan kapan kira-kira dia bisa mulai membuka tokonya .

Tanpa di duga tiba-tiba Eza mengurung Zi dengan kedua tangannya.

"Z,za... K,kenapa?" Zi yang terkejut bercampur gugup mencoba tenang.

"ayo kita olah raga, sayang." Ucap Eza tersenyum penuh arti. Dan seketika Zi sadar telah berada dalam gendongan Eza yang kini menuju kamar tidur.

Dan siang itu akhirnya mereka mengulang lagi dan lagi aktifitas panas semalam.

**

Satu bulan kemudian Zi di sibukkan dengan acara peresmian toko kue.. yang siap di buka pekan depan.. dengan di hadiri kerabat dan keluarga, Zi memotong pita tanda di resmikannya toko yang di sponsori oleh perusahaan Eza yang di namai "Zayna Bakeri".

Untuk sementara, Zi hanya di bantu oleh satu teman masa sekolahnya dulu, kebetulan beberapa hari yang lalu, secara tidak sengaja bertemu, saat ia berbelanja di supermarket. Namanya Meira, dulu waktu masih di jenjang menengah ke atas, Meira inilah yang terdekat dengan Zi. Namun Meira harus pindah ke jogja setelah wisuda kelulusan sekolah, dan setelah itu entah kenapa meraka kehilangan kontak satu sama lain.

Dan kemarin saat tidak sengaja bertemu, Meira bercerita belum lama datang ke jakarta untuk mencari pekerjaan.. kebetulan Zi mencari pegawai, akhirnya Zi menawarkan pekerjaan pada temannya itu . Sementara saja, selama Meira belum mendapatkan pekerjaan yang dia inginkan, karena Zi tau gaji yang ia tawarkan tidak seberapa. Tanpa di duga Meira setuju tanpa pikir panjang.

Dan mulai aat itu Zi mulai mengajarkan Meira, teknik membuat kue dan cara penyajiannya..
Setelah di rasa sudah mampu, Zi siap membuka toko kue yang dia impikan.

.

Hari ini adalah hari kelahiran Zayna... Di tahun ini umur Zayna genap 29 tahun. Hah... Sudah hampir kepala tiga.

Eza berencana membuat kejutan.. kali ini bukan lagi pesta, katena dia tau istrinya itu tidak terlalu suka dengan pesta.

Tadi pagi waktu Zayna bangun dari tidurnya, tidak seperti biasanya Eza sudah tidak ada di kamar. Zi keluar kamar, setelah menggosok gigi, mencari-cari suaminya yang tumben-tumbenan bangun lebih dulu, biasanya di bangunin susahnya minta ampun..

Sampai di ruang makan, di sana sudah ada dua anggota keluarga yang kini telah menjadi besan itu.. siapa lagi kalau bukan orang tua dan juga mertuanya.. tidak lupa adik-adik nya yang juga sudah ngumpul di meja makan.. dan suaminya yang kini tengah berdiri memegang sebuah kue dengan lilin yang menyala di tangannya.

Zi terkejut bercampur haru..  bukan pesta mewah, namun lebih berkesan dengan di kelilingi keluarga yang menyayanginya.

Setelah meniup lilin dan mendapat ucapan selamat serta doa dari keluarga , kini Zi memotong kuenya dan membagikan ke mereka satu per satu, sampai tiba potongan yang terakhir justru untuk suaminya yang kini tengah manyun karena tidak mendapatkan potongan kue pertama.. dimana-mana pasangannya lah yang pertama.

Dengan menahan senyum Zi menyuapi potongan kue untuk suaminya.. namun baru saja Eza membuka mulut, tiba-tiba saja Zi merasa mual tidak tertahankan, tanpa aba-aba Zi menaruh kue yang akan ia kasihkan ke Eza dan berlari ke kamar mandi yang di ikuti Eza dari belakang.

Seketika semua orang yang ada di situ ikut panik.. menunggu Zi keluar dari kamar mandi.

"Kamu sakit Zi..kita ke dokter ya?" Tanya Eza panik.

"Mungkin hanya masuk__" belum sempat menjawab, Zi lagi-lagi mual tidak bisa di tahan.

Akhirnya Eza memanggil dokter ke rumah, dan Zi yang kini sudah pucat dan badannya pun lemas sedang di periksa oleh dokter..

Cemas, itulah yang di rasakan Eza.. saat dokter tersebut selesai memeriksa, dengan tidak sabar Eza menanyakan keadaannya.

"Gimana dok keadaan istri saya..?" Tanya Eza .

"Istri anda tidak sakit__ selamat anda akan segera menjadi ayah.." ucap Dokter menjelaskan.

semua keluarga mengucapkan syukur, sedangkan Eza masih terpaku tidak percaya.

"Dokter serius..?" Tanya Eza memastikan.

"Benar pak Eza.. istri anda kini tengah mengandung delapan minggu." Ucap Dokter lalu pamit undur diri.

Seketika Eza menatap Zi yang juga tengah menatapnya..

"Kamu dengar kan sayang...? Kata dokter sebentar lagi aku akan jadi ayah..!" Seru Eza mencium setiap inci dari muka Zi.

"Eza ih.. malu.!" Ucap Zi melirik semua keluarganya yang kini pura-pura tidak melihat.

Lalu Eza tersadar dan memeluk satu per satu anggota keluarganya, meluapkan rasa bahagia yang kini membuncah di dada.

Eza yang melihat kelakuan dari suaminya itu hanya geleng-geleng kepala.. 'bagaimana jadinya seorang bocah akan mengurus bocah nantinya.?'

.

.

End...🥰🥰

chased by loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang