Setelah Acara akad selesai . Sekarang di lanjutkan dengan acara resmi.. seperti biasa kedua pengantin kini duduk berdampingan di pelaminan.. dengan bergantian, para tamu undangan di persilahkan mengucapkan selamat pada kedua mempelai.
Di pandu Mc dan di iringi oleh musik orkestra.. walaupun tidak terlalu banyak undangan, namun tidak mengurangi kemeriahan acara itu.
.
Zi yang sejak tadi berdiri di samping Eza dengan sepatu hak yang cukup tinggi, lama kelamaan merasa pegal juga, perasaan ini tamu kok nggak habis-habis.
Eza sadar bahwa istrinya itu pasti kelelahan.. untung hanya menyebar undangan secukupnya, coba kalau semua di undang, mungkin acara dua hari pun tidak cukup . Ah.. menyebut kata Istri entah kenapa membuat Eza tidak bisa menahan senyumannya..
Zi melihat lelaki yang kini telah jadi suaminya itu mengernyit heran.. kenapa bocah ini senyum-senyum sendiri begitu.
Saat Eza menatap Zi yang juga tengah menatapnya, bukan mengulum senyumnya justru malah semakin merekah saja.
Eza memeluk pinggang Zi posesif saat sadar ada seseorang yang ia kenal berjalan ke arahnya siap memberi salam,
Zi yang agak terkejut dengan sikap Eza yang tiba-tiba, kini mengikuti arah pandang Eza tertuju.
Dan di sana ada Fano yang semakin mendekat ke arahnya,. Akhirnya dia bisa bertemu Fano lagi setelah menghilang entah kemana.
"Fano.. apa kabar, aku pikir aku punya salah apa gitu sampai kamu ngilang tiba-tiba." Seru Zi cerewet, sungguh, walaupun Fano ini orangnya rese, tapi dialah teman yang paling dekat dengannya. Yang bisa menghiburnya saat dia suntuk, dan juga bisa dia ajak kemanapun dia mau.
"Saya ada kok Zi..selamat ya Zi, semoga kamu bahagia dengan pilihan kamu" ucap Fano menjabat tangan Zi, yang dapat lirikan maut dari Eza.
"Tenang saja bos, Zi hanya teman saya.. sekarang dia sudah jadi milik anda." Jeda beberapa saat.
"Tapi kalau sampai anda menyakiti Zi apalagi meninggalkannya, saya lah yang jadi orang pertama mengejar Zi.. tanpa perduli ancaman-ancaman anda lagi." Ucap Fano setelah itu pamit undur diri.
Zi yang mendengar ucapan mencurigakan dari Fano seketika memicing melihat Eza, seolah berkata 'aku butuh penjelasan'.
Eza yang mendapat tatapan mengancam dari Zi , malah mengedipkan sebelah matanya sambari tersenyum, membuat Zi semakin memicingkan matanya saja.
**
Akhirnya pesta selesai dengan lancar, tidak ada kendala apapun, kini Eza dan Zi sudah ada di kamar membersihkan badan masing-masing.
Zi yang masih sibuk membersihkan riasannya dan Eza yang baru saja selesai mandi. Memang wanita itu harus lebih lama dalam hal membersihkan diri.
"Belum selesai juga Zi..?" Tanya Eza heran,
"Hampir selesai Za..
Nah sudah, aku mandi dulu." Sahut Zi"Adakah yang bisa ku bantu Zi.?" Tanya Eza yang mendapat pelototan dari Zi.
"Padahal aku cuma niat mau bantu." Ucap Eza lirih menghela nafas.
.
Setelah beres, dan memakai piyama yang nyaman.. mereka duduk berdua di kasur, Eza yang siap menyerang, di hentikan oleh Zi.
"Tidak ada malam pertama, kalau kamu tidak menjelaskan secara detail apa yang selama ini tidak aku ketahui Za." Ancam Zi.
"Iyaaa...."Eza lagi-lagi menghela nafas pasrah. Dan menceritakan semua yang dia lakukan di belakang Zi.
"Sekitar empat tahun yang lalu saat usahaku mulai berkembang, saat itu juga aku mulai mengutus seseorang untuk mengawasi dan menjagamu dari kejauhan..walaupun aku belum kembali." Eza melirik Zi yang kini melotot kepadanya. Eza menelan salivanya ,
'mati sudah'."Dan benar saja , nyatanya ada beberapa orang yang akan berniat jahat terhadapmu Zi.."
"Dan untuk temanmu itu, sejujurnya__sengaja aku pindahkan karena dia menyukaimu, dan membuatku tidak suka saat kamu berdekatan dengannya."
"Maafin aku Zi! Aku hanya tidak ingin kamu kenapa-napa." Ucap Eza memelas.
"Aku sangat berterimakasih jika tujuanmu itu untuk menjagaku Za... Tapi__ apa kamu tau apa yang sudah kamu lakukan itu sudah melanggar privasi aku..
itu sudah tidak normal Eza.. kamu sudah seperti penguntit, " sahut Zi menggebu-gebu, dia tidak menyangka Eza akan separah itu, Eza__bukan psikopat kan?Eza berlutut di depan Zi.. menggenggam tangan Zi lembut, mengucap kata maaf berulang kali. "Itu tidak akan terjadi lagi .. aku janji," ucap Eza dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Zi yeng melihat Eza seperti akan menangis jadi tidak tega... Ahh,, kenapa hatinya selemah itu.
Zi menghela nafas panjang...
"Jangan begitu lagi.. kalau sampai itu terjadi lagi, aku tidak akan memaafkan mu.!" Ucap Zi akhirnya luluh.Eza mengembangkan senyumnya...
"Terima kasih sayang... Aku janji asal kamu baik-baik saja, aku tidak akan melakukan hal-hal yang membuat kamu tidak nyaman. . Tapi jika terjadi apa-apa, kamu harus langsung menghubungi aku, . Paham!""Iyaaa." Resiko punya suami posesif ya gini.
Dan semakin merekah lah senyum Eza, saat Zi menurut padanya.
Perlahan Eza mendekat dengan tatapan mata tertuju pada bibir merah Zi.
Zi yang sadar dengan situasi saat itu, seketika memejamkan matanya, dan sesaat kemudian merasakan benda kenyal menempel di bibirnya.. tidak cukup hanya menempel bahkan bibir itu sudah mulai bergerak dengan lincahnya menguasai bibir lembut Zi .
Malam itu menjadi malam yang panjang untuk kedua pasangan yang baru saja berstatus suami istri itu. Erangan dari keduanya menjadi saksi betapa panasnya malam pertama yang mereka lalui bersama.
.
Pagi hari Zi baru saja selesai dengan ritual mandinya, dengan masih memakai jubah mandi dan handuk di kepala, Zi mendekati ranjang yang di atasnya masih ada sosok yang masih bergelut dengan selimut.
"Zaa....." Panggil Zi membelai rambut suaminya,
Dan yang di panggil hanya berdehem dengan mata yang belum juga terbuka.
"Bangun Zaa... " Zi coba membangunkan Eza untuk sarapan.. walau sebenarnya tidak bisa lagi di sebut sarapan, karena jam di dinding sudah menunjukkan pukul 10.00.
Untung mereka tidak tidur di rumah orang tua,
ya .. setelah acara pesta selesai, Eza memboyong Zi ke apartemennya, dia bilang malam itu tidak mau di ganggu oleh siapapun.Zi malu bukan main, tingkah Eza ini benar-benar membuat orang lain tidak bisa berkata-kata, dan di sinilah Zi ,, di sebuah apartemen yang sebelumnya Zi tidak tau kalau Eza memiliki apartemen sendiri.
"Eza.. bangun ih." Ucap Zi kesal, bagaimana tidak kesal ,suaminya itu di bangunin berkali-kali bukannya bangun malah semakin merapatkan selimutnya.
Ting_ tong.... Suara bel di depan pintu berbunyi, Zi segera membukakan pintunya, pasti pesanannya sudah sampai.
Dan benar saja setelah membuka pintu seorang driver mengantarkan makanan pesanan Zi.
Setelah mengucapkan terimakasih dan mengambil makanannya, Zi masuk kedalam menuju dapur dan menyiapkan semua makanan itu di meja.Selesai.. saatnya makan, masa bodoh sama suaminya yang tidak mau bangun, perut Zi sudah kelaparan.. tidak bisa menunggu lagi.
Di sela-sela makannya, Eza keluar dengan memakai jubah mandi, dengan muka bantalnya, Eza mendekat ke arah Zi dan mengecup bibir Zi ,tidak perduli mulut Zi yang penuh dengan makanan.
Zi yang mendapat kecupan mendadak dari Eza tentu saja terkejut, tapi sebentar saja, karena sepertinya mulai saat ini Zi memang sudah harus terbiasa dengan itu.
Akhirnya Eza bergabung untuk makan..
"Tega bener kamu Zi.. ninggalin aku makan sendirian.!" Ucap Eza saat Zi mengambilkan makanan di piring untuknya.
Nimpuk suami pakai sendok dosa nggak sih.?
.
See you next chapt..🥰

KAMU SEDANG MEMBACA
chased by love
Short StoryZayna maharani, yang biasa orang memanggilnya Zi, tidak menyangka ucapan asalnya di masa lalu akan berakibat fatal untuk masa depannya. Sebastian Fahreza, orang terdekatnya biasa memanggilnya Eza, seorang CEO salah satu perusahaan ternama di kota...