Cukup lama Zi duduk berhadapan dengan wanita itu.. namun wanita itu tidak juga berbicara, sebenarnya apa yang ada di pikirannya.
Karena wanita itu tidak ada tanda-tanda untuk memulai percakapan, Zi memutuskan untuk bertanya lebih dulu."Ehem...Ada perlu apa anda datang kemari.?" Zi bertanya sopan.
hening sesaat.
"S,saya ingin minta maaf mbak." Ucap wanita itu gugup.
'emang aku mbak mu.!' Zi membatin.
"Maaf untuk apa?" Zi bertanya bingung, seingatnya wanita ini tidak pernah berurusan langsung dengannya.
"Maaf, karena saya sudah membuat mbak Zi salah paham sama Eza.." sahut wanita itu.
Zi mengernyit tanda tak paham.
"Sejujurnya saat di bali, saya sengaja berbuat hal itu untuk membuat mbak Zi marah pada Eza, dan sepertinya berhasil. Lalu saya menyusul Eza ke jakarta, dan ciuman itu, saya sendiri yang berinisiatif, " wanita itu berhenti bercerita, dari yang Zi amati sepertinya wanita itu ada rasa sama Eza. Terlihat dari cara dia bercerita dengan tatapan sendunya.
"Kamu__ mencintainya.?" Tanya Zi membuat wanita itu terperangah tidak percaya, apa sejelas itu?
Zahra menunduk tidak menjawab.. sepertinya memang benar.
Zi yang melihat wanita menyedihkan ini turut iba."Saya kenal Eza saat memasuki perkuliahan, saat itu saya hampir celaka, dan Eza menyelamatkan saya, sejak saat itu setiap ada yang ingin mengganggu saya, Eza selalu ada untuk saya, dan secara tidak sadar, saya jadi bergantung pada Eza. Hingga suatu hari saya sadar kalau perasaan saya terhadap Eza sudah lebih dari perasaan sayang ke pada teman. Saya sudah jatuh hati padanya."
Berhenti di situ Zi melihat wanita itu meneteskan air mata.. Zi jadi tak tega, ingin sekali memeluknya, wanita ini hanya salah jalan saja karena sedang jatuh cinta . Rasa benci yang tadi dia rasa, saat mengingat bahwa wanita inilah yang merusak hubungannya dengan Eza.. sekarang seperti menguap di gantikan dengan rasa kasihan.
"Saya berfikir mungkin suatu saat nanti,. Eza akan berbalik mencintai saya, tapi saya salah... Nama mbak Zi di dalam hati Eza ,sudah tidak bisa tergeser lagi oleh siapapun, termasuk saya.
Saat saya mencium Eza kemarin, sebenarnya tidak seperti yang mbak lihat.. itu karena rasa frustasi saya mendapat penolakan berkali-kali dari Eza. Saya lelah selalu mengejarnya namun juga tidak pernah sampai," Lanjut wanita itu bercerita.Zi masih setia mendengarkan.
"Tapi sekarang saya sadar.. Eza bukanlah orang yang bisa saya gapai, saya akan mencoba ikhlas merelakan Eza bersama mbak Zi. Karena memang sejak dulu, mbak Zi lah yang Eza cintai, bukan saya atau siapapun." wanita itu kian terisak.
"Maafkan saya yang sudah mengganggu hubungan mbak Zi dan Eza.. saya menyesal, saya harap mbak Zi bisa memaafkan saya dan menerima Eza kembali."
Zi tertegun, wanita ini sungguh sangat keren, bodohnya Eza lebih memilih mengejarnya, padahal ada wanita di dekatnya yang sangat tulus mencintainya.
"Nama kamu siapa,?" Tanya Zi akhirnya sadar, bahwa sejak tadi dia belum tau nama dari wanita di hadapannya ini.
"Saya Zahra mbak." Kini wanita itu terlihat lebih tenang, mungkin juga hatinya sedikit lega karena apa yang ia simpan sendiri di hatinya begitu lama akhirnya bisa ia luapkan.
"Bolehkah aku memelukmu." Tanya Zi
"Ya..?" Zahra tidak salah dengar kan.
"Jika kamu berkenan, kemarilah,! Ucap Zi sedikit merentangkan kedua tangannya.
Dengan ragu Zahra mendekat kearah Zi dan memeluknya,
"Kamu wanita yang hebat . Mungkin jika aku ada di posisi kamu, aku tidak akan setegar kamu.. aku yakin kamu akan mendapat pria yang lebih hebat dari si bodoh itu.!" Zi melepas pelukannya memegang pundak Zahra lembut.
"Berbahagialah..! Aku sudah memaafkanmu" Ucap Zi tersenyum tulus.
Zahra terharu mendapat respon positif dari orang yang sudah dia sakiti. Sekarang dia semakin menyesal telah mencoba menyakiti wanita di depannya ini.
Sekarang dia mengerti kenapa Eza begitu mencintai wanita ini."Sekali lagi saya minta maaf mbak.. mbak Zi baik sekali, saya benar-benar menyesal sudah berniat jahat sama mbak Zi."
Zi hanya tersenyum hangat... Dia jadi tidak tau lagi mau berkata apa.
Dan kejadian itu disaksikan oleh anggota keluarga Zi yang akhirnya bisa bernafas lega juga.
**
Tiga hari sudah berlalu.. Zi masih menikmati masa-masa penganggurannya, Zi berkutat di dapur untuk mengisi waktu senggangnya..dengan membuat berbagai jenis kue.. Zi memang gemar memasak apapun, termasuk membuat kue.
dia berniat membuka usaha toko kue dari hasil kerjanya saat lalu, di tambah dengan tabungannya, mungkin cukup untuk membuka toko kecil.
.Sedangkan Eza masih belum berani menemui Zi.. entahlah kemana keberaniannya yang saat dulu itu menghilang. Eza kebingungan, seperti kehilangan arah.
Keseharian Eza hanya diam di rumah saja. Setelah kejadian itu, Eza kembali ke rumah dengan keadaan yang sudah tidak karuan bentuknya.
Dan sejak saat itu juga Eza menyerahkan semua pekerjaan pada sekretarisnya. Eza tidak mau, dengan keadaannya yang belum membaik , justru akan membuat orang kantor kesulitan.
**
Zi sangat puas dengan hasil karyanya membuat kue.. dengan semangat Zi memposting foto buatannya dan juga ia kirimkan di grup-grup keluarga. Siapa tau ada yang minat.. kan lumayan buat tambah-tambah modal nanti.
Fokus dengan kesibukannya, tiba-tiba ponselnya berdering. Di layar tertera mama Eza yang menelepon.
"Halo.." ucap Zi setelah menggeser tombol hijau di layarnya.
'DEG...' hati Zi seakan berhenti saat mama Eza bilang bahwa kondisi Eza memprihatinkan. Kali ini bukan karena kecelakaan , namun sikap Eza yang sudah tak tertolong lagi. Sebenarnya bocah itu kenapa.. padahal setelah Zahra ke rumah saat itu, Zi sudah siap menunggu Eza datang ke rumah. Tapi sampai saat ini tidak juga terlihat batang hidungnya.
Dan sekarang dia mendapat kabar seperti itu dari mama Eza..
Zi tak habis pikir..
"Ma... Zi pergi dulu.! Seru Zi menyalami mamanya yang memang kebetulan sedang berada disampingnya.
"Mau kemana Zi.?"
" Kerumah Eza ma..!!" Dan tanpa mendengar jawaban dari mamanya, Zi bergegas menuju rumah Eza.
Mamanya tersenyum penuh arti, semoga beneran jadi, punya mantu ganteng.
**
Di kediaman Eza .. Zi mengetok pintu setelah tiba di depan rumah Eza. Dan yang membuka pintu tak lain adalah mama Eza yang memang sudah menunggunya.
"Alhamdulillah sayang... Akhirnya kamu datang juga.! Tolongin mama ya nak.?" Ucap mama merangkul Zi.. setelah pertunangan itu ,memang mereka memutuskan untuk mengubah panggilan mama papa satu sama lain.
Sedikit malu, Zi masuk kedalam dengan di iring mama Eza.
"Langsung ke kamar Eza aja ya sayang.! Mama di sini saja."
"Ahh.. iya ma.!" Akhirnya Zi sendiri berjalan ke kamar Eza.
Sesampainya di depan pintu kamar Eza, Zi berhenti sejenak.. lalu dengan pelan Zi membuka pintu itu, sesaat ia teringat saat dulu waktu dia membujuk Eza yang tidak mau pindah ke luar negri, Seperti ambigu.
Saat pintu terbuka di dalam sana terdapat Eza yang sedang tidur meringkuk.. Zi melihat sekeliling kamar, tidak ada yang aneh kok?
Zi mendekat kearah Eza.. Dengan pelan Zi menyentuh dahi Eza. ' tidak panas'. Apa mama Eza berbohong.? Tapi sepertinya tidak mungkin.
Saat Zi akan menarik tangannya kembali, tiba-tiba ada yang menahan pergelangan tangannya . Di situ Zi melihat Eza yang sudah membuka mata.
"Zi...?" Ucapnya lirih, sangat lirih sampai hampir tidak terdengar.
Zi yang melihat raut wajah Eza saat itu seketika tertegun.. apa yang ada di pikiran Eza sampai jadi seperti ini?
Ternyata bukan badannya yang sakit tapi otaknya.
.
See you next chapt.. 🥰

KAMU SEDANG MEMBACA
chased by love
Short StoryZayna maharani, yang biasa orang memanggilnya Zi, tidak menyangka ucapan asalnya di masa lalu akan berakibat fatal untuk masa depannya. Sebastian Fahreza, orang terdekatnya biasa memanggilnya Eza, seorang CEO salah satu perusahaan ternama di kota...