Bab_09

163 6 0
                                        

Setelah Zi nemberi kabar orang rumah. Mereka semua segera menyusul ke rumah sakit, begitu juga keluarga Eza yang baru saja dapat kabar. Pada saat sampai di rumah sakit , Eza sudah dipindahkan di ruang inap. Karena kata dokter, Eza harus di rawat beberapa hari.

"Kamu itu Zi.. mau bikin orang tua kamu jantungan ya.?!" Omel mama Zi setelah beberapa saat yang lalu menanyakan keadaan Eza.

"Maaf ma.. hehe" jawab Zi nyengir.

Keluarga Eza jelas saja kebingungan. Apa maksud dari perkataan calon besannya itu?

"Lain kali kalau ada apa apa bilang dulu sama keluarga Zi.. ayah tidak mau hal tadi terulang lagi!" Peringat ayah mengimbuhkan.

"Dengar itu, kata ayah Zi.. kalau mau melakukan sesuatu itu jangan sesuka hati . Pikirkan keluarga juga, apa lagi menyangkut nyawa.! Ucap Hanan menambahkan.

"Iya.. maaf ya semua, sudah bikin khawatir." Jawab Zi menyesal.

" Maksud kamu tadi apa Han.? Menyangkut nyawa.? Eza yang terkejut, kepalang kepo akhirnya bertanya

" Zi sudah 5 tahun ini tidak mengemudi Za. Karena dulu dia trauma, pernah mengalami kecelakaan hingga tidak bisa berjalan satu bulan, eh.. tadi tiba tiba berlari kesetanan membawa mobil sendiri. Kita yang melihat tentu saja syok." Jawab Hanan menjelaskan.

Zi yang kena omel dari semua, jadi merasa semakin menyesal. Tapi demi tuhan, dia tidak sengaja.

Sedangkan Eza yang baru saja mendengar penjelasan dari Hanan seketika melihat kearah Zi tidak percaya. Bisa bisanya dia membahayakan nyawanya sendiri.

Zi yang dapat lirikan maut dari Eza, semakin menunduk takut. Apa dia juga akan kena marah dari Eza.?

Hanan yang melihat kakaknya ciut begitu, menganga tidak percaya. Benarkah ini kakaknya.?

"Zi.. lihat betapa khawatirnya keluargamu, mereka begitu menyayangimu, jadi jangan buat mereka khawatir lagi ya sayang.!" Ucap mama Eza lembut, memang seperti malaikat, Zi merasa terselamatkan.

"Iya .. makasih tante." Sahut Zi senyum, rasa takut yang tadi ia rasakan terasa menguap.

Setelah cukup lama mereka di sana, memastikan keperluan Eza sudah lengkap dan nyaman, akhirnya kedua keluarga itu berbincang bernostalgia waktu mereka masih bertetangga dulu.

Sampai tak terasa hari sudah larut.

"Ya sudah.. kalau gitu kamu pulang dulu istirahat ya sayang. Biar om dan tante yang ngurus Eza di sini. Pasti kamu capek kan.?"

"Maa...!" Rengek Eza tidak setuju. Dia ingin bersama Zi di sini.

Hanan yang melihat temannya merengek semakin menganga tidak percaya. Apa ini yang namanya gila karena cinta, dia jadi bergidik, melihat kelakuan teman dan kakaknya.

"Tidak apa apa tante. Untuk malam ini biar Zi yang menemani Eza. Tante dan semuanya bisa istirahat di rumah. Besok bisa gantian kan. Lagi pula kalau Zi pulang, sepertinya akan ada yang ngambek. Bisa tambah runyam nanti." Ucap Zi melirik Eza

Sedangkan yang dilirik justru senyum menyebalkan.

"Ya sudah kalau begitu. Kami pulang dulu ya nak.!" Yang di balas anggukan oleh Zi dan Eza.

.

Kini tinggal mereka berdua.

Sejenak ruangan itu hening.. Zi yang sibuk merutuki dirinya sendiri atas semua tindakannya. Dan Eza yang tersipu malu, dengan semua perlakuan Zi hari ini. Apalagi saat ia nendengar penuturan dari Hanan tadi, dan juga Zi yang bersedia menemaninya malam ini..semakin melebarlah senyumannya yang sejak tadi dia tahan.

chased by loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang