Hari ini Zi menjalankan rutinitas sehari hari, yaitu berangkat kekantor melakukan kewajibannya. Mau bagaimanapun dia sudah tanda tangan kontrak. Jadi dia harus bertanggung jawab mengenyampingkan masalah pribadinya . Walau sebenarnya dia malas sekali bertemu dengan bosnya.
Setelah siap dengan penampilannya. Zi keluar rumah menuju kantor. Saat sampai di depan rumah, sudah ada dua orang pria berdiri di depan pagar beserta mobilnya. "Mereka kenapa ada di situ ?" Pikir Zi bingung.
"Ayo kita berangkat bareng.!" Ucap Keduanya bersamaan membukakan pintu mobil.
.
"Loh Zi belum berangkat.?" Eh .. nak Eza dan, siapa ya.? Ucap ayah Zi bingung melihat satu orang lagi berada di depan rumahnya itu. Eza membalas dengan senyum sopan, sedangkan.
"Ah . Perkenalkan nama saya Fano om. Teman kuliah Zi dulu, dan sekarang juga teman satu kantor." Jawab Fano sambil menyalami tangan Ayah Zi.
Ayah melihat kearah Zi yang hanya mengangkat bahu tanda tidak tau apa apa .
"Zi mau berangkat bareng siapa.?" Tanya Ayah.
Zi melirik kearah Eza yang penuh harap. Kemudian kearah Fano yang sedang tersenyum ,seperti di manis maniskan.
"Zi... Berangkat sendiri saja ayah." Tanpa perduli dengan dua orang yang sudah menunggunya,. Zi berpamitan sama ayah. Dan berjalan lurus tanpa melihat kebelakang.
Sedangkan ayah yang di pamiti, merasa tidak enak dengan kedua pria menyedihkan di depannya itu.
"Kalau gitu om ke dalam dulu ya." Atau mau mampir ngopi dulu.? Ucap ayah melihat dua orang itu bergantian.
"Lain kali saja om." Jawab Eza memberi salam lalu pergi meninggalkan kediaman Ayah Zi. Sedangkan Fano yang melihat Eza sudah pergi juga turut berpamitan dan pergi.
Ayah yang melihat kelakuan dua pria itu hanya geleng geleng kepala. "Dasar anak anak jaman sekarang".
.
Zi masih menunggu di halte bus.. sampai sebuah mobil berhenti di depannya.
"Masuk.!" Perintah orang di dalam mobil setelah membuka kaca mobil.
Zi hanya melirik tanpa minat.
"Masuk Zi..... Pilih masuk sendiri atau saya gendong?"
Zi masih betah di tempat duduknya tidak bergeser sedikitpun.
"Sepertinya kamu memang lebih suka saya gendong ya..? Ok.! " Ucap Eza bersiap keluar mobil.
Zi yang melihat bosnya mulai membuka pintupun kelabakan. Dengan cepat masuk kedalam mobil. Jangan sampai dia benar benar di gendong. Bisa malu berkepanjangan kalau sampai hal itu terjadi.
Eza yang melihat Zi akhirnya nurut. Tersenyum puas. Ah... Bikin gemas saja. Mobil melaju pelan menuju kantor.
Sedangkan di belakang. Fano yang menyaksikan adegan itu hanya tersenyum miris.
Di perjalanan menuju kantor. Di dalam mobil, Zi menyibukkan diri dengan ponsel walaupun di sana tidak ada yang menarik.
Dari pada canggung. Berdua dengan bosnya saat ini benar benar tidak membuatnya nyaman.Sedangkan Eza yang sedang menyetir. Sesekali melirik wanita pujaan hatinya itu. Dia bertekat akan membuat Zi jatuh dalam dekapannya. Tidak ada yang boleh memiliki Zi selain dirinya.
.
Menurut Zi ini waktu terlama yang ia rasakan salama ini menuju kantor. Entahlah,
Sampai tiba di parkiran kantor. Akhirnya Zi bisa lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
chased by love
Short StoryZayna maharani, yang biasa orang memanggilnya Zi, tidak menyangka ucapan asalnya di masa lalu akan berakibat fatal untuk masa depannya. Sebastian Fahreza, orang terdekatnya biasa memanggilnya Eza, seorang CEO salah satu perusahaan ternama di kota...