Zi keluar setelah dari kamar mandi. Belanja bulanan sesuai yang di perintahkan kanjeng mami.
"Kamu ini anak perawan Zi . Jangan di biasaain bangun siang. Nanti kalau kamu sudah bersuami siapa yang akan menyiapkan keperluan suami kamu.?"
"Aduh maa.. Ini jadi belanja enggak.?!"
"Kamu ini di bilangin orang tua nglawan terus. Mama ini sudah tua. Sudah pengen nimang cucu. Kamu tidak perduli dengan perasaan mama" ucap mama dengan nada sedih.
"Iya iya..! Zi bakal terima siapapun yang melamar Zi dalam waktu dekat." Ucap asal Zi supaya mamanya ini berhenti bikin drama.
"Bener ya Zi.. mama simpan rapat rapat janji kamu ini." Jawab mama senang
"Iy__"
"Assalamualaikum.?" Sibuk berdebat sampai tidak sadar ada yang bertamu.
"Walaikumsalam." Jawab Zi dan mama bersamaan. Melihat siapa tamu yang sudah ada di depan pintu yang memang sudah terbuka. Mama mempersilahkan tamu itu. Sedangkan Zi masih terkejut melihat siapa yang datang. "Mau apa bosnya datang ke rumah.? Dan dari mana bosnya ini tau alamat rumahnya.?" Berbagai pertanyaan melintas di otak Zi yang masih kebingungan.
"Ada perlu apa ya..?" Tanya mama karena memang sepertinya dia belum pernah melihat laki laki tampan di depannya itu.
"Perkenalkan tante.. nama saya Sbastian Fahreza. Tante bisa panggil saya Eza. Kedatangan saya kemari mau melamar anak tante. "Zayna Maharani". Jawab Eza tanpa basa basi. karena Eza tidak sengaja mendengar percakapan Zi dan mamanya tadi. Maka dia tidak mau membuang kesempatan ini. Sungguh sebuah keberuntungan bukan.
Alangkah terkejutnya Mama yang mendengar itu.. secepat inikah tuhan mengabulkan doanya.
Sedangkan Zayna mendengar itu semakin syok. Zayna sungguh kebingungan.. apa apaan ini.? Sebenarnya apa yang terjadi saat ini.? Apa ini mimpi.? Tanpa sadar Zi menepuk nepuk pipinya sendiri.
Mendengar tepukan di pipi Zi.. mama dan juga Eza menoleh ke sumber suara. Dengan muka mama yang berbinar dan Eza yang penuh harap bersamaan melihat Zi.
Dan tatap tatapan itu terhenti, saat Zayna ambruk. Yah.. Zi pingsan, sepertinya kena mental.
.
Mengerjab pelan akhirnya Zayna sadar. Melihat sekelilingnya ada mama, ayah, Hanan dan terakhir. Eza.?
Jadi semua yang terjadi tadi bukan mimpi.? Setelah sadar situasi yang terjadi. wajah Zi menjadi murung. Apa yang harus dia lakukan sekarang.?"Kamu sudah sadar Zi.?" Baru sadar ternyata tangan kanannya digenggam oleh Eza.
Setelah Zi tenang. Akhirnya semua berkumpul di ruang tamu. Sang ayahlah yang kini jadi pemimpin.
"Jadi apa maksud dan tujuan kamu datang kesini nak Eza.?"
"Saya mau melamar Zayna om.! Dengan yakin Esa menjawab
"Berapa lama kamu kenal dengan Zi.?
"Saya sudah kenal Zi dari kecil om.. tapi baru bertemu lagi tiga bulan ini."
Zi yang mendengar itu semakin bingung. Kenal dari kecil katanya.? Tapi Zi masih betah di mode diamnya.
"Dia Eza pa. Anak om sebastian, Tetangga kita dulu, yang pindah keluar negri." Saut hanan menjelaskan. Walau Hanan sudah lama tidak bertemu. tapi dia sama sekali tidak lupa. Sebab setiap ada waktu luang, Eza dan dia masih sempat bertukar kabar lewat ponsel.
" Ooh.. jadi kamu Eza yang dulu gemuk itu.? Astaga kamu sekarang sangat berbeda ya.? Semakin tampan, sampai tidak di kenali." Ucap papa Zi mengangguk.
" Tapi apa kamu yakin mau melamar putri om.? Kamu tidak lupa kan kalau putri om ini kakak Hanan. Yang artinya dia lebih tua juga dari kamu.?"Tidak om.... Saya sudah menaruh hati pada putri om dari waktu saya kecil. Jadi saya sangat yakin mau menjadikan putri om istri saya.! Mohon di restui." Jawab Eza penuh harap.
"Maaf. Zi permisi sebentar." Tanpa menunggu jawaban. Zi keluar rumah entah kemana. Yang jelas di pikiran Zi kali ini hanya ingin menenangkan diri.
Eza melihat itu jadi gelisah. Kenapa Zi pergi begitu saja.?
"Ma. Pa. Hanan boleh bicara berdua sama Eza .?" Dan di beri anggukan oleh mereka.
.
Setelah tinggal mereka berdua.. Hanan mulai bertanya.
"Maksud kamu apa Za . Kalau semua ini hanya main main lebih baik menjauh dari kakak.!"
"Apa Aku terlihat main main Han.? Seperti yang ku katakan tadi. Aku sudah lama suka sama Zi. Kamu tau alasan saat dulu aku menangis tidak mau pindah. Itu karena aku tidak mau berpisah dari Zi.!
Melihat Eza yang begitu serius. Kini Hanan yakin kalau Eza benar" mencintai kakaknya. Karena Hanan kenal seperti apa Eza. Jadi kini Hanan akan merestui hubungan mereka. Walau Hanan tau, Eza akan sedikit kesulitan mendekati kakaknya yang keras kepala itu. Yah .. tugasnya hanya memberikan restu. Untuk akhir.? dia hanya bisa mendoakan.
.
Di lain tempat.. Zi duduk di ayunan taman dekat rumahnya. Dia terus berfikir, kenapa tiba tiba dia mendapatkan cobaan seperti ini.
Stelah dia ingat ingat.. mulai dia wawancara dulu, memang sudah terasa janggal. Sampai dia tau bahwa, Bosnya adalah teman kecilnya Hanan dan juga tetangganya dulu. Jadi, apa dia sudah dipermainkan oleh orang sebaya adiknya.? Harga dirinya terasa anjlok. Mengingat betapa bodohnya dia tiga bulan ini.
Terhanyut dengan pikirannya sendiri tidak terasa ,taman sudah mulai sepi menandakan hari mulai siang. Dengan matahari yang sangat terik ini siapa yang mau panas panasan. Tapi untuk kali ini, Zi belum mau berpindah tempat. Biarlah dia merasakan panasnya sengatan matahari.
"Zi... "
Zi menoleh, dan di sana ada Hanan yang berjalan mendekat kearahnya.
" Aku tau kamu pasti syok dan tidak mengira hal ini terjadi. Tapi aku melihat keseriusan dalam diri Eza, Zi. Dia benar" sayang kamu. Aku tau Eza tidak akan sembarangan mengenai soal hubungan. Apalagi ini hubungan menyangkut dua keluarga."
Hanan menatap kakaknya menunggu jawabannya. Tapi yang dia dapat hanya tatapan yang seolah bertanya
"Kau membelanya,?""Aku tidak membela dia karena dia temanku Zi.. tapi aku menyampaikan apa yang ku lihat."
Zi menunduk.. memikirkan apa benar yang ucapkan Hanan.? Tapi bagaimana bisa.? Dan selama tiga bulan ini pun dia juga tidak merasa di dekati Eza. Semua berjalan sesuai tempatnya.
"Apa kau mau berbicara dengan Eza.? Dia ada di sana". Sambil menunjuk kearah Eza yang berdiri tidak jauh dari tempatnya.
Zi yang masih diam saja, Hanan anggap tidak menolak. Dengan perlahan Hanan menjauh. Sedangkan Eza yang mendapat kode dari Hanan segera mendekati Zi.
"Kenapa.?"
Bukan Eza. Melainkan Zi yang lebih dulu buka suara.
"Kenapa bapak melamar saya.. selama tiga bulan ini saya tidak merasa ada yang spesial dari perlakuan bapak.! Tapi kenapa.,?"
Zi tidak melanjutkan ucapannya. Entahlah, kekesalannya membuatnya tidak mau melanjutkan perkataannya.
"Apa kau ingat Zi ... Saat dulu saya akan pindah. Apa yang kau ucapkan padaku.?"
.
See you next chapt....😊

KAMU SEDANG MEMBACA
chased by love
Short StoryZayna maharani, yang biasa orang memanggilnya Zi, tidak menyangka ucapan asalnya di masa lalu akan berakibat fatal untuk masa depannya. Sebastian Fahreza, orang terdekatnya biasa memanggilnya Eza, seorang CEO salah satu perusahaan ternama di kota...