Netta berjalan dengan senyuman bahagia yang tampil di wajahnya. Cewek dengan dasi ditangan itu menyapa setiap orang yang melaluinya, entah dikenal ataupun tidak.
Melihat Naomi dan Hazela yang tengah duduk di taman, cewek itu kemudian berlari menghampiri keduanya.
Netta memeluk erat leher kedua sahabatnya itu, membuat mereka kesusahan untuk bernapas.
“Aduh Ta, leher gue, susah napas nih!” protes Hazela. Gadis itu berusaha melepaskan pelukan Netta yang semakin erat.
Sial! Sepertinya Netta punya dendam kesumat pada dirinya!
“Ta, lepas ih! Bisa mati gue nanti kalau gak napas, Ta!” Naomi melepas paksa pelukan Netta.
Bukannya merasa bersalah, cewek itu malah senyam-senyum, seolah tidak melakukan apapun.
Hazela menatap garang pada Netta yang duduk manis disebelahnya, bahkan meminum susu kotak yang tadi dibelikan oleh Naomi di kantin.
“Heh, susu gue itu!” pekik Hazela tak terima saat ia menggoyangkan kotak susu itu, ternyata sudah habis.
“Ups, gak sengaja,” balas Netta santai.
Rasanya, Hazela ingin sekali menjambak rambut cewek didepannya ini. Jika saja itu Sora, maka yakinlah, sudah tadi Hazela berkelahi.
“Ihh, gue nggak mau tau! Pokoknya ganti susu kotak gue, Ta! Yang kemasannya gede!” suruh Hazela sambil melipat kedua tangannya di dada.
“Enak aja, yang tadi 'kan kemasannya kecil Maimunah, masa iya gue ganti yang kemasan gede, untung banyak dong lo!”
“Gak mau tau! Pokoknya ganti atau—”
“Atau apa?”
“Atau gue ngamuk!”
“Ngamuk aja, gak ngaruh kok sama gue,”
“Ihhh Netta!! Gantiii, gue haus ini!!!”
Netta menepis tangan Hazela yang berusaha menarik dirinya agar berjalan ke kantin lagi untuk membelikan dirinya susu.
“Udah, kayak anak kecil deh lo berdua, nanti kalau lewat gue beliin lagi.” ucap Naomi.
Senyuman Hazela langsung merekah. Cewek itu memeluk Naomi dengan semangat. “Makasih Bunda Naomi yang baik hati dan tidak sombong, gak usah beliin Netta, buat gue aja.” Hazela menatap sinis pada Netta yang melotot.
“Heh—”
Bruk!
Netta mendongak saat ucapannya terhenti karena benda yang jatuh didepannya.
Cewek itu menatap kotak berwarna hijau yang ada didepannya saat ini. Itu 'kan kotak tadi.
“Lho—”
“Gue nggak butuh,”
Hazela dan Naomi mengangkat pandangan pada sosok yang baru saja membuang kotak makan didepan mereka. Itu Hann! Dan, tidak sendiri, ada Steve, Farrel, juga Arya.
“Tapi ini buat kamu Hann, aku udah masak—”
“Gue nggak butuh, lagian siapa yang nyuruh lo buat masakin gue? Nggak ada 'kan?”
Naomi yang melihat cara bicara Hann sudah berbeda langsung menarik Netta agar duduk disebelahnya.
“Itu makanan, kalau lo nggak mau, bisa kasi baik-baik 'kan? Kenapa harus lo buang kayak gitu.” ujar Naomi sambil menatap sinis pada Hann.
“Bukan salah gue, salah temen lo yang nyimpen makanan di loker gue tanpa minta izin.” balas Hann.
“Emang harus izin dulu? Kenapa? Harusnya lo bersyukur udah di masakin sama Netta,”
KAMU SEDANG MEMBACA
SEIGEN
Teen Fiction"Lo gak aneh? Dimana-mana ya, peraturan sekolah yang paling pertama itu pasti tentang kedisiplinan atau nggak tentang absensi, tapi ini, dilarang buka gedung tua dengan gembok besi di bagian Barat sekolah." °°° Berawal dari ketidaksengajaan mendenga...