NETTA mengayuh kan kedua kakinya berjalan masuk ke dalam salah satu apotik tujuannya hari ini. Setelah kelas berakhir di tutup dengan presentasi juga titipan tugas dari Ibu Nira, mereka memilih bubar dan kembali ke asrama guna mengistirahatkan tubuh dari aktivitas full. Akan tetapi berbeda dengan gadis berambut kebiruan ini, ia lebih memilih loncat pagar belakang sekolah dan keluar untuk membeli sesuatu di apotik.
Tidak ada yang tahu dirinya kabur dari sekolah, baik Naomi maupun Hazela karena kedua perempuan itu tengah sibuk, Naomi dengan olimpiadenya bersama Steve dan Hazela yang entah kemana menghilang selepas kelas selesai tadi.
Mata tajam milik Netta beradu pandang dengan seorang wanita berbaju putih tepat di depan bagian pelayanan obat. Gadis itu berjalan dengan cepat ke arah sana.
“Kenapa lama? Kamu tuh udah di tungguin dari tadi sama Dokter Adin, tapi keburu beliau ada telfon ya udah di tinggalin kamu.” omel wanita itu. Baju seragam putih menandakan bahwa ia seorang apoteker yang tengah bertugas.
“Jalanan tadi macet Kak, makanya Netta telat dateng. Lagian Dokter Adin nggak ada konfirmasi dulu kalau mau ketemu sama Netta. Harusnya 'kan dia ngabarin dulu gitu kalau mau ketemuan bahas masalah ini.”
Wanita itu merotasi kan bola matanya, tangannya terangkat memegang sebuah plastik hitam kecil yang berisi sesuatu.
“Kata Dokter Adin minum sesuai anjuran dia, nggak boleh lebih, kamu tau 'kan ini bahaya, obat keras, kalau sampai kamu konsumsi terlalu banyak takutnya nanti ada efek samping yang berlebihan banget ke kamu.”
Setelah menerima plastik kecil itu, Netta kemudian membayarnya lalu keluar dengan cepat. Tidak lupa masker di wajahnya sudah terpasang, tidak lucu jika di jalan pulang nanti ia bertemu dengan salah satu anak-anak merpati. Sore seperti ini 'kan Farrel biasanya keluar membeli sesuatu bersama dengan Hann.
Ngomong-ngomong soal Hann, entah kenapa Netta merasa bahwa cowok itu sekarang lebih perhatian padanya. Tersengat listrik atau kejedot pintu ia juga tidak tahu, belakangan ini Hann selalu datang ke kelasnya setelah semua anak-anak di dalam kembali ke asrama. Bukan hanya itu, setelah kejadian beberapa hari lalu di sungai, Hann seperti menghilangkan jarak di antara mereka. Padahal dulu, melihatnya saja Hann mana mau, lah sekarang?
Selepas kejadian waktu hari ketika ia memberikan kotak makan di kelas, Netta merasa Hann seperti ingin mendekat padanya, namun pikiran dan hatinya berkecamuk dan memberontak, mengatakan bahwa semuanya hanya ilusi semata. Tidak mungkin lelaki yang selama ini ia kejar-kejar bahkan rela bertengkar dan menurunkan egonya kini berbalik mendekatinya? Sangat tidak masuk akal.
Baru saja ingin menyebrang jalan, kakinya berhenti saat melihat dua orang yang tidak asing di dalam cafe dekat jendela. Netta mengucek matanya, apa mungkin itu Hazela juga Jeva? Tapi, jika memang itu mereka sedang di cafe sore-sore seperti ini?
Niat hati ingin menghampiri keduanya berhenti setelah ia sadar bahwa jika ke sana pasti Jeva akan bertanya dari mana sore-sore seperti ini? Tidak mungkin ia berkata hanya keluar mencari udara segar saja. Netta memilih pergi, mungkin lain kali saja ia bertanya pada kedua manusia itu.
Sedangkan di balik cafe, Jeva yang tengah mematikan ponselnya setelah menelfon sang Bunda mengerutkan dahinya melihat seorang perempuan menyebrang jalan raya yang penuh kemacetan. Sangat mirip dengan Netta.
“Itu Netta ya?” tanya Jeva pada Hazela yang asik makan sejak tadi.
“Mana kak?”
Mata keduanya terarah pada perempuan tadi, namun baru saja Hazela ingin melihat lebih jelas, target tatapan mereka sudah masuk ke dalam angkutan umum.
“Salah liat kali Kak, mana mungkin Netta sore-sore kayak gini di luar, paling tidur di kamar asrama.” kata Hazela kemudian melanjutkan makannya.
“Semoga sih, karena kalau itu dia tempat yang di kunjungi pasti apotik. Otomatis kalau orang ke Toko obat pasti lagi sakit.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SEIGEN
Teen Fiction"Lo gak aneh? Dimana-mana ya, peraturan sekolah yang paling pertama itu pasti tentang kedisiplinan atau nggak tentang absensi, tapi ini, dilarang buka gedung tua dengan gembok besi di bagian Barat sekolah." °°° Berawal dari ketidaksengajaan mendenga...