halo, selamat datang di cerita ini, semoga kamu suka sama bagian ini ya!>
happy reading all🤍🤍🤍
—oOo—
Kipas angin yang terus berputar sejak tadi sudah dimatikan oleh cewek dengan rambut di cepol satu yang duduk di dekat jendela besar. Ia menatap layar laptopnya yang terus menyala sejak tadi, menampilkan daftar-daftar orang yang harus ia selidiki, sudah banyak file-file yang dirinya hapus karena tidak cocok dengan pencarian. Menyetel lagu agar dirinya tidak bosan menatap begitu banyak tulisan yang harus ia baca.
Hazela—gadis itu berdiri untuk mengambil minuman soda yang ada di kulkas kecil. Meneguknya hingga tandas lalu kembali ke tempatnya, ia harus segera menyelesaikan semua analisis berkas ini, jika tidak dirinya bisa pingsan berdiri menghadapi begitu banyak file lagi yang harus ia analisa.
Berhubung Naomi dan Netta sedang tidak ada di asrama, maka dirinya bisa bebas melakukan apapun itu tanpa takut ketahuan. Jujur saja, Hazela belum bisa mengatakan segala apapun yang ia lalukan kepada dua orang itu, walau sudah kenal dengan mereka cukup lama, namun mulutnya seakan keluh saat ingin mengatakan hal tersebut.
Hazela terkejut saat menoleh dan mendapati seseorang yang tengah duduk santai di atas tempat tidurnya. “KAK GIO!”
Gadis itu berjalan dengan terburu-buru, mematikan laptopnya yang masih menyala. Bahaya jika kakak kelasnya itu lihat apa yang sedang ia kerjakan saat ini.
“Hai cantik,” sapa Gio dengan penuh senyuman diwajahnya.
“Ngapain lo disini, kalau ada yang liat gimana Kak?!”
“Aman kok nggak bakalan ada yang tau kalau gue disini, tadi udah gue cek, nggak ada siapapun disini selain kita.”
“Iya tapi Kak ngapain lo disini?” Hazela sudah berdiri didepan Gio, namun lelaki itu malah semakin memperbaiki duduknya.
“Keluar nggak kak!”
Gio menatap Hazela, kemudian beralih mengambil ponselnya dalam saku celana. Menyalakan game online yang biasa ia mainkan dengan Farrel ataupun Arya, mencoba bermasa bodoh dengan apapun yang dikatakan oleh cewek di hadapannya ini.
Hazela—cewek itu menghembuskan napasnya dalam-dalam, sepertinya ia harus memaksa agar lelaki itu keluar dari kamarnya dengan cepat, ia tidak mau jika nanti Naomi ataupun Netta kembali dan mendapati mereka berdua dalam kamar, hellow, apa kata dunia nanti. Dan lagi, ia tidak mau berita-berita seperti ini sampai ke telinga Leon, baru saja ia baikan dengan pacarnya itu, Hazela tidak mau jika hubungan mereka harus renggang lagi karena orang yang sama—Gio Melvin Eleseo.
“Kak mending lo keluar deh sekarang, gue nggak mau kalau sampai ada yang liat lo disini, bisa bahaya tau nggak, mereka bakalan mikir yang macem-macem.” ujar Hazela.
“Mereka atau pacar lo aja yang mikir kayak gitu, hm?”
“Ya pokoknya gitu, gue cuma nggak mau hubungan gue sama Leon hancur lagi Kak, kita baru aja baikan setelah kejadian tempo hari, gue nggak mau kalau dia salah paham lagi, terlebih kalau dia tau kalau kita-”
“Kita satu kamar.” Gio menaruh ponselnya di atas nakas Hazela. “Apasih yang lo liat dari pacar lo itu, Zel, dia nggak baik buat lo,”
KAMU SEDANG MEMBACA
SEIGEN
Teen Fiction"Lo gak aneh? Dimana-mana ya, peraturan sekolah yang paling pertama itu pasti tentang kedisiplinan atau nggak tentang absensi, tapi ini, dilarang buka gedung tua dengan gembok besi di bagian Barat sekolah." °°° Berawal dari ketidaksengajaan mendenga...