hai, apa kabar? semoga kalian semua selalu sehat🤍
selamat membaca semua!>
—oOo—
Setelah kembali dari ruangan latihan hari itu, Naomi cenderung diam dan tidak banyak bicara. Bahkan di kamar asrama saja, biasanya cewek itu akan berteriak-teriak memanggil Netta dan Hazela, tetapi hal itu tidak lagi berlaku beberapa hari belakangan ini.
Perempuan itu lebih tertutup dan tidak banyak interaksi dengan orang-orang di sekitarnya, entah karena faktor apa, bahkan kedua sahabatnya itu juga tidak tahu perihal kenapa sikap gadis tersebut berubah dalam sekejap.
Seperti saat ini, berulang kali Netta menyenggol lengan cewek itu, tetapi tidak di hiraukan olehnya. Bahkan guru didepan sana bertanya padanya, Naomi tidak membalas atau meresponnya.
“Naomi, kamu sakit? Dari tadi saya perhatikan kamu tidak fokus di mata pelajaran saya? Kamu ada masalah?” tanya Bu Nisa.
Guru Matematika itu berjalan mendekati meja Naomi, ia berdiri sembari melipat kedua tangannya di depan dada. “Netta, kenapa dia kayak gini?”
Netta mengedikkan bahunya, ia saja tidak tahu kenapa gadis di sebelahnya ini berubah seperti kerasukan sesuatu. “Saya nggak tau Bu, memang beberapa hari ini Naomi cenderung diam,” jawab Netta.
“Dia ada ngeluh sesuatu atau apa gitu?”
“Nggak ada tuh Bu,”
“Ya sudah kalau begitu, cukup sampai di sini pelajaran hari ini, ingat tugas yang Ibu berikan, minggu depan sudah harus ada dan di tampilkan dalam bentuk powerpoint,”
Bu Nisa melangkah ke depan, merapikan buku-buku miliknya. Sebelum keluar, beliau sempat berbicara dengan Netta dan Hazela yang duduk di depan Naomi.
“Ibu akan tanyakan kepada wali kelas kalian, nanti kalau ada kabar Ibu sampaikan.”
“Makasih Bu,”
Setelah kepergian Bu Nisa, kedua remaja itu menatap Naomi dengan heran. Memang benar, semua orang juga merasakan perbedaan dari gadis itu, tetapi Naomi tidak pernah bercerita kepada keduanya jika ia melihat hal seperti saat di tempat latihan hari itu.
“Ini Naomi kenapa sih kayak orang kerasukan, diam aja, ngomong gitu, atau apa. Bikin takut anak orang aja,” kata Netta.
“Ho'oh, bikin gue merinding anjir, udah kayak kemasukan setan,” balas Hazela.
“Tapi kayaknya emang kerasukan jin deh, coba lo pegang tangannya Ze, dingin banget gila!”
Hazela memegang telapak tangan cewek itu, benar apa yang di katakan oleh Netta. Tangan Naomi begitu dingin, membuatnya dengan cepat melepaskan genggaman tersebut. Ia juga manusia normal, wajar jika takut akan hal seperti ini. “Wah bener kata lo Ta, Naomi kerasukan jin yang ada di Tuyul Mbah Yul itu,”
Seketika tangan Hazela di pukul keras oleh Naomi, membuat Netta tertawa ngakak di tempatnya. “Sakit Mi, lo ada-ada aja mukul nggak bilang-bilang dulu,” ujar Hazela.
“Ya emang ada orang mukul bilang dulu?” Netta bertanya kepada Hazela, membuat perempuan itu menggeleng, benar juga ya.
“Lagian lo bilangin gue pake kerasukan jin lah, setan lah, apaan coba, nggak waras lo berdua.” ucap Naomi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEIGEN
Teen Fiction"Lo gak aneh? Dimana-mana ya, peraturan sekolah yang paling pertama itu pasti tentang kedisiplinan atau nggak tentang absensi, tapi ini, dilarang buka gedung tua dengan gembok besi di bagian Barat sekolah." °°° Berawal dari ketidaksengajaan mendenga...