SEIGEN : BAGIAN 29

21 6 4
                                    

halo, selamat datang di bagian ini, semoga kamu suka ya(人 •͈ᴗ•͈)

selamat membaca semua!>

—oOo—

Hari senin, waktu di mana orang-orang sibuk dengan banyak pekerjaan yang menanti mereka, baik dari orang tua, pedagang, orang perkantoran, ataupun anak sekolahan. Begitupun yang tengah dirasakan oleh Gio—ketua OSIS itu tengah sibuk mondar-mandir membereskan sesuatu. Sejak 3 jam yang lalu, Gio terus berjalan kesana-kemari, membawa selembar kertas di tangannya.

Satu frekuensi dengan Gio, Sora—anak model itu tengah duduk menunggu cowok yang entah kemana perginya tadi. Gadis cantik itu memainkan apa saja yang ada di depannya saat ini, sembari menunggu kepulangan laki-laki itu dari luar.

Sora melihat-lihat apa saja yang ada didalam ruangan Gio yang rapi itu. Begitu banyak kertas yang ada didalam sebuah kardus, di tambah ada foto keluarga lelaki itu yang mungkin sengaja di pajang olehnya. Senyuman manis nampak terpatri di wajah gadis itu, melihat foto-foto keluarga lelaki yang dikaguminya selama 2 tahun menjadi siswi di sekolah ini.

Tangan Sora terangkat untuk mengambil sebuah bingkai foto yang diletakkan di dekat lampu belajar cowok itu. “Kak Gio, kenapa ganteng banget sih,” gumamnya pelan.

Kembali menaruh foto tadi, Sora merasa dirinya semakin tertarik untuk melihat hal-hal apa saja yang ada didalam ruangan belajar Gio. Mulai dari gitar listrik yang ada di sudut meja, gambar-gambar abstrak yang di koleksinya, mainan Lego yang di pajang didalam sebuah lemari kaca yang tidak terlalu besar, lalu matanya jatuh pada sebuah benda yang ada didalam kotak kaca.

Merasa penasaran, Sora membuka lemari yang tidak dikunci itu, mengambil benda tadi yang berupa pita rambut. “Cantik banget, punya siapa ya? Masa Kak Gio nyimpen punya kakaknya di asrama.” Sora masih terus memperhatikan pita itu, benda berwarna biru langit dengan sebuah hiasan permata putih di pinggirnya, begitu menarik perhatian model Merpati HS tersebut.

“Cantik bangett lagi, Kak Gio di mana ya belinya, gue mau juga.” terlarut dalam menatap benda tadi, Sora tidak sadar saat pintu dibuka oleh seorang cowok dengan keadaan baju seragam sekolah yang sudah berantakan, dan dasi yang sudah tidak terpasang dengan benar.

Mengalihkan atensinya pada Sora yang tengah menatap sebuah benda, raut wajah laki-laki itu dalam sekejap berubah menjadi datar. Ia menjalankan kedua tungkainya menghampiri Sora yang masih setia memandangi benda tadi.

Gio merebut paksa pita itu dari tangan Sora membuat perempuan itu terkejut hebat. “Lo apa-apaan sih buka-buka barang gue, gak sopan!” Gio menaruh pita tadi didalam kantung seragamnya.

“Kak, bukan gitu maksud gue, tadi itu gue cuma mau liat sebentar karena pitanya cantik, itu aja.”

“Dan ada yang suruh lo obrak-abrik barang-barang gue? Nggak ada kan?!”

“Tapi kan gue nggak ngambil Kak, kenapa lo malah marah-”

“Keluar.” Gio menatap datar pada Sora yang kini seperti kebingungan, lalu menyodorkan kertas tadi yang sudah di tandatangani oleh Kepala Kesiswaan. “Ini proposal lo, sekarang keluar dari ruangan gue!”

Sora mengambil kertas itu, kemudian dengan raut wajah masam juga penasaran cewek itu berjalan keluar, mungkin mood Gio sekarang sangat tidak baik, akan sangat parah jika dirinya masih tetap disini, mengingat raut wajah Kakak kelasnya itu yang seketika berubah datar tanpa ekspresi saat melihat dirinya memegang pita tadi. Memangnya salah jika ia memegang benda itu, lagipula sepenting apakah benda tadi sampai-sampai dirinya tidak boleh menyentuhnya?

SEIGENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang