"Balik aja! Lanjut mulung sana!" sarkas Andika mengejek.
"Apaan sih! Pemulung kok di sini, ngotorin aja," tambah Ferdi tak kalah jahat.
Zain yang dicaci pun hanya mampu diam. Percuma dia menanggapi. Dua pria di hadapannya tak pernah jera untuk mengejeknya. Lagi pun jika dia membalas juga akan percuma.
Zain memilih balik badan tanpa menghiraukan ucapan dua orang di depannya. Tapi belum sempurna dia melangkah. Kaki Andika sudah melayang dan tepat mengenai punggung Zain.
Dia pun jatuh tersungkur. Beruntung tangannya masih sanggup menahan. Sehingga wajahnya tak langsung mengenai tanah.
"Dasar penakut!"
"Lemah!"
"Laki apa laki tuh!" ejek Andika dengan kasar.
"Aku bukan penakut, hanya saja malas menanggapi pengecut."
"Lo ngatain kita pengecut!?" tanya Ferdi dipenuhi amarah.
"Emang gitu kan kenyataannya? Mana ada pengecut yang berani sendirian?" balas Zain tenang. Pria itu berdiri kemudian pergi begitu saja.
Jujur dia malas menanggapi temannya. Teman? Yakin bisa disebut teman?
"Yee ... malah nyelonong gitu aja! Dasar miskin!"
Bugh
Andika terpeleset saat ingin menarik kerah belakang Zain. Mendengar suara jatuh, Zain pun berbalik arah.
"Makanya! Jangan suka ngehina! Dapat akibatnya kan! Rasain!" seru Zain kemudian pergi.
~~~
Tulisan terakhir dari tema pemulung, karya daizi_afshin
KAMU SEDANG MEMBACA
Liburan Produktif
Short StoryKumpulan fiksi singkat dengan berbagai tema karya para anggota selama liburan Desember 2021.