Hanya Sampingan

19 3 0
                                    

"Huh...." Tania menjatuhkan karung yang sudah terisi setengah itu ke tanah. Dia mendudukkan diri di bawah pohon pinggir jalan. Tangan kanannya mengusap peluh di wajah.

Gadis berusia dua belas tahun itu mengibas-ngibaskan pakaian, ingin mengurangi gerah akibat bergerak di bawah terik matahari demi mengumpulkan barang bekas yang dapat ditukar uang.

Melepas tas lusuh dari leher, Tania mengeluarkan botol minum yang dibawanya dari rumah.

Tepat saat Tania akan membukanya, sebuah suara menyapanya, "Panas banget, ya, Nak!"

Tania menoleh, mendapati seorang perempuan paruh baya berkaos biru pudar sedang menyender. Di sebelah tangannya terdapat karung yang belum terisi banyak. Sementara tangan yang lain mengusap-usap tenggorokan.

"Ini, untuk Ibu." Tania menyodorkan botolnya. Meski sama ingin minum, tetapi Tania berusaha menahannya. Dia tak tega membiarkan orang tua kehausan lebih lama.

"Terima kasih." Wanita itu tersenyum lebar sebelum meminumnya.

"Sama-sama."

"Kamu tidak sekolah?" Melihat penampakan gadis di depannya yang masih sangat muda, wanita itu penasaran karena di jam belajar malah berkeliaran di jalanan.

Tania menunduk. "Saya baru lulus SD, dan tidak melanjutkan," ucapnya lemah. Mengingat fakta itu membuat raut wajahnya berubah sendu.

"Kenapa?"

"Keluarga saya kurang mampu. Bapak saya sakit, sedangkan adik ada empat. Jadi, saya harus membantu ibu memulung."

"Tapi kamu mau sekolah lagi, kan?"

Tania mengangkat muka dengan mata berbinar. "Mau. Andai diberi rezeki, saya tidak akan menyia-nyiakannya."

"Kalau begitu ayo ikut Ibu." Wanita itu bangkit dan mengulurkan tangan.

"Ke mana?"

"Ke sana." Wanita itu menunjuk rumah megah yang ada di seberang mereka.

"Itu...."

"Rumah saya."

Mulut Tania sedikit menganga. Mengetahui sosok pemilik yayasan sekolah swasta terkenal ada di depan mata, rasanya sungguh tak dapat dipercaya.

Dengan gemetar Tania menunjuk karung yang dibawa si wanita. "Lalu ini...." Dia tak sanggup melanjutkan, lidahnya terlalu kelu.

"Hanya kegiatan sampingan, untuk olahraga dan membersihkan lingkungan."

~~~

Tulisan keempat dari tema pemulung, karya salwariamah

Liburan ProduktifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang