Paper Bag

15 3 0
                                    

"Laskar! Ayo cepatlah turun!" Instruksi sang mama telah terdengar. Namun, lelaki ini tak beranjak dari tempatnya. Ia sibuk memilih beberapa pakaian yang ia letakkan di atas kasur.

"Pakai warna hitam atau navy, ya? Kalau hitam aku sudah sering memakainya, tapi kalau navy ... tak cocok dengan celanaku. Aku juga tak punya warna lain."

"Apa aku pakai warna hitam lagi?" Dengan cepat Laskar mengganti pakaiannya. Namun saat ia bercermin, wajahnya kembali kusut.

"Tak cocok! Mengapa aku begitu aneh? Apa aku coba pakai warna navy?" Lelaki itu kembali mengganti pakaiannya dengan warna navy.

"Ini terlihat ... sangat aneh! Oh, Ya, Tuhan, aku harus pakai baju apa?" tanyanya bingung sambil duduk di tepi kasur. Sudah beberapa kali ia menatap pakaiannya, tapi tak ada satu pun yang cocok dengan dirinya hari ini.

Hingga pada akhirnya, suara pintu terdengar karena sang mama telah datang dengan wajahnya yang begitu kesal. "Laskar! Kenapa belum turun? Ini sudah jam berapa? Mengapa kamu belum juga memakai pakaian?"

"Laskar bingung mau pakai baju apa, Ma."

"Kenapa bingung? Pakaiannya 'kan sudah Mama siapkan," ungkap mama.

"Emang iya? Kapan? Kenapa Laskar tak tahu?" tanya lelaki itu heran.

"Makanya kalau orang tua bilang itu didengar, jangan asyik main game terus! Pakaiannya sudah Mama letakkan di atas mejamu, di dalam paper bag." Mendengar itu langsung saja Laskar memeriksa paper bag di atas mejanya, dan benar di sana sudah ada seragam yang harus Laskar pakai. Tidak bewarna hitam juga bukan navy, tetapi warna army yang dipadukan dengan cokelat.

"Mama tunggu lima menit!"

~~~

Tulisan pertama dari tema labil, karya toetikhdhyh_

Liburan ProduktifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang