Hujan Sebagian

8 3 0
                                    

Menunggu adalah hal yang tidak menyenangkan bagi kebanyak orang. Seperti halnya yang dilakukan Kejora saat ini. Dia sedang menunggu seseorang di bawah pohon rindang.

"Ish, Starla ke mana sih? Bisa-bisa jamuran nih kalau aku kelamaan nunggu dia di sini," keluhnya.

Gadis itu kemudian mendongakkan kepalanya, matanya melihat langit yang sudah murung. Itu pertanda ia akan segera menangis. Namun, temannya belum juga datang.

"Tuh 'kan udah mau hujan lagi. Perasaan dari rumah dia ke taman ini gak nyampe seabad deh," gumamnya.

Di liriknya jam yang melingkar di tangannya sudah menunjukkan pukul lima sore. Dia datang ke taman ini pukul setengah empat, karena mengira temannya akan menetapi perkataannya yang memberitahu bahwa dia akan datang pukul tiga sore, namun sampai saat ini belum juga terlihat batang hidungnya.

"Ya udah, aku pulang aja. Starla emang gak bisa dipegang omongannya."

Kejora pun memutuskan untuk meninggalkan tempat itu, namun baru satu langkah, dia mendengar seseorang memanggil namanya. Alhasil dia pun membalikan tubuhnya 180 derajat.

"Ya ampun, Starla! Aku udah mau pulang, kamu baru dateng. Nungguin kamu itu udah kayak nungguin jodoh, lama tau," keluhnya.

"Iya, maaf. Tadi disuruh Ibu dulu ke warung," ujar Starla.

"Kaki aku tuh udah pegel, mana di sini banyak semut, terus mau hujan. Eh, dengan gampangnya kamu bilang maaf," ocehnya dengan tangan yang dilipat di atas perut.

"Iya, terus aku harus ngapain? Jangan marah-marah, nanti cepet tua loh!" titahnya.

"Eh, eh ... kok kerudung aku basah, ya? Tuh 'kan hujan, kamu sih lama datengnya," omelnya sambil memegang kerudung yang terasa basah.

"Tapi kok ke aku enggak, ya? Masa hujannya cuman di kepala kamu doang?" Starla heran.

Lalu keduanya mendongakkan kepala, sontak keduanya terkejut karena melihat sesuatu di atas sana. Setelah itu mereka saling bertatapan.

"Berarti itu bukan hujan, tapi air kencingnya kucing," ungkap Starla.

"Dasar, kucing gak ada akhlak!"

~~~

Tulisan ketiga dari tema hujan, karya Tiaratrii22

Liburan ProduktifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang