"Alhamdulillah ada bintang, berarti terang. Semoga acara malam ini lancar," ujar Rizquna.
"Aamiin," balas Dhifa.
Menatap langit penuh harapan untuk kesuksesan acara malam di bumi perkemahan. Memang anak pramuka tak takut hujan. Tapi acara pramuka, lebih tepatnya perkemahan bisa berubah seketika ketika hujan melanda. Dan langsung menggunakan planning kedua.
Belum ada lima menit, langit langsung menurunkan tangisannya. Satu menit selanjutnya tangisan itu berubah menjadi deras.
"Panitia, gimana ini evakuasinya!?" tanya sang kakak ketika hujan mulai deras.
Seketika bumi perkemahan menjadi riuh. Bingung dengan barangnya sendiri-sendiri.
"Segera amankan barang ke aula. Jangan ada barang elektronik tertinggal di tenda! Segera berteduh ke aula!" perintah Dhifa pada peserta perkemahan.
Dalam sekejap tenda yang semula penuh barang, berubah jadi genangan air. Ada beberapa tikar yang masih tertinggal di dalam tenda.
"Gak jadi api unggun nih?" retoris Rizquna menatap bumi perkemahan yang menjadi genangan air.
Kayu bakar yang sudah disiapkan pun basah terkena tumpahan langit. Seketika harapan menyalakan api unggun pun musnah.
~~~
Tulisan keempat dari tema hujan, karya daizi_afshin
KAMU SEDANG MEMBACA
Liburan Produktif
Short StoryKumpulan fiksi singkat dengan berbagai tema karya para anggota selama liburan Desember 2021.