45. Voices In The Dark

280 88 130
                                    


Sebelum baca aku mau kasih tau kalau chapter ini sampai 3200 words😭 yah siapa tau kalian mau berbaik hati meninggalkan jejak berupa vote dan komentar.

Karena aku suka banget bacaian respon kalian walau memang jarang aku balas satu persatu:) but it's really made my day, dan bikin aku senang melanjutkan cerita ini. So, segitu aja enjoy this.

Peluh membasahi pelipis dan dahinya, yang bergerak turun ke sekujur tubuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peluh membasahi pelipis dan dahinya, yang bergerak turun ke sekujur tubuh. Nafas lelaki itu tersengal, dahinya mengernyit kontras dengan alisnya yang terpaut menjadi satu. Jauh di sana, di bawah alam sadar ia berdiri di dalam kegelapan. Tanpa cahaya, bahkan redup pun tak tampak. Ia berlari sekuat tenaga dengan kecepatan di atas normal yang ia bisa ketika sadar kegelapan itu berubah menjadi malam.

Malam penuh hujan, istananya berdiri kokoh dengan bebatuan. Levi menaiki anak tangga, walau ia memiliki kecepatan tinggi, rasanya kekuatan itu perlahan hilang. Ia sampai di suatu ruangan gelap yang diterangi temaram bulan di sisi jendela.

Di sana, gadis itu terbujur kaku. Darah merah menggenang lantai. Air matanya langsung lolos begitu saja. Sekali lagi, ia bahkan gagal untuk menyelamatkannya.

"Jill!" Suaranya serak, kedua tumpunya lemas. Ia tergopoh menghampirinya, duduk bersimpuh membiarkan darah mengenai celana dan sepatunya.

"Jill, bangun Jill." Levi menarik tubuh itu, menepuk pipi halus gadis di depannya. Sadar gadisnya tak kunjung bereaksi, air mata itu jatuh semakin deras.

"Jill..." Ia menarik Jill ke dalam pelukannya, menangis sungguh pilu. Siapapun tahu, sesuatu dalam dirinya ambruk, hancur dalam satu malam. Tangisannya sungguh menderita.

"Kamu gagal membalas kematian orang yang kamu cintai bukan?"

Suara itu menggema seisi menara. Levi langsung mendongak, melihat ruangan sekitar dengan hampa. Tak lama tubuh gadis di depannya lenyap, bagaikan serpihan kaca kemudian menyebar mengelilinginya. "Jill.." Panggilnya lagi.

"Raja gila itu membantai seluruh kaum mu karena cemburu buta." Suara itu terdengar lagi, namun lebih dekat.

Levi menoleh ke sumber suara. Di pojok ruangan, dibagian paling tergelap yang tak disinari rembulan. Siluet hitam berdiri dengan tegap.

"Kini ia telah kembali." Siluet itu kembali berujar. "Nicander telah kembali."

Perlahan sosok itu berjalan, mendekatinya dengan pasti. Levi bisa melihat seorang perempuan berambut hitam legam sepanjang pinggang. Gaunnya senada dengan rambutnya dihasi beberapa batu berlian mencolok di tangan dan lehernya. Wajahnya rupawan, tersemat senyum tergelap yang tak pernah ia lihat.

"Sudah saatnya kamu membalas kematian keluargamu, rakyatmu, juga yang kamu cintai."

"Bisakah?" Levi balas bertanya, tatapannya masih sehampa pertama kali ia melihat Jill terbujur kaku di hadapannya.

ALATURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang