21. Red

486 133 49
                                    


Akhirnya kan! Setelah sekian purnama akhirnya Alaturi up lagi

Abisan gue pusing layout semua alur perchapter ini cerita ada di notes hape gue yang meledak. Gue jadi bingung mau ngetik nya. Udah mah fantasy alurnyaa kudu mikir eh malah lenyap.

Tapi yaudahlah, berhubung gue sayang sama ni cerita jadi tetep gue lanjut.

Sekian vomment jangan lupa.

Ruangan itu seketika senyap, Logan nampak terlihat bangga dengan pembuktian yang ia lakukan hingga menyebabkan tetesan darah keunguan jatuh ke lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan itu seketika senyap, Logan nampak terlihat bangga dengan pembuktian yang ia lakukan hingga menyebabkan tetesan darah keunguan jatuh ke lantai. Keanu seketika berdiri menatap darah itu dengan seksama kemudian menutup mulutnya lebay.

"So you are really a Dentra one?! Oh my god! Oh my....god. Impressive." Ujarnya dengan bisikan di paling akhir.

Leo syok, tentu saja siapa yang nggak kelojotan ketika tangannya disayat sampao bocel alias luka. Apalagi darahnya tercecer kemana-mana.

"LO MAU BUNUH GUE?!" Tuduhnya seketika sembari mundur beberapa langkah. Mengabaikan Emma yang sudah sakit kepala di tempat.

Kamarnya udah macam TKP pembunuhan berantai--oke mungkin terdengar lebay. Tapi keramik putihnya sudah ternodai keunguan.

"Gue punya salah apa sama lo? Jangan bilang lo suruhannya dia?!" Leo masih histeris sambil menunjuk Emma dengan tak terima.

"Gue kan abis kasihin lo contekan!" Sewotnya merasa terhina dengan semua perlakuan ini.

"Ssst manusia! Tolong jangan berlebihan, gue cuma gores lo doang nggak mau bunuh lo! Eh salah deng lo bukan manusia! Jadi gini ya Dentra nyasar, gue tuh mau memastikan doang!" Logan langsung melenyapkan pisau di genggamannya.

"Memastikan apaan? jelas jelas lo mau bunuh gue?!" Leo masih ngotot.

Ini malah jadi galakan yang dicelakai daripada yang menyelakai. Harusnya kan Leo merasa terintimidasi.

Emma buru-buru mendekat perlahan sambil mencoba menenangkan. "Leo! Leo! Tenang! Ambil nafas, tahan, buang. Ambil nafas tahan buang. Ikutin gue!"

"Diem! Gue udah nggak percaya lagi sama lo! Lo itu serigala berbulu kucing! Jangan harap gue masukin jadi list calon teman! Lo udah bukan calon teman!"

Emma melotot. "Apaan? Jadi selama ini lo baru menganggap gue calon teman? Gitu ya lo?! Tega ya lo?!"

Kerusuhan super saling mengotot itu memakan waktu hingga lima belas menit lamanya untuk meyakinkan Leo bahwa dia nggak bakalan jadi korban pembunuhan malam ini.

Mereka berakhir duduk melingkar dengan Leo pasang kuda-kuda siap menghindar jikalau dua kutu kupret yang mengaku berasal dari dunia lain ini mengancan keselamatannya.

ALATURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang