2. Wake Up

969 174 13
                                    


Ia membuka matanya perlahan, terganggu dengan sebercak sinar matahari yang mengintip dari celah gordennya. Mulutnya menguap lebar lantas mantanya menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 7 pagi. Helaan nafas keluar dari mulutnya, Emma terdiam sebentar untuk mengumpulkan sisa sisa nyawanya yang berpencar entah kemana.


Jakarta Internasional High School, sekolah Emma untungnya menetapkan jam 8 pagi sebagai jam masuk, berbeda dengan sekolah lain yang menetapkan pukul 7. Lima menit diam tanpa melakukan apapun, Emma pun segera bangun dan berdiri di depan cermin besarnya. Menatap dirinya yang masih mengenakan baju sekolah lengkap. Ia mengernyit menatap penuh tanya rompi coklat yang membungkus tubuhnya.

"Ini rompi siapa yak?"

Ia terdiam cukup lama, pandangannya mengedar menatap kamarnya yang lebih mirip seperti korban bencana. Boneka Teddy dimana-mana, beberapa baju yang tergeletak begitu saja di atas lantai.

Ah dia lupa habis diputusin kemarin.

Dia ngamuk besar, lantas----OH! dia masuk ke dalam cermin? Matanya melotot lebar kemudian kakinya melangkah mendekat pada benda persegi besar itu, menyentuhnya dengan hati-hati. Nggak ada yang aneh, masih tetap seperti cermin kamar miliknya.


"Pinjem, buruan, nanti gue balikin."


"Pegasus!"


Dia menepuk jidatnya segera. Lantas melepas rompi coklat tersebut dan menatapnya. "Gue ketemu dua cowok aneh, naik pegasus, masuk ke castle, ketemu Raja yang mukanya seumuran adek gue! Nggak mimpi lah gue nih!"


Bagus, sekarang rompi milik makhluk dunia lain terbawa olehnya.


"Nih, balikinnya harus wangi, harus pake downy, gue nggak mau pakai yang lain."


Ia meringis, pasalnya Emma nih sudah setia mati sama molto. Masa sih dia harus murtad ke downy demi sebuah rompi.

Bentar, itu nggak penting.

"Gimana cara gue balikinnya ya cuk?!"

Cklek

"Kak?"

Julian berdiri di depan pintu dengan roti selai di mulutnya, dirinya sudah siap dengan seragam sekolah yang lengkap. "Lo belom mandi? Buruan nanti telat, gue ogah banget disuruh bersihin toilet."

"Jul."

"Hah?"

Emma menggeleng. "Nggak jadi."

Julian berdecak. "Nggak jelas, yaudah buru kebawah sebelum Mamah ngomel kayak rumus matematika, alias panjang kali lebar."

Pintu kembali tertutup. Ia menaruh asal rompi itu di atas tempat tidurnya, mengambil handuk bersih dalam lemari dan masuk ke kamar mandi.

10 menit kemudian keluar dengan rambut basah dengan handuk yang terlilit ditubuhnya. Ia menggulung asal rambut panjangnya lantas mengenakan seragam bersih.

Masih dengan handuk yang tergulung di rambut, Emma keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga menatap ketiga anggota keluarganya yang sedang sarapan.

ALATURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang