14. Cultellus

589 151 99
                                    


Emma melongo dibuat keheranan dengan penampakan empat sosok di depan pagar rumahnya. Siapa yang nggak kaget empat makhluk rupawan dari belahan dunia lain berdiri dengan sok iye di depan rumahnya ketika ia baru saja mau berangkat ke sekolah.

"Demi kancutnya Thanos yang kekecilan, kalian ngapain di sini?!" Tanyanya heboh.

Logan mengernyitkan dahinya dan menoleh pada Keanu. "Gimana dia tau kalau kancutnya Thanos itu kekecilan?"

"Well, secara teknis kancut di beberapa departement store punya ukuran yang super kecil dengan bahan strechy. Kalau lo beneran udah nonton avangers, lo bisa liat kalau pantatnya Thanos itu super gede, ya jadi make senses aja kalau kancutnya kekecilan." Keanu menjawab lancar hasil dari pemikiran seriusnya pagi ini. Di samping itu Izzul nampak memutar bola matanya malas.

"Apa Thanos beserta kancutnya itu hal penting? kita di sini punya misi."

"Tapi Jul, gue belom nonton Avangers. Itu film apa ya? terakhir kali gue ke dunia manusia TV nya aja masih item putih." Livander menyahut.

Emma mendesah kesal dan kembali bertanya dengan nada tinggi. "Gue tanya kalian ngapain berdiri di depan rumah gue?!"

"Berani-beraninya lo membentak seorang Raja Dentra dasar rakyat jelata!" Livander berujar murka, sedangkan Izzul sudah mode siap siaga dengan mata yang sudah berubah warna silver dalam sekejap.

"Ya mak-maksud gue-----"

"Tolong kalem! Lo nggak liat Ibu-Ibu yang lagi belanja sayur pada ngeliatin kita? Gue nggak mau ya ada kasus mamak-mamak heboh ngeliat lo pada ngeluarin senjata dari tangan kosong!" Keanu berujar berusaha menenangkan situasi sedangkan Emma sudah mundur sambil menganggukkan kepala paling setuju.

Tak lama kemudian pintu pagar terbuka lebar, Julian muncul dengan helm di tangannya. Ia hendak pergi ke sekolah tentunya bersama Emma. Tak lupa di depan pintu kedua orang tuanya berdiri mengantar kedua anaknya sekolah, ciri khas keluarga cemara nan bahagia.

"Kak, lo bareng temen-temen lo?" Tanya Julian sambil menatap keempat pemuda yang berdiri di depan pagarnya.

"Hah? enggak. Mereka bukan temen gue."

"Gila jahat banget ini manusia." Keanu mendesah sedih.

"Yaampun Emma, kenapa nggak bilang kalau kamu dijemput sama temen-temen?" Suara Ibu yang riang berbunyi, Ibu nampak berjalan terburu-buru ke arah pagar diikuti dengan Ayah. "Ini anak-anak ganteng kenapa nggak pernah diajak main ke rumah my dear?"

"Ha? Mah mereka ni----"

"Kalian kok pake baju bebas? seragamnya mana?" Tanya Ayah.

Keanu langsung tersenyum ramah bak manusia muda seumuran Emma yang bertemu dengan orang tua temannya. "Pakenya di sekolah nanti Om."

"Oh, kalian anak baru?" Julian ikutan bersuara. Sedangkan Logan langsung melongo, bingung mau jawab apa.

"Kenalin nama gue Ceval." Livander bergerak maju mengambil alih. "Di panggil Cece." Sahut Izzul kurang ajar.

"Nggak! Panggilnya Val aja. Nama lo siapa wahai rakyat jelata?"

Hening.

Emma langsung menoleh menatap ekspresi kedua orang tuanya yang melongo.

Logan tertawa lebar sambil memukul bahu Livander heboh mencoba menyelamatkan situasi. "HAHAHAHAHA! Temen saya ni memang suka bercanda manggilin orang rakyat jelata. Sori ya, itu cuma bercandaan aja kok bro." Katanya sokap pada Julian.

ALATURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang